HATI ini masih terusik di tahun politik 2018-2019. Terusik, ya terusik. Mengapa? Ya. Ya, soal para caleg yang sudah resmi tercatat sebagai bakal calon anggota dewan, dari pusat sampai daerah. Yang ikut caleg apakah karena menganggur atau karena berambisi agar namanya tercatat dalam lembaran Negara?
Yang berstatus sebagai ibu rumah tangga, berstatus pelacur tercatat pula di KPU sebabai bakal caleg. Saya kaget, ketika sseorang wanita menyodorkan stiker kepada saya. Benar adanya ketika saya membaca, wanita cantik berjilbab ini,resmi tercatat sebagai caleg nomor urut lima dari sebuah partai.
Saya bertanya, mengapa jadi caleg. Dijawab ingin tampil beda.Jika terpilih nanti, kata si wanita cantik ini, akan tampil beda, disegani dan dibanggakan keluarga. Akan punya pendapatan yang besar dan saya akan lebih bebas, semua yang diinginkan bisa tercapai. Si wanita berjilbab ini yakin, pasti menang. Mengapa? Cantik, bada seksi dan dadanya meyakinkan.
Seorang ibu rumah tangga di kampungku Wangka juga terdaftar sebagai caleg dari sebuah partai islam. Padahal profesinya sangat jelas, sebagai ibu rumah tangga menurut hemat saya sukses. Mengapa sukses, sudah melayani suami dan anak-anak lebih dari 25 tahun atau tahun perak.
Si ibu ini masuk dalam kategori terpandang di kampungnya. Punya kios yang menjual kebutuhan pokok. Pendapatan menurut saya sudah memadai bisa membiayai anak ke seminari menengah. Hidup sudah mapan, mapan dan mapan. Standar dan normal.
Ada lagi seorang ibu dari Nagekeo menelepon saya. Minta bantuan untuk mencetak stiker. Suaminya caleg dari partainya Tomy Soahrto mantan pembunuh hakim agung. Hati ini ingin marah, namun semua orang punya hak dasar melakukan apa saja karena dilindungi undang-undang. Saya tegas menolak, karena pertama secara ekonomi,lemah. Anak-anaknya tidak diurus dengan baik, tidak disekolahkan sampai tuntas.
Dari ketiga contoh kasus ini, motivasinya berbeda-beda. Yang lain ingin menjadi orang kaya, yang satu ingin memperbaiki ekonomi dan yang lain ingin berwibawa, dihormati masyarakat dan ingin namanya tercatat dalam lembaran Negara. Ketika ditanya, mengenalkah masyarakat dan daerahnya, dijawab belum.
Pertanyaan saya tidak mampu dijawab. Apa yang akan diperjuangkan demi rakyat yang diwakilnya. Benar-benar tidak mengetahui. Manusia diberi hidup dan kehidupan oleh Sang Pencipta. Manusia tidak hanya bisa hidup dari menjadi anggota dewan, tetapi dari setiap apa yang diusahakan. Menjadi seorang ibu rumah tangga adalah profesi mulia dan terhormat. Menjalani tugas dengan setia dan penuh cinta, dimuliakan Tuhan. Halnya seorang ayah. Jadila ayah setia pada isteri dan anak-anak. Ayah yang melayani isteri dan anak-anak dengan cinta. Setiala pada panggilan, karena Sang Pencita memberi tugas dan panggilan hanya satu kali. Sekali lagi, hanya satu kali dan tidak dua kali.
Maka, setiala pada panggilan masing-masing. Jangan berambisi menjadi anggota hanya karena alasan ekonomi, alasang memperbaiki ekonomi yang selama ini carut marut akibat suami malas, atau isterti tidak puas dengan keadaan ekonomi rumah tangga. Berjuangla dengan sungguh agar semua yang diinginkan bisa tercapai.
Jalani hidup ini sesuai takdir dan talenta. Mencoba boleh saja, tetapi merenung dulu baik-baik. Rundingkan bersama suami atau isteri. Kalau anak-anak sudah dewasa, libatkan mereka. Sebab, hidup ini adalah belajar, belajar sampai lulus. Takdir pasti tidak sekadar omong-omong, tak sekadar bermimpi. Siapapun boleh bermimpi, namun harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Sebab setiap sen yang dikeluarkan dari hasil pinjam atau menggadae barang adalah perbuatan sia-sia.
Jika secara ekonomi telah mapan, jika semua kebutuhan rumah tangga sudah terpenuhi, anak-anak sudah sarjana semua,sudah sukses dan jika masih punya uang lebih, bukan dari hasil pinjaman atau gadai barang batalkan niat itu. Walau sudah resmi tercatat di KPU masih ada waktu untuk mengezaluasi. Ebit G. Ade bilang,” Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih dalam menyikapi semua masalah kehidupan ini. Tengokla kedalam diri, koreksi baik-baik baru mengambil keputusan.” Niscaya dengan bantuan Tuhan pasti indah pada saat yang tepat. ♦