Devi Christian Belen: Garuda, kembalikan jenazah ke rumah Oeba

DEVI-Christian-Belen

♦ Pindahkan Jenazah ke Gatari Air, Garuda di Protes

DEVI Christian Belen sadaura kandung almarhum Antonius Victor Januarius Belen meminta pihak Garuda segera membawa peti dan jasad Antonius Victor Januarius Belen ke rumah si penerima jenazah Butje T.Lomalitna. Butje seperti tercantum dalam surat pengiriman cargo Garuda yang paling berhak menerima jenazah almarhum saudaranya. Penegsan ini disampaikan Devi kepada EXPO NTT di rumah Butje di Oeba Selasa 17 November 2015.
Devi mengkisahkan, “Jenazah diterbangkan dengan Garuda dari Denpasar Minggu 15 November 2015 siang. Saya yang membawa foto almarhum. Mendarat di El Tari jam 12.45 Wita. Dan saya turun dari pesawat langsung ke ruang tunggu, dan tetap membawa foto berukuran besar almarhum. Selain saya memang ada isteri Almarhum Ellen Ndolu. Lama menunggu di ruang tunggu, saya dan semua keluarga yang menjemput mencoba datangi ruang cargo Garuda. Ternyata peti jenazah belum ada. Mengapa tidak ada kami tidak tahu. Itu sebabnya, kami hari itu melapor ke Polda secara lisan tetapi tidak ada tanggapan sampai sekarang. Kami tetap tunggu kedatangan jenazah di rumah ini.Kami punya bukti kargo lengkap.”
Jika dalam beberapa hari pihak Garuda belum juga membawa jenazah ke rumah ini, tegas Butje, akan ditempuh langkah hokum.” Kami tidak main-main. Dalam surat cargo ats nama saya, saya dan seluruh keluarga besar yang harus terima jenazah itu di Bandara El Tari. Tenda duka, ruang untuk jenazah tidak akan kami bongkar sebelum jenazah dikirim pihak Garuda,” tegas Butje.
Dikisahkan Devi,” Juli 2015, saya datang ke Kupang menjemput almarhum, karena menderita ginjal bersama sang isteri Ellen Ndolu.Ia dirawat di RS Puri Rahardja Denpasar. Selama perawatan, almarhum dijaga oleh saya dan keluarga juga isterinya Ellen Ndolu.Tapi tidak berapa lama isterti almarhum pulang ke Alor. Tetapi saat almarhum sudah kritis isteri ikut mendampingi sampai meninggal dan ikut bawa jenazah ke Kupang. Sesuai manifest, jenazah itu dibawa ke Kupang dan sesuai tertera dalam surat dokumen pengiriman penerimaan jenazah ialah Pak Butje.Tapi entah kenapa mengapa jenazah itu belum juga sampai. Kami sudah klaim ketika turun pesawat tetapi pihak Garuda berkelit. Selanjutnya kami tidak tahu.Kami hanya menunggu jenazah saudara saya segera dibawa ke sini.”
Juga diwartakan media online,keluarga jenazah Tony Belen di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) protes terhadap maskapai penerbangan Garuda, Gatari Air dan PT Elang Nusa Cargo, akibat memindahkan jenazah atas dari satu pesawat ke pesawat lain di Bandara El Tari Kupang tanpa adanya konfirmasi kepada keluarga. Almarhum Tony Belen yang meninggal di Bali akibat sakit, lalu dikirim ke Kupang menggunakan maskapai Garuda tujuan Bali-Kupang, setelah tiba di bandara El Tari Kupang, jenazah tersebut tidak lagi dibawah ke cargo untuk pemeriksaan administrasi namun langsung dipindahkan ke pesawat Gatari Air dan langsung diterbangkan ke Pulau Alor walaupun bukan barang transit.
Tak menerima dengan tindakan tersebut, keluarga langsung mendatangi kantor maskapai Garuda dan Gatari Air untuk meminta pertanggungjawaban karena tujuan pengiriman jenazah yang tertera didalam manifest yakni Kupang bukan Alor. Pihak keluarga menilai apa yang dilakukan oleh maskapai Garuda dan Gatari Air merupakan sebuah pelanggaran besar yang harus di tindak oleh pihak berwenang seperti Kementrian Perhubungan maupun pihak Angkasa Pura I El Tari Kupang.
“Ini harus ditindak karena memindahkan barang milik orang di landasan tanpa konfirmasi dan tanpa adanya pemeriksaan administrasi di cargo, kami pemilik barang yang harus terima barang berupa jenazah ponaan saya, namanya tony belen. Kenapa dia sampai diterbangkan ke Alor, kan bukan barang transit jadi kami minta untuk kirim pulang. Manifestnya itu dari Bali ke Kupang. Kami konfirmasi ke Garuda, Gatari Air dan PT Elang Nusa Cargo yang mengirim mereka bilang tidak tau,” kata Buce Loimalitna, keluarga almarhum Tony.
Sementara itu pihak Gatari Air mengaku, mereka hanya menuruti permintaan PT Elang Nusa Cargo untuk mengirim jenazah ke Pulau Alor dan tidak tahu jika akan dipersoalkan oleh pihak keluarga karena manifest yang diserahkan pun sangat lengkap.
“Saya arahkan ke cargo dan pihak cargo menyatakan bahwa surat-surat sudah lengkap, otomatis manifest dibawah ke pesawat dan jenazah boleh naik. Kaitan jenazah itu ada masalah, terus terang saya tidak tau karena tidak ada pemberitahuan. Harusnya pihak Garuda tahan dulu sehingga saya rasa tidak ada masalah. Yang saya tau, saya terima jenazah di Kupang,” kata Air Service, PT Gatari Air, Muhamad Hamid. ♦ wjr/NTT-NEWS.COM