Gubernur Kunjungi Karang Pesisir Rote dan Rapat Bersama Pemda

EXPONTT.COM – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat atau VBL sangat kritis dan peka. Tidak hanya berkaitan dengan tugas pokok dalam melayani warga NTT tetapi setiap aktivias dicatat dan diunggah dalam statusnya di Facebooknya Viktor Bungtilu Laiskodat. Mengawali September diawali dengan sapaan distautusnya,” Welcome September 2022! Kita mulai bulan ini dengan niat baik, kerja keras, cepat dan cerdas untuk NTT Bangkit NTT Sejahtera.

Pagi tadi saya ditemani senior bapak Charles Mesang, Kepala OJK NTT, Japarmen Manalu, Dirut Bank NTT, Staf Ahli Gubernur NTT dan beberapa Kadis serta Kepala Biro Provinsi NTT bersama rombongan kunjungan kerja ke Kabupaten Rote Ndao berlayar menggunakan Kapal Cepat Express Bahari 3 C dari Pelabuhan Tenau Kupang menuju Pelabuhan Ba’a Rote, dan disambut oleh Bupati Rote Ndao, Sekda Rote Ndao dan Forkopimda Kabupaten Rote Ndao, kami langsung menuju Gedung Kebaktian Mata Jemaat Victory Puamata Suebela Barat di Desa Lidamanu Kecamatan Rote Tengah untuk mengikuti Kebaktian Syukur Panen, peletakan batu pertama pembangunan pastori, serta pembukaan 12 Ha lahan kerja pertanian menjelang musim hujan.” Ini catatan VBL pada 1 September 2022.

Pada kunjungan kali ini, VBL dan rombongan juga mengunjungi deretan gugusan karang, pesisir pantai pasir putih dengan laut biru tosca yang langsung menghadap ke Samudera Hindia. Ada yang tahu lokasi tepatnya di desa mana? “Kemarin saya ditemani ibu Bupati Rote Ndao dan rombongan meninjau satu dari 4 titik NOL penanda geografis sebagai simbol perekat Nusantara. Jalan menuju titik terselatan NKRI ini sedang dikerjakan, walaupun sempat rusak akibat badai Seroja bulan April tahun lalu, tetapi telah kembali dikerjakan. Lanskap alami juga terpampang sepanjang perjalanan baik persawahan maupun kawasan hutan.

Signal belum ada di tempat ini, jadi sebelum pengembangannya menjadi salah satu destinasi unggulan pariwisata di NTT selesai, buat yang suka healing, mancing, atau detoks dari handphone sejenak, ujung terjauh bagian Selatan NKRI ini bisa jadi pilihan tepat. Selamat hari Minggu 4 September 2022, Tuhan memberkati.”

Masih dalam staus FB-nya, “Saya juga bercerita tentang bagaimana Rote itu terkenal di dunia sebelum Labuan Bajo terkenal, Rote punya daya tarik dan nilai yang luar biasa, saat Rapat Kerja bersama seluruh Kepala Desa dan Camat se-Kabupaten Rote Ndao kemarin (1/9/2022).

Ceritanya saat itu saya ada di Los Angeles (LA), Amerika Serikat. Saya bertemu seorang warga di sana, dia tanya saya, dari mana, saya jawab dari Nusa Tenggara Timur. Orang itu kemudian menjawab, “oh yah Nusa Tenggara Timur”, dia (warga Los Angeles) senang Rote, dia pernah ke sana. Bukan karena gelombangnya yang bagus, tapi cerita tentang jam tangannya. Warga LA itu bercerita bahwa dia pernah menaruh jamnya dan saat kembali lagi untuk mengambil, jamnya sudah tidak ada. Lalu, ada satu orang Rote mengantar jam itu ke penginapan warga LA tersebut. Di dalam benaknya, dia berpikir jamnya sudah hilang, ternyata, ada orang yang mengantar kembali. Dan saat mau kasih uang kepada orang Rote tersebut, orang Rote itu tidak mau.

Cerita lain lagi, waktu saya menginap di Bo’a, ada seorang teman saya yang pergi mandi laut dan simpan handphone-nya di tempat duduk. Dia pulang kembali ke penginapan, dia lupa kalau HP-nya disimpan di tempat tadi. Ketika dia pergi mau mengambil HP tersebut, sudah tidak ada lagi. Teman saya kembali ke penginapan, dan langsung dia kaget, ada yang datang mengembalikan HP-nya. Setelah dicek ternyata betul HP-nya, dikasihlah uang karena sudah mengambil dan mengembalikan HP teman saya. Tetapi orang Rote itu tidak mau terima uang.

