Puisi Aster Bili Bora
Di pinggiran kota ini akhirnya seorang malaikat kutemukan
Bila engkau masih berkata jangan, hatiku terus bertanya
Apakah benar engkau merindukan aku bertambah bahagia
Aku sudah memberikan engkau kesempatan merenungkan
Setidaknya dua tahun yang lalu sudah ada satu kepastian
Aku sudah menyadari apa yang sesungguhnya ada di hatimu
Engkau tidak rela kebahagiaanku kini hancur berantakan
Sesungguhnya aku bukan sedang mencoba-coba sesuatu
Namun cobalah sedikit ikhlas menerima satu keputusanku
Dalam waktu yang terus bergulir siapa tahu ada penyesalan
Memang hidup ini adalah pilihan berdasarkan pikir dan rasa
Jika engkau tetap menolak pilihanku, katakan apa yang kurang
Kita sudah di jalur yang berbeda, berjalan saja sampai di batas
Suatu ketika meski tak terencana, kita pasti di jalur yang sama
Lalu mengapa engkau harus sakit hati aku memilih yang lain?
Tambolaka, 16 September 2023
Aster Bili Bora, sastrawan tinggal di Tambolaka, Sumba Barat Daya. Karya-karyanya terbaca di berbagai koran dan majalah, baik cetak maupun online. Antologi cerpennya: Bukan sebuah jawaban (1988), Matahari jatuh (1990), Bilang saja saya sudah mati ( 2021), Laki yang terbuang (2021). Karya novel yang sedang disiapkan: Laki yang kesekian-sekian. Antologi bersama pengarang lain: 1) Seruling perdamaian dari bumi flobamora tahun 2018 2) Tanah Langit NTT tahun 2021, 3) Gairah Literasi Negeriku tahun 2021, Guru Berkesan Tak Lekang Dari Ingatan tahun 2022, Geliat Literasi Mencerahkan Hati tahun 2023, Cambuk Kehidupan tahun 2023.