Puisi Aster Bili Bora
Walau aku tidak bicara, sesungguhnya engkau harus tahu apa yang ada di kepalaku
Walau aku tidak menangis, sesungguhnya engkau harus tahu apa yang ada di hatiku
Selama ini aku memilih diam karena engkau sudah rasakan betapa dinginnya malam
Selama ini aku memilih tersenyum karena engkau sudah rasakan panasnya matahari
Kini aku tak perlu menjawab pertanyaan yang engkau simpan lama dalam lubuk hati
Mungkin untuk selamanya aku akan tetap diam karena aku ingin engkau terus bahagia
Pahit-manisnya biarlah aku sendiri yang rasakan karena tidak mungkin kita sama rasa
Lewat angin yang tak pernah berhenti nanti engkau pun tahu apa yang sekarang kurasa
Bila nanti terjadi sesuatu karena restu semesta, kuharap engkau tulus hati menerima
Biarlah benih kasih setia yang telah kutanamkan tetap mekar mewangi dalam jiwamu
Janganlah sia-siakan kesempatan terbaik dengan sikap melawan, dendam, dan benci
Dalam segala perkara tetaplah bersyukur karena waktu tidak akan terulang dua kali
Tambolaka, 16 September 2023
Aster Bili Bora,sastrawan tinggal di Tambolaka, Sumba Barat Daya. Karya-karyanya terbaca di berbagai koran dan majalah, baik cetak maupun online.Antologi cerpennya: Bukan sebuah jawaban (1988), Matahari jatuh (1990), Bilang saja saya sudah mati ( 2021), Laki yang terbuang (2021). Karya novel yang sedang disiapkan: Laki yang kesekian-sekian. Antologi bersama pengarang lain: 1) Seruling perdamaian dari bumi flobamora tahun 2018 2) Tanah Langit NTT tahun 2021, 3) Gairah Literasi Negeriku tahun 2021, Guru Berkesan Tak Lekang Dari Ingatan tahun 2022, Geliat Literasi Mencerahkan Hati tahun 2023, Cambuk Kehidupan tahun 2023.