Dalam Rangka Pemenuhan Laba Bank NTT Dan MIM Direksi Sudah Berupaya Namun Terkendala Akibat Pandemi

EXPONTT.COM – Dalam rangka memenuhi MIM atau modal inti minimum Rp 3 Triliun pada 31 Desember 2024, Direksi Bank NTT sudah menempuh sejumlah langka dan strategis sejak awal 2020 yang dikoordinasi pemegang saham pengendali ketika Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Langkah yang telah ditempuh yaitu bertepatan HUT NTT ke-64, Selasa 20 Desember 2022, di Desa Hameli Ate Kecamatan Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat Daya, PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (PT. BPD NTT) menandatangani kesepakatan dengan Bank Pembangunan Daerah Khusus Indonesia (Bank DKI). Bahkan draft perjanjian kerjasama atau PKS pun sudah dilakukan namun belum realisasi. Akibat berbagai sebab, diantaranya karena Covid-19.
Pandemi sendiri merupakan sebuah epidemi yang telah menyebar ke berbagai benua dan negara, umumnya menyerang banyak orang. Sementara epidemi sendiri adalah sebuah istilah yang telah digunakan untuk mengetahui peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu populasi area tertentu sehingga banyak program instansi atau perorang yang terhambat.
Adapun kesepahaman bersama yang ditandatangani oleh Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dengan Herry Djufraini, selaku Direktur Komersial dan Kelembagaan Bank DKI ini, tentang Pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) yang merupakan dasar dan pedoman masing-masing pihak dalam melakukan konsolidasi pembentukan KUB yang meliputi beberapa hal. Seperti penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak, penentuan skema kerja sama dan penentuan kebutuhan-kebutuhan secara terperinci. Dan, kerjasama ini juga salah satu cara untuk memenuhi modal inti Bank NTT, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Diketahui bahwa penandatanganan kesepakatan ini berlangsung saat rapat kerja antara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi bersama Forkopimda yang dihadiri Kapolda NTT, Irjen Pol Johny Asadoma, Danlanud El Tari Kupang, Marsma TNI Aldrin Petrus Mongan, Kasrem 161/Wira Sakti Kupang, Kol Inf Simon Petrus Kamlasi. Turut hadir Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala kantor Otoritas Jasa Keuangan NTT, Japarmen Manalu, serta seluruh bupati/walikota se-NTT.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kahoketika itu menjelaskan bahwa salah satu strategi penguatan modal inti adalah membentuk Kelompok Usaha Bank dengan Bank DKI. “Dengan KUB tentu aspek pasar kita untuk sektor industri semakin bertambah. Juga soal transfer knowledge (pengetahuan) dan penguatan SDM serta dunia digitalisasi yang semakin luas dan hebat. Nah, mereka (Bank DKI) sudah mendahului, terutama SDM-nya sehingga akan terbangun networking hubungan dagang yang makin kuat antara NTT dan DKI, ”ujar Dirut Alex.
Bahkan dia mencontohkan pada sektor peternakan, pengembangan ternak kecil dan besar untuk kebutuhan pangsa pasar ternak di DKI bisa dipasok dari NTT. “Bicara industrialisasi, DKI yang memiliki kapasitas dan modernisasi pengolahan berbagai komoditi, maka akan terbuka peluang untuk investasi dari Jakarta masuk ke NTT untuk produksi dari NTT keluar dalam bentuk produk yang sudah jadi, bukan lagi barang-barang mentah. Dampaknya pada pertumbuhan nilai ekonomi dengan nilai unggul dan daya tumbuh tentu akan terungkit, ” jelasnya.
Rencananya, Bank DKI pada tahun 2023 akan menjadi bank Initial Public Offering (IPO) atau Bank yang bisa melantai di bursa. “Kita di Bank NTT akan melangkah ke sana dan kita belajar di Bank DKI untuk nanti Bank NTT pada tahun 2025-2026 akan menjadi bank IPO. Apalagi NTT punya komoditi unggul di NTT seperti Kopi, Vanili, Kakao, Bambu, Perikanan, Rumput Laut dan Peternakan, itu kapasitasanya harus ditingkatkan. Dan intervensi mereka dalam budidaya, teknologi dan modal itu akan memberikan daya pacu yang cepat, ”tegasnya.
