♦ Untuk ganti semua direksi?
GUERNUR NTT Frans Lebu Raya 23 Oktober 2016 mengirim surat kepada Direksi Bank Pembangunan Daerah atau Bank NTT. Menjawab EXPO NTT, Rabu 2 November 2016, Frans Lebu Raya selaku pemegang saham pengendali menjelaskan,” Ya saya sudah mengirim surat kepada direksi Bank NTT. Sifatnya, mendesak Direksi Bank NTT segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPS luar biasa. Saya minta supaya segera gelar RUPS luar biasa setelah didesak para pemegang saham dalam hal ini para bupati dan pemegang saham seri B.”
Ditanya, apakah RUPS luar biasa ada agenda mengganti seluruh direksi ? Gubernur Frans Lebu Raya menegaskan,” Ya mungkin, tetapi bergantung forum RUPS luar biasa. Dalam RUPS luar biasa tergantung agenda yang diminta para pemegang saham. RUPUS luar biasa harus segera digelar karena ada beberapa persoalan, termasuk direksi belum melapor kepada pemegang saha m hasil RUPS tahun buku 2015 di Labuan Bajo beberapa waktu lalu. Memang ada persoalan yang dibahas pada RUPS di Labuan Bajo yang belum dilaporkan direksi sampai saat ini. Jadi kita tunggu, kapan direksi mengundang pemegang saham untuk RUPS luar biasa.
Amos Corputy salah seorang pemegang saham Seri B kepada EXPO NTT Rabu 2 November 2016 menegaskan, ”Ada sejumlah persoalan yang mengemuka dalam RUPS di Labuan Bajo yang sampai saat ini belum ditindaklanjuti oleh Direksi Bank NTT. Saya mau langsung sebut kalau Dirut Bank NTT Daniel Tagu Dedo tidak cukup cakap mengelolah Bank NTT. Terlalu banyak persoalan. Saya pada RUPS di Labuan Bajo sudah berteriak, Dirut dan sejumlah direksi harus segera diganti. Tapi harus maklum saya hanya pemegang saham Seri B. Saham kecil sehingga kalah dengan pemegang saham yaitu Gubernur dan para bupati. Kinerja bank NTT masih kurang bagus. Sehingga RUPS luar biasa memang urgen dilaksanakan sebagai tindaklanjut dari RUPS di Labuan Bajo.”
Yang jelas, intinya, tegas Amos Corputy, Direksi Bank NTT setelah RUPS di Labuan Bajo, hingga saat ini, belum melapor kinerja triwulan I, II dan III.” Kedua, pada RUPS di Labuan Bajo, Daniel Tagu Dedo selaku Dirut dipersoalkan para pemegang saham dalam hal ini para bupati karena tidak fokus mengurus Bank NTT tetapi sibuk dengan politik sebagai bakal calon Gubernur 2018-2013. Sejumlah bupati selaku pemegang saham waktu itu, kan sudah minta Daniel Tagu Dedo meletakan jabatan agar fokus pada pencalonan dirinya sebagai bakal calon gubernur. Bank NTT itu, mengelolah dana masyarakat dan pemerintah. Bukatinya, sebagai Dirut beliau memproklamasikan diri sebagai bakal calon gubernur. Balihonya ada dimana-mana, di media sosial ada juga. Bukti lengkap. Jadi tidak ada alasan, Daniel Tagu Dedo harus dilengserkan dalam RUPS Luar Biasa.”
Amos Corputy mendapat surat untuk menghadiri RUPS Luar Biasa pada 26 Oktober 2016. Amos mengaku geran,” Dalam RUPS Luar Biasa nanti saya akan mendesak pemegang saham pengendali dan semua pemegang saham agar Daniel Tagu Dedo meletakan jabatan. Karena kinernya sangat buruk.”
Terkait surat Gubernur selaku pemegang saham pengendali, tidak dipungkiri Komisaris Utama Frans Salem yang juga Sekda NTT.” Benar, gubernur sudah mengeluarkan surat dan sudah kirim ke Direksi Bank NTT untuk segera gelar RUPS Luar Biasa. Soal agenda, nanti kita lihat pada rapat luar biasa itu,” tegas Frans Salem.
Dirut Bank NTT Daniel Tagu Dedo mengaku,” Ya kami sudah menerima surat dari Gubernur NTT selaku pemegang saham pengendali pada 24 Oktober 2016. Ya kita akan segera gelar RUPS Luar Biasa. RUPS Luar Biasa akan digelar paling cepat 24 November 2016. Kalau tidak ya ditunda ke Maret 2017.”
Dan Tagu Dedo belum bersedia menjelaskan tudingan para pemegang saham termasuk tudingan Amos Corputy selaku pemegang saham Seri B. Ditanya terkait berbagai persoalan intern termasuk penurunan status Kantor Cabang Utama Surabaya yang diturunkan status menjadi cabang biasa, Dan Tagu Dedo menjelaskan,” Yang turunkan status cabang Surabaya adalah hasil rapat direksi. Waktu itu, saya pada posisi tidak setuju statusnya diturunkan.”
Bank NTT, milik orang NTT tetapi belum hadir dihati rakyat NTT. Terbukti, kehadiran Unit Simpan Pinjam Desa (USPD) tidak mampu membantu rakyat. Kehadiran USPD kurang bermanfaat mendongkrak ekonomi. USPD tidak diberi wenang untuk memberi kredit atau simpan pinjam.” USPD saat ini berfungsi sebagai point of services and point of sales. Proses kredit di Kantor cabang setempat.”
Soal penjualan kredit yang juga dipersoalkan pemegang saham ke Bank Jabar Banten (BJB) Banten 2010, menurut Dan Tagu Dedo, dalam rangka menyelamatkan posisi likuidasi Bank NTT waktu itu.” Sekarang telah selesai pelunasan kredit itu.”
Sebuah sumber yang minta namanya tak disebut, selain Bank Jabar Banten, penjualan kredit juga kepada Bank CIM Niaga. Menurut sumber itu, nilainya juga besar.” Yang tau hanya para pemegang saham karena juga dipersoalan dalam RUPS di Labuan Bajo. Saya kira ada persoalan lain yaitu terkait mark up beberapa proyek pembangunan gedung.”
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT Winter Marbun Kamis 3 November 2016 menjelaskan, sudah melakukan pengawasan.” Kita mendapat laporan secara regular sesuai peraturan yang berlaku. Ya kita mendapat laporan secara rutin. Kalau ada masalah seperti USPD, memang masih banyak kelemahan. Direksi memang harus kerja lebih keras untuk rekrut tenaga professional. Ya mungkin kekurangan SDM sehingga USDP tidak bisa proses kredit. Yang jelas kita menerima laporan Direksi Bank NTT,” tegas Winter Marbun. ♦ wjr