Yohanes S. Aoh, Mantan Bupati Ngada dan Nagekeo Meninggal Dunia

EXPONTT.COM – Publik Ngada dan Nagekeo hari ini berduka atas berpulangnya sosok pemimpin terbaik, Yohanes S. Aoh (Nani Aoh), pada usia 81 tahun. Almarhum Nani meninggal setelah melakukan perawatan medis di rumah sakit Hermina Depok, Jawa Barat.
Jasad almarhum disemayamkan di rumah sakit Karolus Jakarta, dan akan diterbangkan ke Nagekeo-Flores pada Senin 1 Agustus 2022.
Nani Aoh adalah satu-satunya bupati fenomenal di masanya, baik saat memimpin Ngada juga Nagekeo.
Dia adalah sosok bupati dengan karakter leadership yang kuat, populis, orator politik ulung, pekerja sejati, birokrat ulet, diplomat sejati, juga komunikatif dan humoris.
Saat menjabat Bupati Ngada, Nani Aoh nyaris memindahkan ibukota Ngada dari Bajawa ke Mbay, sesuai instruksi PP Nomor 65 Tahun 1998. Nani Aoh sudah sempat berkantor dari Mbay (gedung kantor DPRD) selama 3 hari dalam seminggu.

Mbay, oleh pemerintah pusat, ditetapkan sebagai kawasan pengembangan ekonomi terpadu (Kapet), ditangani oleh Gubernur NTT sebagai Ketua Kapet Mbay. Sayang program Kapet gagal, karena Gubernur kala itu tidak serius, tidak fokus. Nani Aoh sebagai Bupati Ngada pun tak bisa berbuat banyak karena tak punya otoritas atas program Kapet.
Nani pun geram oleh pandangan jika pengembangan ekonomi dan investasi di Mbay terhambat oleh persoalan tanah. Menurutnya, Gubernur dan timnya tidak memiliki program-program strategis untuk pengembangan Kapet Mbay.
Setelah berhenti memimpin Ngada pada 2000, Nani Aoh memilih pensiun dan tinggal di Jakarta. Pada 2006, Nagekeo pun dimekarkan dari Ngada, dan publik Nagekeo ‘memanggil pulang’ Nani Aoh untuk memimpin Nagekeo sebagai Bupati, meski usia Nani Aoh sudah 67 tahun, relatif sepuh. Di Kupang, gubenur dan bupati-bupati panggil Nani Aoh ‘senior’.

Nani Aoh pun terpilih sebagai Bupati Nagekeo pertama, periode 2008-2013. Elias Djo adalah penjabat Bupati Nagekeo (2006-2008), kemudian Elias Djo melanjutkan sebagai Bupati Nagekeo pada periode 2013-2018. Selepas 2018, Bupati Nagekeo dijabat Johanes Don Bosco Do.
Nani Aoh, berikut Elias Djo, telah meletakan pondasi untuk pembangunan Kabupaten Nagekeo. Nani Aoh melakukan banyak sentuhan kreatifitas untuk membangun Nagekeo, negeri sejuta Peo itu. Visinya, bersama wakil bupati almarhum Paulus Kadju, adalah menjadikan Nagekeo kabupaten yang kreatif.
Impian dalam membangun Nagekeo, menurut Nani Aoh, adalah bagaimana mewujudkan masyarakat yang sejahtera berdasarkan rasa kebersamaan dan solidaritas. Dengan menjunjung tinggi kebersamaan, cita-cita awal perjuangan akan terwujud karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak cepat lupa para penjasa.

Dan motto Nani Aoh untuk pembangunan di Nagekeo adalah “Ingatkan yang lupa, Benahi yang tercecer, Jemput yang tertinggal”, dengan strategi pokok pembangunan yakni mewujudkan Kabupaten Nagekeo yang kompetitif dan produktif.
Jika Elias Djo adalah sosok yang mempersiapkan infrastruktur dan kontestasi pemilihan Bupati pertama, lalu Nani Aoh memantabkan langkah pertama pembangunan Nagekeo. Publik Nagekeo mengapresiasi kerja keras Nani Aoh, apalagi kebesaran hatinya menanggung banyak kasus korupsi di eranya, akibat dari lemahnya pengawasan seorang pemimpin. Pejabat publik tentu harus siap menanggung risiko dari setiap keputusan atau kebijakan politik dan kebijakan publik yang melanggar aturan dan undang-undang. ♦ enbdeindonesia.com