APA artinya nomor urut 1 (satu) bagi seorang Calon Legislatif (Caleg)? Bagi seorang Caleg nomor urut menjadi sangat penting. Ambisi mendapatkan nomor ini harus berjuang keras. Pertama harus dikenal luas masyarakat di daerah pemilihannya. Kedua, memilik harkat dan martabat ditengah masyarakat, punya hati yang berbagi dengan rakyat, punya niat tulus menolong mereka yang membutuhkan bantuan dan tidak tukang curi, tukang korupsi dan tidak pernah di bui atau penjara karena kasus kriminal atau catatan kepolisian.
Ini catatan lepas. Karena saya bebas berpendapat sesuai dengan hak saya, hak asasi saya yang dijamin undang-undang. Seorang Caleg, dikenal masyarakat bukan karena tampangnya yang ganteng atau cantik, tetapi dikenal karena perbuatan terpuji, suka menolong mereka yang sedang kurang beruntung,orang lemah, letih dan berbeban berat.
Seorang Caleg, apakah punya niat mulia menolong rakyat? Caleg dikenal karena perbuatan kebajikan pasti dipilih oleh rakyat. Seseorang mengapa mau jadi Caleg? Karena ekonomi lemah atau untuk memperbaiki ekonomi rumah tangga? Atau untuk mendapat kemuliaan agar disegani dan dihormati?
Mengamati sepintas, ada caleg yang hidupnya moratmarit, tinggal di rumah kontrakan, pekerjaan dan pendapatan tidak jelas mau jadi caleg. Ada caleg yang tidak mengurus anak isteri dengan baik, anak kurang gizi, kurang mendapat perhatian, atau isteri kurang mendapat haknya?
Ada pula petani, karena ambisinya harus menjual hewan, jual tanah misalnya demi caleg? Saya berpendapat, seorang caleg harus punya nurani yang baik. Bertanggungjawab terhadap keluarga, artinya mampu menjadi seorang ayah atau ibu yang baik dalam rumah tangga, secara ekonomi mapan. Maksud saya seorang caleg harus utamakan kesejahteraan keluarga, punya pendapatan yang lumayan bagus.
Dari pendapatan tetap bisa membiayai rumah tangga, bisa menyekolahkan anak sampai tuntas dan semua urusan wajib dalam rumah tangga dan kehidupan sosial sudah mapan, baru melangkah ke acara berikutnya yaitu mencalonkan diri menjadi caleg. Semua orang tahu, bahwa menjadi caleg itu mahal. Harus punya nominal rupiah yang cukup. Maksudnya bukan membiayai politik, saya menyebut biaya kampanye, dengan uang pinjaman sana sini, tetapi dari modal sendiri.
Bukan karena dana pinjaman baru menjadi caleg. Risikonya, ketika tidak dipilih rakyat harus membayar utang. Anak isteri ikut menanggung risikonya, bathin segenap anggota keluarga tidak nyaman. Pengalaman, ada caleg akhirnya gila karena mengutang. Penagih utang datang saban hari, jadi kepikiran, jadi gila, teriak di jalanan.
Percayala pada takdir atau talenta. Kalau memang ditakdirkan jadi caleg, ya pasti lurus jalannya. Memang seorang caleg jangan hanya punya ambisi, tetapi harus punya modal uang yang banyak, punya relasi yang luas seperti halnya mereka yang mapan secara nasional menjadi anggota dewan karena sudah kaya.
Caleg jelas baru calon, baru angan-angan, jika dipilih rakyat dan jadi benaran sesuai dengan cita-cita, masih ada pula beban moral. Tanggungjawab dan tanggung risiko. Apakah mampu memberjuangkan aspirasi rakyat, apakah akan berjuang sampai tetes darah penghabisan demi memperjuangkan masalah yang melilit masyarakat? Jangan-jangan setelah dipilih, lupa rakyat yang telah memilihnya. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Atau setelah naik,belum melunasi hutang pinjaman sudah berniat kredit mobil, kredit rumah dan beragam ambisi demi kesejahteraan diri dan keluarga.
Soerang anggota dewan, ini kalau resmi sudah dipilih, mesti patuh pada aturan partai, patuh pada ketua dan teman-teman dalam satu fraksi. Jangan-jangan setelah jadi anggota dewan uang gaji dipotong karena utang kredit, atau karena malas ikut rapat sehingga ditegur ketua fraksi. Ini hanya sekadar catatan yang tak ada gunanya, hanya tulisan lepas. Tidak perlu ditanggapi, tidak disimpan didalam hati. Jadila caleg yang berintegritas tinggi dan martabat supaya jangan merusak tatanan kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat di daerah pemilihan yang pernah merelahkan suaranya untuk si caleg.
Caleg nomor urut satu pasti diberikan oleh partai pengusung dengan sejumlah pertimbangan. Mungkin melalui rapat pengurus partai dan petinggi partai, mungkin melalui seleksi, sehingga si calon pantas diberi nomor urut satu. Moralnya nomor urut satu, kekayaanya nomor urut satu,karena dari kekayaan si caleg, partai juga bisa menagih biaya untuk biaya kebutuhan partai yang sangat besar agar semua urusan dalam partai bisa lancar tiada hambatan. Ya,, nanti disambung lagi. Selamat kepada semua yang diperkenan kan telah menjadi caleg, walau belum ditetapkan resmi sebagai caleg. ♦