EXPONTT.COM – Dion Manu menulis,” Dua minggu ini sebagai pembaca berita di grup WA dan FB beta talalu pusing na. gegara kasus korupsi bank NTT, ketong pung kaka wartawan dong terbelah dua kubu, yang satu bela habis2an termasuk pi wawancara tokoh Agama MUI dan Dewan pakar KAHMI untuk bangun pencitraan positif Bank NTT. pihak yang sebenarnya sonde ada hubungan apapun dengan bisnis perbankan.
sedangkan grup sebelah habis2an wawancara dan goreng ulang-ulang terus Izak rihi mantan dirut bank NTT, amos corputy juga pak mantan dirut dan pak nganggus pecatan bank NTT dari TTU, tonenya makamiung tentang korupsi sistematif dan massif bank NTT.
ada apa sebenarnya, sehingga kawan media sebagai corong keadilan dan demokrasi ini bisa terbelah habis-habisan, persis skenario politik pencitraan politisi parpol.
kenapa cara urus Pencitraan Media pake cara Parpol dan cara birokrasi??
ada tulisan media langsung sebut nama, ini gegara mr Stenly Boimau, wartawan senior pemilik media online MEDIATOR.COM tapi juga di gaji besar bank NTT untuk jadi jubir dan Humas Bank NTT tapi juga medianya masuk dalam pembiayaan penuh Bank NTT yang bekin cemburu buta rekan sejawatnya.
ada yang keliru ketika bank NTT menggunakan strategi kerjasama ektensif dengan lebih dari 40 media NTT untuk beritakan kabar posititif bank Ntt, dengan kontrak besar puluhan hingga ratusan juta. tapi isi berita publikasi bank NTT satu paket dengan publikasi politik kunker dan pidato2 pencitraan VBL dikampung kampung yang sarat misi dan kepentingan elektoral. strategi pencitraan media yang sangat kampungan sekali.
akhirnya yang terjadi adalah semua pemain paolitik yang berbeda kepentingan dengan VBL mengelompok dan makin solid untuk melawan BANK NTT. serbuan datang dari 4 penjuru mata angin. bahkan media kritis dan netral saja terbelah dalam 2 kubu yang berhadapan.
belum lagi problem sistemik korupsi bank NTT dan disorientasi bank NTT yang berpihak pada politik lima tahunan gubernur VBL dan bukan kepentingan perbankan dan nasabah.
jadi Bank NTT kembali ke khittahnya saja, profesional saja, barenti urus politik gubernur dan kepentingan NASDEM, fokus pelayanan nasabah saja. STOP pencitraan media yang kampungan. jaksa dan polisi harus tegas sikat dan tegakan hukum dalam perkara korupsi yang dialami bank NTT.” ♦ wjr