EXPONTT.COM – Penjabat Gubenur Aodya Kalake menjawab pertanyan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) dengan kalimat,” Terhadap kinerja PT. Flobamora akan menjadi perhatian serius Pemda NTT untuk melakukan pembenahan, terkait reorientasi bisnis sekaligus memperbaiki kinerja perusahaan. Perndapatan, berdasarkan laporan keuangan audited BUMD tahun 2020 yaitu laba Rp 1,382 miliar, deviden yang disetor ke Pemda Rp 500 Juta, tahun 2021 laba Rp 923 Juta dan tahun 2022 laba hanya sebesar 510 Juta dan nilai investasi Pemda NTT ke PT. Flobamora dari 1087 sampai dengan saat ini, maksudnya 2023? Senilai Rp 19.426 Miliar. Dengan demikian sangat minim dana yang masuk ke kas Pemda NTT.
Sedangan progam ikan kerapu jawaban penjabat gubernur kurang jelas hanya dijawab,” Kondisi perairan sangat subur, teluk sangat ideal 235 hektar,memiliki alur keluar 180 meter, tidak dijelaskan modal, uang yang masuk ke kas daerah, dan budaya iklan kerapu di pulau Semau sudah dihibahkan ke masyarakat Desa Onansila. Tidak dijelaskan modal dan dana yang masuk ke kas daerah NTT padahal semua dibiayai dengan dana APBD I NTT.
Soal program bamboo lestari konon telah ditanam sebanyak 1,9 bibit bamboo untuk direhabilitasi dan sisa bibit yang hidup 936 895. Hal kelor tidak diuraikan secara rinci modal APBD I NTT yang sudah dikeluarka untuk pembiayaan program ini, tak jelas pula target kelor 50 juta anakan kelor. Tahun 2022 dijelaskan ada program kerjasama dengan KOREM161/Wirasaksi untuk 400 anakan namun tapa diuraikan dampak yang masuk ke APBD I walau sejak awal program ini dibiayai APBD I NTT.
Hal program TJPS atau tanam jagung panen sapi, tanpa diuraikan hasil dan dana yang masuk ke APBD I NTT, hanya tertulis sejak 2019 hinggga 2023 terus dikembangkan. Hal minuman keras yang konon bernama Sophia tanpa hasil dan dampak juga dijawab tak jelas, hanya sekadar evoria. Tahun 2019 pada acara launching di Undana menurut Fred Benu Rektor ketika itu, hanya 7 botol sementara tanpa lab dan tenana ahli minuman keras. Isu yang beredar, pemilik toko Nam Kupang penjual minuman keras diperintahkan untuk mencetak label minuman shopia keras dan label pada minuman keras milik toko Nam dilepas dan diganti lebel minuman Sophia.
Demikian pula program tujuh destinasi wisata pun dalam jawaban Penjabat Gubernur tidak diuraikan secara rinci kecuali tuju nama lokasi wisata tanpa dijelaskan pemasukan ke kas Pemda NTT walau program ini juga dibiayai APBD I NTT. Program terakhir yang ditanya F-PKB soal TPP ASN hanya dijawab akan dialokasikan 2023 dan Pemda telah proses bulan Maret dan April 2023, konon akan diproses selanjutnya. Hanya yang tidak ditanyakan Fraksi PKB soal janji gubernur dan wakil 2018 akan mengirim 2.000 pemuda NTT setiap tahun keluar negeri yang tanpa realisasi hingga kini, juga mendatangkan pesawat khusus angkut pasien dari desa dan kampung di NTT. ♦ wjr