Jadi, nilai yang paling mahal dari apapun itulah kejujuran. Orang dan dunia kenal orang Rote karena kejujurannya. Nilai ini yang perlu kita jaga dalam kehidupan sehari-hari.“

 

Keluar dari Stigma Kemiskinan

“Saya sungguh – sungguh datang ke NTT, saya tidak tertarik hanya untuk senang menjadi seorang Gubernur. Saya ingin melihat Nusa Tenggara Timur itu keluar dari stigma kemiskinannya. Saya bilang sama Tuhan, even nyawapun saya rela. Kalau memang saya mati hari ini maka NTT keluar dari kemiskinan, saya kasih hari ini.

Roadshow saya ini adalah permintaan Bapak Presiden untuk menselaraskan APBD Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kelurahan dan Desa. Dan Bapak Presiden menginginkan dibawah Pemerintahan beliau angka kemiskinan ekstrim itu menjadi nol persen di 2024. Jadi kita mesti tahu berapa angka kemiskinan ekstrim di Rote Ndao, namanya siapa saja, alamatnya dimana, by name by address, dan ditaruh disitu yang bersangkutan miskin ekstrim karena apa. Data ini minimal 1 bulan dari sekarang sudah di tangan ibu Bupati. Jadi umpama 3 bulan lagi saya datang, saya bawa nama A di desa B saya pergi cek dan liat.

Kita punya problem besar ini Provinsi pada data. Kenapa? Kalau mengaku miskin semua daftar.

Bapak Kepala Desa dan Camat, data itu tanggung jawab kita. Orang kalau mau terima barang gratis, ya semua mau miskin aja. Jadi data dulu orang miskin, lalu dibuat siapa dulu yang boleh terima. Jangan saudara kita datang marah-marah, omong-omong, ya kita kasih. Saya sungguh-sungguh masalah ini. Karena kita kerja macam apapun kalau kita dipermalukan seperti itu, bahaya.

Mendesain pembangunan, dasar kita adalah data. Kesalahan ini yang menyebabkan Nusa Tenggara Timur dari tahun ke tahun tidak pernah meninggalkan stigma buruk itu.

Bayangkan, kita itu total semua untuk pengeluaran Negara pada APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota tambah dengan APBDes, itu hampir mendekati 42 Triliun pertahun. Kita anggap saja, 50% untuk belanja rutin. Masih sisa 20 Triliun. Kasih kurang lagi 5 Triliun, masih ada 15 Triliun. Masa iya 15 Triliun setiap tahun kita investasikan untuk membangun kelompok miskin. Nggak akan pernah selesai. Yang salah siapa? Tanda datanya keliru, programnya keliru, pasti.

Pertemuan Gubernur, Bupati, para Kepala Desa; Camat, dan Lurah seperti ini bukan pertemuan rutin, dan SAYA SERIUS. Ibu Bupati tolong bikin Tim Satgas, minta juga dari Kodim, Polres, dan Kejaksaan ikut terlibat, nanti mulai bulan Oktober 2022 kita akan lakukan sensus bersama BPS. Saya mau tahu data jumlah orang miskin yang benar itu berapa. Ibu Bupati dan semua Kepala Desa serius terlibat disitu. JUJUR. Yang tidak betul tidak bisa lagi ya bilang tidak bisa. Yang bisa, bisa. Jangan kita karang-karang. Nanti akan saya tambahkan dengan Gereja, tokoh-tokoh agama yang ada di desa/kelurahan itu.

Kategori miskin itu kita rumuskan. Kenapa saya mau bertemu dengan para Kepala Desa, Lurah, Camat? Selama ini kan bapak-bapak ini kerja, program terbesar itu satu: Pemerintah Pusat (Presiden), dua: dari Provinsi (Gubernur), tiga: dari Kabupaten (Bupati), nah empat baru dari Kepala Desa. Ujungnya di desa atau dimana? Kok nggak jadi? Orang miskinnya makin tambah? Ini kan lucu. Uangnya, lets say, 15 Triliun pertahun tapi kok tambah miskin?

Berarti, SATU: perancangan anggarannya salah. DUA: targetnya keliru. PASTI. Karena itu saya minta, kalau daerah itu daerah Pertanian, kita fokus Pertanian semua. Kalau daerah itu Perikanan Kelautan, kita fokus Perikanan Kelautan semua. Dan yang terlibat itu kelompok miskin itu, kita dorong pemberdayaan mereka. Saya yakin maksimum jumlah orang miskin di Rote tidak sampai 42 ribu seperti yang dilaporkan tadi. Tolong data itu harus betul-betul dicek yang benar, karena dengan data itu kita bisa mengarahkan program-program kita.

Tahun 2021 kita kerja asal-asalan saja, kita turunkan angka kemiskinan cukup jauh sebesar 37 ribu, dalam keadaan COVID-19, Seroja, kita masuk 10 Provinsi dengan penurunan angka kemiskinan ekstrim tercepat. Saya pastikan data jumlah kemiskinan di kabupaten Rote ini keliru.

