♦ Selama 10 Tahun gelontorkan hampir Rp. 1 Triliun dana nanggur merah
FRANS Lebu Raya adalah pemimpin monumental. Selama sepuluh tahun, Frans Lebu Raya punya program Anggur Merah. Ini program monumental karena selama 10 tahun dana digelontor langsung ke rekening kelompok masyarakat di seluruh pelosok desa. Sampai akhir masa jabatan 16 Juli 2018, dana yang terserap langsung ke masyarakat capai Rp 1 Triliun. Dana ini sunggu membantu masyarakat yang membutuhkan modal usaha kecil dan menengah. Ini fakta yang tidak dapat dibantah siapapun. Ada kekurangan sana sini, tetapi sangat positif dengan cara ini,” Ini satu cara sesuai nurani saya sejak awal bercita-cita jadi gubernur.” Pernyataan ini disampaikan dalam setiap kesempatan. Nada dering HP Frans Lebu Raya juga nada anggur merah.
Kalau pada acara syukuran 13 Juli 2018 di GOR Oepoi Frans Lebu Raya meneteskan airmata, karena program ini sukses. Tangisan seorang Frans Lebu Raya adalah tangisan kebahagiaan, tangisan karena program membantu rakyat secara langsung dihentikan oleh habisnya masa jabatan.
Tetapi Frans Lebu Raya tidak akan berhenti bantu rakyat. Frans berjanji, jika terpilih rakyat pada Pemilu 2019, maka tangan kasihnya tetap Ia ulurkan.
Syukuran tersebut sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Tuhan dan para leluhur yang telah menjaga dan melindunginya selama 10 tahun (2008-2013 dan 2013-2018) memimpin NTT, sebuah provinsi yang terdiri dari pulau-pulau dengan topografis wilayah yang sangat berat.
Ditinjau dari sisi administrasi pemerintahan, masa jabatan Gubernur Frans Lebu Raya dan Wakilnya Benny A. Litelnoni akan berakhir pada 16 Juli 2018.
Saat tiba di halaman Gedung Olahraga (GOR) Oepoi Kota Kupang, Gubernur NTT bersama Wakilnya Benny Litelnoni disambut dengan dendangan tarian yang ditampilkan oleh putri-putri pilihan Nusa Flobamora–sebutan khas untuk NTT.
Suasana haru itu sangat terasa tatkala Gubernur dan Wakilnya disambut sejumlah Asisten Setda NTT, para Kabiro di lingkungan Kantor Gubernur NTT serta para kepala dinas provinsi.
Gubernur Lebu Raya tak sanggup lagi menahan air matanya dikala menyalami satu per satu para pejabat yang dipercayakan selama ini untuk mendampingi dan membantunya dalam membingkai kehidupan dan kesejahteraan masyarakat NTT.
Saat memasuki GOR Flobamora, gubernur pun seakan tak sanggup lagi mendengar dendangan lagu “Bale Nagi”. Lagu ini mengajak rakyat Flores Timur di tanah rantau untuk kembali membangun kampung halamannya.
Gubernur Lebu Raya merasa tersentuh dengan lirik lagu tersebut, sehingga membuatnya tak sanggup lagi menahan air matanya. “Terima kasih ya atas dukungannya selama ini,” katanya saat menjabat tangan salah seorang ASN yang menjemputnya di pintu masuk GOR Flobamora.
Pria kelahiran Desa Watoone di Pulau Adonara, Kabuaten Flores Timur pada 18 Mei 1960 itu, sebelum menjabat sebagai Wakil Gubernur NTT periode 2003-2008 mendampingi (alm) Gubernur NTT Piet Alexander Tallo (saat itu).
Acara syukuran itu selain dihadiri oleh sejumlah ASN serta unsur Forkompimda, dihadiri pula oleh Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno serta sejumlah anggota DPRD NTT lainnya.
Gubernur Lebu Raya pada kesempatan itu juga memberikan penghargaan kepada Bank Indonesia Perwakilan NTT atas keberhasilannya dalam mengendalikan inflasi di NTT serta mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif di provinsi berbasis kepulauan itu. ♦ advetorial/wjr/antara