Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Naibonat Kabupaten Kupang yang menghabiskan anggaran puluhan miliar rupiah oleh PT. Waskita Karya diduga tidak sesuai bestek. Pemkab Kupang didesa segera bentuk tim untuk memeriksa kontraktor pelaksana, konsultan perencana dan konsultan pengawas.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Jerry Manafe mengatakan hal ini usai melakukan peninjauan RSUD tersebut usai pembukaan pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit itu, Rabu 1 Juni 2016
“Yang saya lihat itu, yang paling penting dia punya instalasi listrik. Banyak yang terpasang seperti AC itu cCuma badannya saja tapi instalasinya tidak ada. Di IGD, diruang terima pasien pertama itu banyak instalasi O2, vacuum belum berfungsi semua. Ada apa dan kenapa bisa begitu? Dia punya atap semua, banyak pekerjaan yang tidak sesuai bestek. Kita perlu bentuk tim. Saya minta Pak Bupati bersama tim Irda bisa bentuk tim untuk lakukan pemeriksaan lebih intensif karena ini biaya besar ni,” jelas Jerry sambil menusuk salah satu bagian plafon yang bocor di lantai 2 menggunakan sapu yang ada disekitar ruangan itu.
Menurut Ketua DPD II Golkar Kabupaten Kupang ini, jika intalasi listriknya tidak bagus,semua peralatan yang akan rusak.
Dikatakan, yang kelola rumah sakit juga haruslah orang yang punya waktu dan inovasi. Kalau tidak rumah sakit itu tidak akan maju. Sehingga jika direktris yang ada saat ini tidak sanggup, sebaiknya mundur saja.
Selain itu, Jerry juga meminta kesejahteraan tenaga medis yang ada juga harus diperhatikan jika ingin mendapatkan suatu pelayanan yang bagus.
Ditanya langkah konkrit dewan usai melihat fakta di RSUD Naibonat, Jerry menegaskan akan mendorong Bupati agar bersama inspektorat daerah (Irda) segera membentuk tim untuk memanggil kontraktor dan konsultan.
“Saya kira kalau kita panggil direktris juga tidak ada guna karena dia hanya sebagai pengguna. Makanya saya bilang kita akan dorong Pemerintah bentuk tim supaya bisa tahu apa ini sudah PHO atau belum. Kalau sudah PHO dan sudah habis masa pemeliharaan maka harus segera digeser ke pidana karena dananya sudah beralih. Kalau masa pemeliharaan masih ada harus segera diperbaiki,” tegasnya.
Jeery menambahkan, jika pembangunan atap RSUD Naibonat menggunakan genteng maka seharusnya ada alumunium foil. Tapi kenyataannya, RSUD Naibonat tidak menggunakan alumunium foil padahal atapnya terbuat dari genteng.
Sementara itu Direktris RSUD Naibonat, drg. Tjokorda I. S. Febriana Suastika mengatakan, di RSUD Naibonat terdapat gen set berkekuatan 550 KVA yang siap memasok listrik seperdelapan detik begitu terjadi pemadaman listrik PLN.
Tjokorda mengakui gedung RSUD Naibonat butuh perbaikan dibeberapa tempat khususnya dibagian atap. Sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan PT. Waskita Karya selaku kontraktor yang mengerjakan gedung itu tapi kebocoran masih saja terjadi.
“Memang benar ada beberapa bagian gedung yang perlu pembenahan seperti atap. Kami sudah mencoba untuk memperbaikinya, Waskita juga tapi ketika hujan tetap saja masih bocor dibeberapa tempat. Kami selalu koordinasi dengan Waskita dan surat penegasan kami mungkin sudah 5 kali kami turunkan ke Waskita agar melakukan pemeliharaan gedung karena masih dalam masa pemeliharaan,” jelas Tjokorda.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Jerry Manafe kemarin sempat menyodok beberapa plafon yang telah rusak termakan air menggunakan sapu dan sempat menyalakan seluruh stop contak yang ada disalah satu ruang di lantai 2 gedung itu tapi hanya sebagian lampu saja yang menyala. ♦ epo
Pembangunan RSUD Naibonat Diduga Tidak Sesuai Bestek