Pertanyaan saya, maukah kita berubah? Maukah kita data orang satu-satu? Yang tau di desa itu kan bapak, bapak yang tau orang itu miskin atau pura-pura miskin. Masa angka itu bapak masih tipu, lalu bapak pergi Gereja berdoa sungguh-sungguh, memang bapak pikir bapak masuk surga? Bapak masuk neraka, karena sedang menutup sebuah informasi untuk kita mampu melakukan terapi itu.

Contoh kita punya pertanian, peternakan dan kelautan perikanan begitu besar yang bisa dikerjakan dengan baik dan disinergikan, baik Kabupaten maupun Provinsi. Orang miskin itu mau kerja apa, Bantuan kualitatif tetap ada, tapi pemberdayaan juga kita lakukan, mau tanam sorgum OK, berapa banyak, kita rumuskan. Karena NTT akan menjadi Provinsi contoh penanaman Sorgum oleh Bapak Presiden. Kita harus serius dan sungguh-sungguh karena belum ada Presiden yang perhatikan Provinsi NTT seperti Presiden sekarang. Apa saja dalam skala Nasional yang memerlukan keterlibatan seluruh Provinsi, pasti NTT dicek.

Di Rote ada contoh kerja bagus, penurunan angka stunting sudah bagus, tapi harus jaga. Jadi kita rumuskan secara serius, pertama pemberdayaan dengan tanam sorgum karena itu program pemerintah pusat, tanam jagung juga. Jangan padi, orang Rote tidak perlu lagi kita ajarkan tanam padi karana tutup mata buka mata lihat hujan datang sudah langsung tanam padi. Sorgum saja di NTT sebutannya jagung Rote. Sebenarnya jadi Gubernur paling enak datang ke Rote karena semua beres, cuma Rote ini kadang dia taputar sadikit jadi kita musti lapis sadikit juga. Kembali ke sorgum atau jagung Rote, batangnya punya nilai ekonomis yang sama dengan bulirnya, bisa dibuatkan jadi tepung low sugar dan bahan pakan terbaik ternak sapi dengan kandungan protein 40 %. Jatah dari pusat 15 ribu hektar tanaman sorgum bisa ditambahkan dari provinsi menjadi 100 ribu hektar, dan dibuatkan ekosistem seperti kerjasama antara Ketua OJK NTT dan Dirut Bank NTT.

Sebagai Gubernur; biasanya Rote saya pilih sebagai rangkaian terakhir kunker karena leher saya tidak tegang kalau di Rote, karena seharusnya kabupaten yang tidak memberatkan Gubernur itu ya Rote Ndao karena etos kerjanya bagus. Dimanapun ada orang Rote, disitu roda ekonomi muncul. Jadi teorinya tidak ada orang Rote miskin, kecuali dibuat miskin untuk terima sesuatu.

Jadi tolong dirapikan data, dirumuskan programnya dengan benar karena Rote ini adalah sebuah mesin sumber daya di NTT, jadi saya harapkan mesin sumber daya ini harus berhenti untuk menipu. Karena masalahnya cuma disitu: “kalau boleh barang itu kan bantuan, jadi kami juga dapat” nah supaya dapat syaratnya miskin, maka bikin diri miskin.

Satu-satunya rumput laut di Indonesia yang terbaik di dunia ada di Rote Ndao, menyusul kabupaten Kupang, Alor, dll . Karena itu saya buat Pergub yang melarang rumput laut itu keluar dari NTT secara bahan baku. Sekarang sudah ada 3 perusahaan induk dari Cina yang datang ke NTT NTT. Perusahaan-perusahaan ini yang dulunya dari Surabaya, dari Makassar beli ke kita untuk dijual lagi ke perusahaan dari Cina ini. Sekarang perusahaan induk dari Cina ini yang datang dan dibangun di NTT. Sekarang rumput laut langsung masuk ke pabrik yang ada di NTT, harga terkontrol pemerintah, karena rumput laut kita terbaik, dan kita bisa menuju ke arah end product. Demikian juga sorgum dan pakan ternak. Kita menuju arah industri. Demikian juga untuk jagung, saya minta ibu Bupati untuk siapkan 1000 unit mesin tanam jagung dari 52 unit mesin yang tersedia sekarang, juga siapkan mesin panen jagung, sehingga panen lebih cepat, tanah yang masih basah bisa ditanam kembali, kita maksimalkan 3 bulan musim hujan di NTT. Ini sudah terbukti berhasil di kabupaten Sumba Barat Daya.

Saya ingin jika semua kita terapkan dengan benar, agar kedepannya kabupaten Rote Ndao menjadi Kabupaten pertama di NTT yang tidak ada orang miskin. Dan saya percaya itu. Jadi mari kita kerja yang baik dan jujur, dan semua turun membantu saat Sensus dilakukan oleh BPS mulai bukan Oktober 2022 nanti untuk mendapatkan data yang akurat dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan di Nusa Tenggara Timur.” ♦ wjr