Ratusan Sekolah GMIT Terancam Ditutup

Winston Rondo

SEDIKITNYA 600 sekolah GMIT mulai dari tingkat PAUD hingga SMA kondisinya sangat memprihatinkan dan terancam ditutup. Karena itu, GMIT menggugah warganya untuk bahu membahu membantu sekolah- sekolah GMIT. “Ada 600 sekolah kristen GMIT yang dalam situasi memprihatinkan dan terancam ditutup,” kata Ketua panitia HUT 70 GMIT dan 500 reformasi, Winston Rondo di sela- sela pembukaan pekan perayaan HUT tersebut, Rabu, 25 Oktober 2017 malam.
Ia menjelaskan, diantara 600 sekolah kristen tersebut dikatakan, ada yang terancam ditutup dan hendak diambil alih pemerintah untuk dijadikan sekolah negeri. Ada juga sekolah yang dalam kondisinya sangat memprihatikan yakni infratruktur terbatas, gaji guru tidak memenuhi ketentuan minumum, akses dan dukungan pemerintah sangat kecil dan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditarik. “Persoalan ini sangat serius, sehingga kami gerakkan warga gereja dan memberi dukungan dengan berbagai cara untuk memperkuat eksistensi sekolah-sekolah tersebut,” tambah Winston.
Dukungan gereja yang telah dilakukan yakni solidaritas gereja-gereja GMIT menggalang dana, dan telah terkumpul sebesar Rp 704 juta yang akan diperuntuk membangun relasi relawan guru untuk sekolah GMIT, dana perbaikan fasilitas infrastruktur, beasiswa untuk anak-anak, tunjangan dana untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan gaji guru yang tertunda.
Direncanakan penggalangan dana “Mama GMIT Panggil Pulang” untuk revitalisasi dan mendorong solidaritas warga GMIT peduli pendidikan akan terus di lakukan dengan mengundang 300 tokoh GMIT dari berbagai daerah di luar NTT yang akan di laksanakan, 30 Oktober 2017 di Kupang.
Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore mengatakan pemerintah dan GMIT punya tanggung jawab besar utk selesaikan masalah yang dihadapi. “Pendidikan menjadi tanggungjawab pemimpin di kota ini,” katanya. Dia berharap GMIT dan pemerintah Kota Kupang bersama menyelesaikan masalah pendidikan di kota ini, sehingga mampu mengangkat anak- anak yang berpendidikan rendah. “Kita punya tanggung jawab moral untuk bangun anak- anak berpendidikan rendah,” ujarnya. ♦ nttterkini.com