Kronologi Ketua DPRD Kabupaten Kupang Diduga Lakukan Politik Uang, “Berkat dari Melki Laka Lena”

Tangkapan layar Ketua DPRD Kabupaten Kupang serahkan uang kepada warga Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat. Dalam video tersebut, Daniel Taimenas secara lantang menyebut uang tersebut adalah titipan berkat dari Calon Gubernur NTT, Melki Laka Lena / sumber: akun TikTok Sahabat Dan Taimenas

Dirinya mengaku sangat kecewa karena merasa ditipu oleh orang-orang yang serah terima uang ditempat tersebut. Selain itu, karena Lelly Amtiran dan Daniel Taimenas mengatasnamakan agenda gereja untuk melakukan kegiatan politik. “Saya merasa ditipu,” tambahnya.

Obet mengaku uang tersebut kemudian dipegang oleh suami Lelly Amtiran yang merupakan Kepala Urusan Desa Tunbaun. “Dia hitung uang disitu, ada Rp.1.500.000, habis itu dia kasi masuk ke amplop dan disimpan, kami tidak terima uang itu,” tuturnya.

Diketahui, Lelly Amtiran dan suaminya merupakan penghubung dari Daniel Taimenas.

Dalam video yang viral tersebut nampak Daniel Taimenas yang merupakan politikus Partai Golkar memberikan uang yang berisi uang kepada Lelly Amtiran.

Baca juga:  SIAGA “Kasi Manyala” Lapangan Sitarda Kota Kupang

Saat menyerahkan, Daniel mengatakan jika amplop tersebut merupakan titipan dari Calon Gubernur NTT, Melki Laka Lena.

“Ini ada kiriman berkat dari Pak Melki Laka Lena,” kata Daniel Taimenas dalam video dalam akun Tiktok Sahabat Dan Taimenas.

Dalam video tersebut, dikatakan juga oleh Daniel Taimenas dengan bahasa Timor kepada warga untuk tidak menyebarluaskan pemberian amplop itu, karena berbahaya jika pemerintah sampai tahu.

Terkait kejadian ini, masyarakat sepakat akan melaporkan kejadian tersebut ke Panwascam Amarasi Barat.

Baca juga:  Cakada di Rote Ndao Diduga Pakai Ijazah Palsu, Tim Hukum Paket Lontar Malole Surati Kemendikbud

Tokoh jemaat Gereja Battuna, Kornelis Nenohara yang juga didatangi warga di kediamannya usai video tersebut viral, meminta agar persoalan ini diproses.

Dirinya menyebut, masyarakat yang hadir di dalam pertemuan tersebut sudah merasa ditipu, karena mengundang dengan agenda gereja tetapi dalam pertemuan tidak membahas agenda yang diinformasikan saat diundang.

“Ini membuat jemaat kita resah dan bisa berakibat buruk bagi kegiatan jemaat kita di sini,” ujarnya.

Kejadian ini, lanjut Kornelis, menegaskan bahwa ada pihak yang menggunakan urusan lembaga keagamaan untuk kepentingan politik.

Baca juga:  Relawan Muhammadiyah Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Lewotobi

“Ini kan seperti kita ketahui bahwa tidak boleh lakukan hal-hal seperti ini, apalagi pada masa kampanye dan nanti masyarakat atau jemaat kita bisa diproses macam-macam,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Panwascam Amarasi Barat Fonel Teuf mengatakan pihaknya akan memproses kasus tersebut apabila ada laporan terkait kejadian itu dan akan langsung diteruskan ke Bawaslu untuk selanjutnya menunggu untuk mengumpulkan data. “Kami sifatnya menunggu laporan,” tandas Fonel Teuf.

Daniel Taimenas yang coba dikonfirmasi hingga saat ini belum memberikan respon. Meski demikian, dalam pemberitaan sebuah media online menyebutkan bahwa Daniel Taimenas membenarkan pemberian uang tersebut, namun berasal dari kantong pribadi.(*)