DEWAN Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menetapkan nama Bupati Ngada Marianus Sae sebagai calon Gubernur NTT periode 2018-2013 mendapat protes keras. Protes pertama dilancarkan Dolvianus Kolo kader PDIP dari TTU dan juga anggota DPRD NTT. Menurut Kolo keputusan DPP sangat keterlaluan dan konyol. Protes Dolvianus setelah Megawati pada Minggu 17 Desember 2017 menetapkan pasangan yang bukan dari kader PDIP tetapi calon dari luar yaitu Marianus Sae. Marianus Sae didampingi ketua DPC PDIP TTS, Emilia J Nomleni sebagai wakilnya.
“Saya menolak untuk tunduk pada keputusan partai. Di NTT, PDI Perjuangan adalah partai berkuasa selama kurang lebih 15 tahun. Masa mau kadernya di posisi 2. Ini keputusan paling konyol yang pernah ada,” ungkap Dolvianus Kolo, salah satu kader PDIP NTT saat dikonfirmasi VoxNtt.com, Minggu sesaat setelah keputusan itu diumumkan.
Penyesalan Dolvi, demikian ia disapa, cukup beralasan. Pasalnya Marianus pada pilkada Ngada kali lalu mengalahkan calon dari PDI Perjuangan. Tapi malah kemudian diusung oleh partai menjadi cagub.
“Ini namanya partai mengangkangi kadernya sendiri. Apa ini yang disebut partai kader? Saya kira tidak,” ungkap anggota DPRD Provinsi dari fraksi PDIP ini.Selain itu, demikian Dolvi, NTT merupakan basis PDIP. Keputusan DPP dinilainya sudah sangat melukai hati mayoritas rakyat NTT dengan tidak mengusung kader sendiri.
Dikatakan Dolvi, karena partai sudah tidak mendukung kader maka sudah pasti mesin partai akan parkir.”Yang ada pura-pura terima keputusan DPP agar terlihat loyal. Artinya sudah pasti PDIP akan kalah telak,” tegas mantan ketua GmnI Cabang Kupang ini.
“Saya sebagai kader partai tegas menolak keputusan partai apapun risikonya,” lanjut dia. Penyesalan paling mendalam, menurut Dolvi ketika ada kader partai yang sudah habis-habisan berjuang membesarkan partai dari sejak masih PDI pro Mega malah dilengserkan. Yang dia maksudkan adalah Raymundus Fernandes, Bupati TTU dua periode.
“Bupati TTU 2 periode dan di periode kedua lawan kotak kosong, hasilkan 8 kursi DPRD Kabupaten dan 2 anggota DPRD provinsi NTT dari dapil TTU-Belu. Apa ini bukan prestasi?” pungkas Dolvi. PDIP menurut dia, menutup mata terhadap keringat kadernya sendiri maka dari itu keputusan ini dinilai keterlaluan dan paling konyol yang pernah ada.
Ray Fernandez yang juga cagub PDIP juga protes dan menyatakan mundur.Ray langsung bergabung dengan Partai Nasdem pimpina Surya Paloh.Bahkan Ray tampil di panggung deklarasi Paket Viktor Laiskodat dan Joas Nai Soi di Lasiana Kupang 20 Desember 2017. Beberapa minggu kemudian menyusul kader PDIP yang juga cagub PDIP merapat ke Nasdem dan menyatakan mendukung paket Vicktor Laiskodat – Jos Nai Saoi pada 26 Desember 2017.
Halnya Honing Sany yang sudah lama di dibuang PDIP.
Yanni Mboeik kader yang juga pendiri PDIP NTT bersama Ibu Megawati dan Frans Lebu Raya mengaku geram dengan perilaku kawan seperjuangannya.” Ray Fernadez maupun Kristo Blasin itu, kader karbutan. Mereka masuk PDIP ketika Pemilu tahun 1999. Jadi biar saja mereka keluar dari PDIP. Saya dan Frans Lebu Raya bersama Megawati yang berdarah-darah melawan rezim membentuk PDIP,” tegas Janni Mboek menjawab EXPO NTT. Bahkan di akun FB-Nya, Janni Mbeok menulis satus,” Untuk teman2 saya kristo Blasin..Rey Fernandes. Honing sani.dll saya pertama2 menghargai keputusan teman bertiga.saya yakin keputusan itu pasti SDH di pikirkan matang2 oleh teman2..tapi ijinkan saya beberkan fakta sejarah…bahwa pada saat kita membentuk PDIP promega..saat itu teman2 blm ada…yg kami lawan adalah Soeharto dengan kroni2nya… mereka sangat kaya..berkuasa penuh..yg punya tentara..yg punya polisi..yg punya kuasa politik lewat Golkar..kami hanya segelintir orang2 yg di cap PKI..bodoh..penyakit masyarakat..tapi dgn modal keyakinan kami lawan..hasil akhirnya teman kristo jadi DPRD 3 periode..teman Ray jd bupati 2 periode..teman Honing dpri 1 periode lewat partai yg orang2 bodoh ini rintis ..kami biasa kalah..kami juga biasa menang..kami biasa di tusuk teman Dr belakang..kami juga biasa menarik orang utk menjadi orang besar..jadi bagi kami kalah menang biasa…yg kami perjuangkan hanya ideologi partai kami yg kita cinta ini…merdeka.!!!!.selamat natal bagi bapa kristo …bapa Ray dan bapa Honing…” ♦ wjr