EXPONTT.COM – Lima bulan pasca Badai Siklon Seroja melanda Nusa Tenggara Timur, bantuan stimulan yang dijanjikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum direalisasikan.
Warga pun mengaku kecewa pasalnya telah lama menanti janji dari pemerintah pusat. Tidak hanya kecewa, warga juga pasrah.
Benedikta, salah satu warga Kota Kupang yang terdampak Siklon Seroja mengaku belum mendapatkan konfirmasi dari pihak pemerintah.
“Kita sudah tunggu mau beberapa bulan terakhir, data juga sudah dikasih ke kelurahan tapi belum ada informasi lagi,” jelasnya, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jaga Rumah Sendirian, Seorang ART di Manggarai Ditemukan Meninggal di Kamar
Benedikta yang rumahnya ikut hancur diterjang Badai Seroja awal April lau mengaku dipindahkan dari tempat pengungsian setelah sebelumnya memilih menginap di rumah kerabatnya.
Meski tanpa bayaran tempat tinggal, Benedikta menyebut ia tidak bisa bertahan lebih lama di tempat itu.
Ia pun menaruh harapan pada janji pemerintah agar bisa terealisasi. Sekalipun janji pemerintah tidak bisa ditepati, Benedikta meminta adanya kejelasan dari agar warga tidak menaruh harapan penuh.
Warga lain yang terdampak Siklon Seroja, Fransiskus Ola juga mengatakan hal yang sama.
Baca juga: Senin 20 September 2021 Sekolah Tatap Muka Terbatas, SD dan SMP di Kota Kupang
Warga Lembata ini juga mengaku telah lama menanti bantuan stimulan yang sebelumnya dijanjikan pemerintah.
Ia kemudian mengenang momen kehadiran Presiden Jokowi ke Lembata pasca bencana. Kala itu, orang nomor satu di Indonesia menginstruksikan agar seluruh proses relokasi dan bantuan dapat disalurkan secepatnya.
Namun, rencana tersebut kemudian mulai tersendat dan tertunda hingga saat ini.
“Data kami sudah masukan ke pemerintah, kami sekarang di kebun-kebun saja. Tunggu realisasi pun tidak ada informasi lanjutan apapun,” katanya melalui sambungan telepon seluler, dikutip dari pos-kupang.com.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Pelajar di Singapura Kembali Belajar dari Rumah
Kepala BPBD provinsi NTT, Ambrosius Kodo, Minggu 19 September 2021, mengatakan, data jumlah rumah warga yang rusak akibat dampak badai siklon tropis seroja 3 – 5 April yang lalu sebanyak 55.615.
“Data-data itu rinciannya rusak berat 6433, rusak sedang 7.052 rusak ringan 42.130. Data tersebut sudah dikirim ke BNPB,” paparnya.
Menurutnya, proses di BNPB yang belum ada informasi lanjutan, membuat keterlambatan penyaluran ke masyarakat.
Dia mengaku, banyak masyarakat juga telah mengadu ke BPBD provinsi untuk itu, ia menegaskan segera berkomunikasi dengan pihak BNPB dalam waktu dekat ini.
Ambrosius meminta masyarakat terdampak untuk bersabar. Dia memastikan pihaknya segera menyurati Kepala BNPB untuk menyelesaikan masalah ini. ♦pos-kupang.com