Bank NTT Ajak Warga Pasar Kasih Naikoten Untuk Terapkan Pembayaran Non Tunai QRIS

EXPONTT.COM – Bank NTT dan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi NTT mengajak pedagang pasar Kasih Naikoten, Kota Kupang untuk menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

QRIS merupakan alat pembayaran digital atau non tunai yang cocok digunakan pada masa pandemi COVID-19, untuk menghindari penyebaran virus dan peredaran uang palsu yang belakangan marak terjadi di tengah masyarakat.

Menariknya, meski baru mengenal QRIS, tapi setidaknya ada 50-an orang pedagang di Pasar Kasih Naikoten Kota Kupang mulai bertransaksi menggunakan QRIS Bank NTT

Mereka berasal dari berbagai profesi, di antaranya pedagang sayur, penjual es, pedagang gula merah, tukang pangkas rambut, dan juga pedagang perabot rumah tangga.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, literasi dan inklusi keuangan merupakan komitmen dari Bank Indonesia, dan Bank NTT sebagai agen of development maupun lembaga keuangan, serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD).

Dalam komitmen tersebut, Bank Indonesia, Bank NTT dan TPAKD dituntut untuk harus menciptakan sistem pembayaran yang sehat, aman, mudah, murah, dan cepat. Satu-satunya cara untuk mewujudkan pembayaran yang sehat, aman, mudah, murah, dan cepat adalah menggunakan QRIS.

“Penggunaan QRIS membuat masyarakat terhindar dari praktek uang palsu, dan juga untuk menjaga kedaulatan uang, di mana selama ini ketika tidak ada uang kecil untuk pengembalian, maka ditukar dengan permen. QRIS adalah salah satu media untuk menjaga kedaulatan uang rupiah,” jelas Dirut Alex Riwu Kaho kepada wartawan di Pasar Kasih Naikoten, Selasa 24 Agustus 2021 dirilis dari humas bpd ntt.

Ia menambahkan, ke depan penggunaan QRIS akan disosialisasikan secara masif kepada para pedagang di seluruh NTT, sehingga bisa digunakan sebagai alat untuk bertransaksi.

Hari ini sekitar 50-an. Target kita sekitar 300. Mudah-mudahan teman-teman akan melanjutkan sosialisasi QRIS kepada pedagang di pasar Oebobo, Oesapa dan Kuanino. Semua pasar di NTT kita masuk untuk digitalisasi pembayaran,” imbuh Alex Riwu Kaho, yang juga adalah Ketua Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) Provinsi NTT itu.

Sementara Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Iriawan Atmaja menyampaikan, para pedagang pengguna QRIS akan mendapat akses kredit permodalan dari Bank, maupun dari lembaga keuangan lainnya.

“Jadi ini dalam rangka membangun ekonomi kita, sehingga pertumbuhan ekonomi kita mudah-mudahan di atas 7% di tahun-tahun mendatang,” kata I Nyoman Iriawan Atmaja.

Ia berharap, Bank NTT sebagai agent of development bersama Bank Indonesia, bisa menyosialisasikan penggunaan QRIS kepada pedagang pasar di seluruh Kabupaten/Kota di NTT.

Nelcy Ninu selaku pedagang sayur di Pasar Kasih Naikoten yang mulai menggunakan QRIS Bank NTT mengaku senang, karena bisa bertransaksi dengan mudah, cepat, dan sehat.

Saya akan gunakan QRIS setiap hari dan uang bisa langsung masuk ke rekening Bank NTT. Saya bisa mulai tabung, dan kalau kekurangan, bisa pinjam untuk modal,” jelas Nelcy Ninu.

Senada, H. Suhardiman yang berprofesi sebagai penjual es di Pasar Kasih Naikoten menyampaikan, setiap pengunjung bisa menggunakan QRIS untuk membeli es di tempatnya.

“Tadi sudah ada yang beli es pakai QRIS, dan uangnya langsung transfer masuk ke rekening,” tandas Suhardiman.

Dalam proses sosialisasi QRIS, ditutup dengan rombongan Dirut Bank NTT dan Kepala BI Provinsi NTT membeli sayur serta perabot rumah tangga, dan lansung dibayar menggunakan QRIS Bank NTT.

MENABUNG DI BANK NTT = MEMBANGUN NTT. ♦ wjr