SAMPAH asal Rumah Sakit Umum Daerah Soe ditemukan banyak berserakan di pinggiran jalan dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Nonohonis, sehingga menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak baik bagi pengguna jalan dan masyarakart sekitar, demikian pengeluhan Imanuel Selan salah satu warga masyarakat Nonohonis Jumat 2 April 2016 kepada wartawan EXPO NTT di Nonohonis.
Ia mengatakan bahwa akhir akhir ini masyarakat sekitar TPA selalu disuguhi berbagai macam sampah dari rumah sakit seperti botol Infus, kantong plastik, jarum suntik maupun gardus yang sering diangkut menggunakan mobil truk merah setiap malam, akunya sehingga kelihatan sekali sampah berserakan di sepanjang jalan Sarah Japan Molo Utara, Imanuel merasa kesal dengan Pihak RSUD Soe yang bukannya membakar hangus sampah yang ada malah dibuang dan berserakan begitu saja dijalan, tentunya sangat dikuatirkan apalagi anak anak kecil sering pilih sampah seperti jarum suntik maupun botol infus untuk dijadikan barang mainan sehingga anak’anak bias saja terkontaminasi dengan penyakit, katanya.
Anggota DPRD TTS Komisi 4 Jusuf D Alle, S.Sos ketika dimintai komentarnya mengatakan bahwa semestinya RSUD Memperhatikan sekaligus memperbaiki sitem manajemen pengelolaan dan pengolahan sampah medis yang ada, karena sampah medis itu cukup berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga sangat dibutuhkan perhatian dan kehati hatian dalam membuang agar tidak berserakan dimana mana, apalagi membuangnya disembarang tempat, oleh karena Jusuf Salle diTemani Koleganya Yonatan Misa meminta pihak RSUD Soe untuk lebih professional memanfaatkan mesin pembakar sampah (Insenarator) yang ada agar dapat membakar habis semua sampah medis yang ada, “kalau me many mesinnya rusak, yah lakukan pengadaan mesin baru agar dapat mengatasi sampah yang ada”, tambahnya.
Direktur RSUD Soe dr. Karolin Tahun ketika diwawancarai diruang kerjanya membenarkan kondisi Mesin Insenarator milk RSUD yang saat ini dalam keadaan rusak , namun mengenai sampah medis yang ditemukan di sekitar TPA nonohonis menurut Dr. Ria itu bukan sampah dari RSUD soe, karena meskipun mesin pembakar sampah rusak tapi selama ini manajemen sampah di RSUD soe mengantisipasnya dengan melakukan pemilahan dan pwnjualan kembali pada sampah yang masih bisa dipakai kembali seperti sampah kardua dan botol infus sehingga sangat diyakininya sampah itu bukan berasal dari RSUD pasti dari tempat lain, jelasnya.
Seprianus Dambuk pegawai RSUD soe yang menangangi sampah menjelaskan bahwa saat ini RSUD soe memiliki 3 unit mesin Insenarator yang selalu dipakai untuk membakar sampah medis, namun sejak tahun 2009 sampai sekarang yang duanya tidak digunakan karena rusak, sementara yang dipakai hanya satu mesin saja yakni yang aktif digunakan di TPA Nonohonis, namun diakuinya bahwa mesin di TPA juga kapasitas pembakarannya kecil yakni sekitrar 10 kilo pembakaran, segingga kadang kala diisi dua sampai tiga kilo sampah saja proses pembakarannya bisa sampai berjam-jam baru selesai membakar sehingga sangat dibutuhkan mesin baru yang berkapasitas besar agar dapat membakar semua sampah yang ada. Pintanya. ♦ vic