Selestinus: Jangan Pilih Adina Lebu Raya

Adinda Lebu Raya & Petrus Selestinus

♦ Ketua DPD PDIP NTT: Adinda punya hak politik

 

 

KOORDINATOR TPDI dan Advokat Peradi Petrus Selestinus mengimbau masyarakat NTT untuk tidak memilih Adidan Lucia Lebu Raya pada Pilgub Juni 2018. Seruan ini, tegas Petrus Selestinus, terkait dengan politik dinasti, yang akan dibangun Ketua DPD PDIP NTT Frans Lebu Raya. Penegasan ini disampaikan Petrus Selestinus menjawab EXPO NTT Selasa 31 Oktober 2017.
Menurut Petrus Selestinus,” Jika benar Ketua DPD PDIP NTT memaksakan kehendak, isterinya dicalonkan maka dengan demikian, Frans Lebu Raya sengaja membangun kerajaan nepotisme. Setelah dirinya usai masa jabatan dua kali, estafet selanjutnya jatuh pilihan pada Adidan Lebu Raya. Dengan demikian Frans Lebu Raya dengan sengaja membangun nepotisme dalam rangka memperkuat jaringan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) selama sepuluh tahun. Saya berani menegaskan bahwa selama sepuluh tahun Frans Lebu Raya pimpin NTT gagal. Saya bisa buktikan, NTT terkorup tetapi tidak ada satupun pejabat diproses hukum. Kedua kejahatan perdagangan orang merajalela dan ini jelas-jelas menyengsarakan rakyat NTT.
Ketiga busung lapar dimana-mana, gizi buruk dan berbagai program yang tidak menyentuh kebutuhan pokok masyarakat. Jadi saya sekali lagi tegaskan, Frans Lebu Raya gagal memimpin NTT selama sepuluh tahun. Yang sukses ialah membangun jaringan mulai dari penempatan pejabat di lingkungan Setda NTT. Coba lihat, mulai dari Sekda, para pejabat eselon dua, terutama jabatan penting dan strategis, semua di beri kepada orang-orangnya Frans Lebu Raya.
Mengapa korupsi merajalela dan tidak diproses, karena aparat hukum dan Frans Lebu Raya saling sandera. Saling tahu, saling melindungi. Ya, Kapolda, Kejaksaan Tinggi, sengaja diam, karena sama-sama saling tau. Dengan demikian saling melindungi.”
Petrus Selestinus terkesan sangat menentang atas kebijakan dan program Gubernur Frans Lebu Raya yang ingin isterinya Adinda Lucia Lebu Raya dicalonkan jadi Gubernur NTT 2018-20123.” Selain dalam rangka mengamankan jaringan KKN, juga ingin tutup rapat semua kasus baik kasus korupsi yang melibatkan orang-orangnya, juga merasa bahwa jaringan Frans Lebu Raya kuat. Yang rugi siapa, jelas NTT dan rakyat selama lima tahun. Jadi sekali lagi, saya minta rakyat NTT jangan pilih Adinda Lucia Lebu Raya jika dicalonkan pada Pilgub 2018. Memang, ada kebijakan khusus Ketua Umum DPP PDIP Megawati, jika terjadi hal-hal yang genting dan ada calon yang bukan kader tetapi punya tric record yang hebat, punya kapasitas dan kapabilitas tertenu. Tetapi menurut saya di NTT, belum ada. Toh, banyak kader PDIP yang hebat-hebat, tetapi dibenamkan Frans Lebu Raya,” tegas Petrus Selestinus.
Terkait kebijakan khusus Ketua Umum menentukan calon yang bukan kader PDIP, juga dibenarkan Ketua Fraksi PDIP di DPRD NTT Gusti Beribe.” Ketua Umum Ibu Megawati yang punya kuasa, bisa menentukan pasangan calon yang bukan dari kader PDIP. Semua berpulang, pada kebijakan Ketua Umum DPP PDIP Megawati,” tegas Gusti Beribe Selasa 31 Oktober 2017.

Hak Politik
Seperti diwartakan, masyarakat NTT sampai kini masih menanti dengan harap-harap cemas, Calon Gubernur NTT dari PDIP. Ada dua nama yang dipridiksi banyak kalangan akan keluar dari PDIP. Siapakah kedua nama itu? Ibu Adinda Lucya Lebu Rayakah, atau Kristo Blasin? Atau, apakah PDIP bakal mencalon yang bukan dari kader PDIP. Sementara Ibu Lucia Adinda Lebu Raya tidak pernah melamar dan tidak mengikuti semua tahapan seleksi sesuai aturan baku di PDIP terkait penjaringan calon kepala daerah.
Ketua DPD PDIP NTT Frans Lebu Raya, Rabu 24 Oktober 2017 kepada EXPONTT menegaskan, ” Ya,, kan ada kader hebat dari PDIP. Ada Krosto Blasin, dan ada Ibu Adinda Lucia Lebu Raya. Pak Kristo sudah mengikuti semua tahapan. Tapi ada juga Ibu Adinda Lucia Lebu Raya. Memang tidak melamar sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur, tetapi Adinda juga punya hak politik maju sebagai bakal calon gubernur atau bakal wakil gubernur. Ibu Lucia punya aksesbilitas yang sangat kuat sesui jabatan yang diembannya. Berpendidikan sarjana, magister, tetapi yang terpenting, Adinda adalah Ketua PKK NTT selama hampir 9 tahun. Adinda sering keliling NTT, menemui masyarakat bahkan tidur di desa-desa.
Saya kira namanya sudah melekat di hati masyarakat NTT. Kedua Adinda juga Ketua Pramuka NTT. Juga sering keliling NTT dari desa ke desa untuk memajukan pramuka. Jadi sudah dikenal. Mengapa orang bilang Adinda tidak memenuhi syarat? Benar, Adinda tidak melamar, tetapi ada aturan khusus yang menjadi kebijak DPP PDIP. Kalau Pak Kristo Blasin memang sudah sosialisasi sejak Februari 2017. Tinggal saja menanti keputusan dari DPP.”
Sebelumnya sebanyak 12 balon Gubernur NTt dan tiga balon cawagub NTT mengikuti fit and propertes di DPP PDIP. Hasil fit and propertes itu akan dievaluasi oleh DPP PDIP yang akan dipadukan dengan hasil survey untuk menentukan calon yang akan diusung. “Setelah survey batu kami menetapkan calon gubernur,” tegasnya. ♦ wjr