Tidak hanya itu, dengan kerja sama KUB maka terjadi saling tukar informasi soal produk perbankan dari masing-masing pihak. “Jika ada produk perbankan kita yang sudah maju, bisa direplikasi oleh Bank DKI, demikian juga sebaliknya, ”pungkasnya.

Kebijakan pemenuhan modal inti minimum tertuang dalam kebijakan umum direksi (KUD) dan Rencana Bisnis Bank NTT 2024. Direktur Utama Bank NTT meyakini bakal memenuhi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang modal inti minimum Rp3 triliun pada akhir tahun 2024.
Seperti sudah diwartakan media, kebijakan pemenuhan modal inti minimum tertuang dalam kebijakan umum direksi (KUD) dan Rencana Bisnis Bank NTT 2024 seperti yang disampaikan Dirut Bank NTT^ pada Media Gathering di Hotel Tmore Kupang Desember 2023..
Ada empat grand design pada tahun buku 2024 yang salah satunya tentang penguatan struktur permodalan sehingga pada akhir 2024 yang menjadi tahun terakhir pemenuhan modal inti minimum, dapat tercapai.
“Posisi per 27 Desember 2023, model inti Bank NTT telah mencapai Rp2, 2 triliun dan modal disetor Rp2, 48 triliun. Kami sangat optimis pemenuhan ini dapat dilakukan baik secara organik maupun strategi KUB (kelompok usaha bank), ” sebut Alex Riwu Kaho.
Bank NTT telah ditindaklajuti strategi KUB ini dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama Bank DKI sejak 2022, terakhir pada Desember 2023 dilanjutkan perpanjangan sekaligus memulai business matching antara Bank DKI dan Bank NTT. “Terutama di di bidang treasury telah dilakukan dan kerjasama di bidang lainnya seperti di bidang kredit dan IT (information and technology), akan dilakukan di tahun buku 2024, ” jelasnya.
Grand design berikutnya ialah terkait dengan kemampuan bank sebagai agent of regional development. Skala prioritas bisnis Bank NTT pada 2024 adalah peningkatan transaksi kanal digital. Bisnis transaksi digital akan menjadi fokus di seluruh aktivitas layanan jasa Bank NTT.
Menurut Riwu Kaho, Bank NTT akan menciptakan ekosistem di berbagai model-model bisnis, peningkatan pertumbuhan perhimpunan dana masyarakat, serta peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit baik produktif, UMKM, serta sektor lainnya yang dibiayai Bank NTT.
Grand design berikut adalah peningkatan data saing dan penguatan strategi pendukung pengembangan bisnis yang dialkukan melalui peningkatan teknologi informasi dan digitalisasi binis, dan peningkatan kualias sumber daya manusia (SDM)
“Kualitas SDM dan beberapa poin penting yang kritikal terkait budaya perusahaan, skill, knowledge dan attitude menjadi ruang lingkup dari peningkatan daya saing dan penguatan strategi pengembangan bisnis, ” ujarnya.
Kemudian dalam kerangka mempertahankan tingkat kesehatan Bank yang sehat, komitmen peningkatan tata kelola bank program strategis keempat yang akan dilakukan di tahun buku 2024. Tata kelola bank mulai dari peningkatan GRC (good corporate, governance, risk manajement dan compliance).
Mantan Dirut Bank NTT Daniel Tagu Dedo berpendapat, ”Setiap Tahun managemen (BOD dan BOC ) selalu memohon tambahan modal disetor dari para pemegang saham seri A yaitu pemda atau para bupati walikota. Kedua upaya meningkatkan laba bank ntt merupakan upaya nyata direksi untuk menambah modal setelah di setujui dalam perda setiap pemda.” ♦ wjr