Upacara Pembukaan Pesparani II, Gubernur NTT: Tidak Ada Minoritas di Negeri Ini

Upacara Pembukaan Pesparani II yang dilakukan denga pelepasan balon dan burung merpati. / foto: Gorby Rumung

EXPONTT.COM, KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, menyebut tidak ada yang namanya minoritas di negeri ini. Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya di Upacara Pembukaan Pesparani II 2022 NTT, di Stadion Oepoi Kupang, Jumat 28 Oktober 2022

“Sebagai orang Kristen, saya paling tidak suka bilang kalau saya minority, saya anak bangsa Indonesia, tidak ada pandang majority minority, tidak ada itu dan saya harapkan semua seperti itu” kata Viktor.

Menurutnya, semua warga Indonesia adalah anak bangsa yang sama-sama membangun negara.

Baca juga:Viktor Bungtilu Laiskodat: Jangan Ada Yang Pura-Pura Menangis di Timor

“Kita semua anak bangsa membangun Indonesia dan hari ini kita berkumpul disini untuk menyuarakan itu dalam semangat Pesparani,” kata Viktor.

Viktor Laiskodat juga tak lupa mengajak para kontingen dan para uskup untuk juga berwisata di NTT yang penuh keindahan alam.

Baca juga:  Gubernur Melki Laka Lena Doakan Rosalia Sogen Warga NTT yang Jadi Korban KKB di Papua

“Saya merasa gembira karena begitu banyak saudara-saudara saya yang hadir di kota ini, menikmati Nusa Tenggara Timur (NTT) keindahan NTT. Provinsi ini adalah provinsi kepulauan, banyak pulau indah di tempat ini, karena itu jangan cepat pulang nanti, berkelilinglah ke Pulau Flores nikmati keindahan Flores yang luar biasa, nikmati Pulau Timor, pulau kecil dengan dua negara di dalamnya,” kata Viktor.

Baca juga:Melki Laka Lena Ajak Anak Muda NTT Kembangkan UMKM Obat Tradisional dan Pangan Lokal

Upacara pembukaan dimulai dengan tarian tradisional Sumba yang diperagakan oleh 1000 orang dan dilanjutkan dengan sejumlah penampilan-penampilan lain.

Acara pembukaan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan pengibaran bendera Pesparani diiringi Hymne Pesparani, yang dilakukan pasukan pengibar bendera.

Ketua Panitia Pesparani II 2022 NTT, Jamaludin Ahmad dalam laporannya menyebut, total peserta yang mengikuti Pesparani II di NTT sebanyak 2154 orang dengan peserta terbanyak dari Papua dengan jumalh 254 orang, dan kontingen dengan jumlah paling sedikit Aceh dengan 6 orang peserta.

Baca juga:Gelar Malam Kebudayaan, Melki Laka Lena Hadirkan Eki Cahayadi di Kupang

Pesparani di NTT ini menghabiskan anggaran sebanyak Rp. 7 miliar, dengan rincian Rp.3 miliar dari APBD dan Rp.4 miliar dari APBN.

Baca juga:  Gubernur Melki Laka Lena Tutup Gelaran ETMC XXXIII, Hadiah Juara 1 Rp 200 Juta

Jamaludin juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur NTT, Viktor Buntilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dan seluruh umat Katolik yang telah mempercayakan dirinya yang merupakan seorang muslim sebagai Ketua Umum Pelaksanaan Pesparani Katolik II 2022.

Pesparani II 2022 NTT resmi dibuka oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang dilakukan secara virtual. Dalam sambutannya Yaqut meberharap Pesparani bisa menjadi sarana bagi umat Katolik untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Baca juga: Dukung PON XXII Tahun 2028, PT KI Bolok Bangun Sirkuit Otomotif

“Saya berharap Pesparani bisa menjadi sarana bagi umat Katolik untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara sebagai pengungkit penguatan nilai-nilai keberagaman dan toleransi melalui pelibatan berbagai umat beragama dalam perhelatan ini,” kata Yaqut.

Baca juga:  Wakil Wali Kota Kupang dan Konsulat Timor Leste Bicarakan Kerjasama di 4 Sektor

“Melalui Pesparani saya berharap umat katolik dapat menunjukan sportifitas dan kreatifitas dalam mengapresiasi seni budaya bangsa Indonesia yang di inkulturasikan dalam tradisi kebiasaan dan budaya musik serta nyanyian di lingkungan gereja Katolik,”. kata Yaqut.

Acara juga diramaikan dengan penampilan spesial Eki Cahayadi juara All Together Now Italia yang menyanyikan sejumlah lagu termasuk single terbarunya yang berjudul Teppeto Di Fregioli.♦gor

Baca juga:Misa Pembukaan Pesparani Nasional II, Kardinal Ignatius: Pancasila Jadi Landasan Paling Dasar