EXPONTT.COM – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan gencar untuk penanggulangan virus dengue atau demam berdarah (DBD) yang marak di Indonesia, virus dengue atau DBD sendiri adalah penyakit yang ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti.
Dalam sosialisasi tersebut dikemukakan bahwa Kementerian Kesehatan menunjuk kota kupang dari lima kota di Indonesia sebagai salah satu kota yang menjadi pilot project implementasi Teknologi Wolbachia. Teknologi wolbachia ini bukan untuk menggantikan program yang sudah ada seperti 3MPlus, Abatenisasi, Foging, namun sebagai pelengkap untuk menghambat tingkat penularan virus dengue atau DBD di masyarakat.
Dinas Kesehatan Kota Kupang selama dua hari bertutut-turut, mensosialisasikan implementasi teknologi wolbachia tingkat kota kupang kepada para camat, lurah dan kader yang dilaksanakan dari tanggal 27 – 28 juli 2023 di hotel T-More kota kupang.
Teknologi Wolbachia yang baru akan diimplementasi di kecamatan oebobo kota kupang ini, merupakan bakteri baik yang hanya ditemukan pada serangga kupu-kupu, nyamuk albo, capung, lalat buah dan kumbang yang dikembangbiakan melalui nyamuk baik yang disebut teknologi wolbachia yang akan diturunkan ke generasi berikutnya melalui jalur perkawinan betina (ibu) yang memiliki bakteri wolbachia dengan nyamuk lokal yang tidak memiliki bakteri wolbachia.
Tiurmasari E. Saragih, SKM, M.Kes, kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit pada dinas kesehatan kota kupang, seusai kegiatan mengatakan bahwa akan berupaya sehingga kota kupang sebagai objek penelitian awal, bisa mengimbangi daerah Bantul dan Sleman Yogyakarta yang pencapaiannya 82 % dan angka kasusnya turun sampai dengan 70%, angka rawat inapnya turun hingga 82 %. Untuk anggarannya akan disediakan oleh pemerintah pusat dan diimbangi oleh pemerintah daerah dengan jumlah yang terbatas dengan tujuan untuk memotivasi keterlibatan masyarakat dlam menurunkan tingakat penyebran demam berdarah di kota kupang. Kita juga akan melaksanakan sosialisasi di 7 kelurahan yang ada di kecamatan oebobo dan juga diharapkan agar pihak kelurahan meneruskan hingga tingkat RT dan RW. Untuk pelatihan bagi para kader akan melibatkan kementerian kesehatan.
Sementara, dr. Maria Imakulata Husni sub koordinator pencegahan dan pengendalian penyakit menular pada dinas kesehatan kota kupang mengatakan, optimis akan program yang baru di kota kupang ini dengan dukungan dari pemerintah dan juga para kader untuk mengendalikan demam berdarah dengan teknologi wolbachia yang pertama direlease di kecamatan oebobo akan berhasil. Ia berharap tingkat keberhasilan dikota kupang bisa menyaingi yang sudah dilaksanakan di Yogyakarta sehingga bisa menurunkan jumlah kasusnya.
Sementara, anggaran bersumber dari dana alokasi umum dan juga untuk pertemuan-pertemuan dan juga masuk dalam dana operasional (BOK) puskesmas dari kementerian kesehatan. Ia berharap para kader intens mensosialisasikan dimasyarakat sehingga program baik yang masih baru yang akan diterapkan ini, dapat diterima oleh masyarakat dan tentunya dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam menurunkan kasus demam berdarah di kota kupang.
Andrianovi Kleden, Pengelola DBD pada Puskesmas Oepoi, dalam materinya bahwa kita akan mengdopsi telur nyamuk dari peternak wolbachia di Yogyakata yang sudah mengandung bakteri baik wolbachia yang kn dikembangkan dikota kupang melalui warisan keturunan perkawinan dengan nyamuk lokal. “Ia mengatakan bakteri wolbachia menurun ke nyamuk generasi selanjutnya. Kalau nyamuk betina ber-wolbachia kawin dengan jantan tidak ber-wolbachia, seluruh telurnya akan ber-wolbachia, jika nyamuk jantan ber-wolbachia kawin dengan nyamuk betina tidak berwolbachia, telurnya tidak berwolbachia, dan kalau kedua jenis kelamin nyamuk ber-wolbachia, maka keturunannya juga akan ber-wolbachia.”
Thobias Lapaan, salah satu kader yang akan membantu mensosialisasikan dimasyarakat, berpendapat bahwa program ini adalah program baru yang sudah melalui kajian para ilmuan sehingga dalam penerapannya apabila berdampak bagus dimasyarakat, maka kita perlu tingkatkan, ia berharap keberhasilan program ini bisa lebih dari 50%.
Untuk diketahui, teknologi wolbachia ini sudah diterapkan dibeberapa negara seperti Australia, Brasil, dan Vietnam, dan terbukti bisa menurunkan kasus demam berdarah. Di Brasil, kasus DBD turun sebesar 70 persen dan di Vietnam angka kasusnya turun 86 persen. ♦ pn