EXPONTT.COM – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melalui UPTD Perbenihan Tanaman Pangan dan Holtikultura melaksanakan kegiatan pengenalan dasar-dasar pertanian kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) Inpres Nonbes Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sektor pertanian merupakan kegiatan produksi yang secara luas tujuannya dapat menyediakan kebutuhan pangan, energi, obat-obatan, dan berbagai keperluan hidup bagi manusia di bumi.
Kebutuhan tersebut akan terus tersedia jika dikelola dengan baik. BBH (Balai Benih Koltikultura) Oelbubuk, yang terletak di Desa Nonbes Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang, merupakan salah satu BBH Model yang diharapkan dapat merevitalisasi fungsinya dari sekedar menjadi produsen bibit/benih hortikultura menjadi lokasi AgroEduwisata.
“Konsep AgroEduwisata ini dipilih sebagai konsep pengembangan BBH Nonbes karena melalui konsep ini maka lokasi ini dapat menyediakan tempat untuk berwisata sambil belajar tentang pertanian (agro),” Kepala UPTD Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Semuel Frenclin Keffi, kepada awak media, Jumat (1/11/2023).
Menurut Semuel, perlu diingat bahwa Agroeduwisata merupakan konsep yang memadukan sektor pertanian dan pariwisata untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Dengan menggabungkan antara kegiatan pertanian dengan kegiatan pariwisata, maka konsep agro eduwisata dapat memberikan manfaat ganda bagi pengembangan sektor pertanian dan pariwisata,” jelasnya.
Menurut Samuel, dari sisi pendidikan, balai benih Hortikultura menyadari bahwa penyuluh dan generasi muda pertanian sebagai aktor yang dapat memajukan system pertanian perlu perhatian serius.
“Saat ini kurangnya peminat generasi muda pertanian, dikarenakan bidang pertanian yang identik dengan hal yang kotor, kumuh, melelahkan, penghasilan tidak tetap, dan menurut mereka bidang yang tidak dapat menjanjikan dalam karirnya nanti,” ujarnya.
Rendahnya minat generasi muda pertanian mengakibatkan tidak ada lagi penerus atau regenerasi dalam bidang pertanian.
“Jika hal tersebut tidak segera diselesaikan, sektor pertanian tidak berkembang dan akan berimbas pada menurunya jumlah kebutuhan pangan,” katanya.
Samuel menambahkan, murid-murid sekolah dasar yang merupakan generasi Z dan Alpha perlu dikenalkan pada sektor pertanian.
Sebab, generasi yang lahir di era industri 4.0 ini sangat dekat dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga, diharapkan mereka dapat mendorong perubahan dalam sektor pertanian lewat kemajuan teknologi saat ini.
“Sangat penting untuk memberikan literasi pada anak-anak bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam melimpah,” tambahnya.
Untuk itu kegiatan ini dibuat dalam rangka memperkenalkan budidaya pertanian khusnya budidaya pertanian hortikultura kepada generasi muda dimulai dari Anak Sekolah Dasar (SD).
“Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah, untuk memberikan wawasan dan pemahaman dasar mengenai dunia pertanian kepada siswa, menumbuhkan minat dan kesadaran tentang pentingnya perhatian dalam kehidupan sehari-hari
Menumbuhkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan,” terang Samuel.
Ia berharap, siswa-siswi di SD Inpres Nonbes Kabupaten Kupang, dapat mengetahui tentang budi daya perbenihan pertanian serta manfaatnya.
“Diharapkan siswa-siswi dapat meningkatnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan lahan pekarangannya agar lebih optimal meningkatnya keterampilan siswa dalam menanam benih jeruk, membuat kompos dan memelihata tanaman,” bebernya. (**)