RAKYAT Indonesia sedang diuji mentalnya oleh Sang Penguasa. Sabar menjalani hidup yang serba sulit. Fakta, rakyat Indonesia sedang dalam kesulitan sandang, pangan dan papan. Kemikinan dibiarkan tumbuh dan berkembang. Semakin banyak orang miskin, kian banyak pula kaum elit, kaum koruptor bersukaria.
Kemiskinan memang ladang empuk bagi politisi yang berambisi dengan kemewahan duniawi. Rakyat harus sabar menjalani penderitaan hidup. Sabar karena ketiadaan uang membiayai anak kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, harus menerima kenyataan, jika putera-puteri hanya menyelesaikan pendidikan tingkat SD, atau SLTA.
Rakyat harus sabar, ketiadaan uang membiayai rumah sakit, harus sabar menerima kenyataan ada anggota keluarga yang meninggal karena tidak mampu berobat ke rumah sakit besar dan dokter ahli. Rakyat harus sabar, tak punya uang mengelolah lahan pertanian, sabar tak punya dana untuk belanja pupuk, harus pula sabar kalau gagal panen karena hujan turun tidak teratur.
Rakyat harus sabar, jika harus menempu perjalanan cukup jauh untuk memasarkan hasil bumi harus melalui jalan yang sangat buruk, seperti jalan propinsi, jalan kabupaten dan atau jalan Negara Republik Indonesia. Rakyat harus menerima kenyataan jika harus mati di jalan karena kelaparan. Rakyat Indonesia harus sabar, menyaksikan putera-puteri penerus bangsa ini, harus berjalan kaki dan menempuh puluhan kilo ke sekolah, harus menerima kenyataan, generasi penerus bangsa ini, menyeberangi sungai berbanjir dalam keadaan tidak makan pagi.
Rakyat Indonesia harus sabar, menanti mukjizat tinggal di rumah reyot beratap daun dan berlantai tanah. Rakyat harus sabar, jika musim hujan rumah bocor, bertahanla dengan apa yang ada. Rakyat harus menahan lapar, kalau di dapur taka ada beras atau stok pangan seperti ubi kayu atau pisang. Sebab, lahan garapan sudah tidak subur lagi akibat pupuk kimia. Efek pupuk kimia berlebihan, tanah jadi keras, binatang kecil ikut mati seperti cacing, kala senja saat hujan, petani tak lagi mendengar bunyi jengkrik di tepi sawah. Fakta yang tak dapat dibantah.
Rakyat harus sabar, menyaksikan elit atau pejabat di negeri ini berwajah cerah, senyum tanpa putus menyalami rakyat miskin di desa. Rakyat seharus tak menerima pemberian elit politik menyodorkan lembaran dua puluh ribu, atau lima puluhan ribu. Tetapi karena tak punya apa-apa, rakyat miskin terpaksa menerima uang haram itu.
Rakyat harus sabar dan jangan bosan, menyaksikan KPK melakukan OTT, atau operasi tangkap tangan pejabat tinggi yang melakukan korupsi atau kata lain mencuri uang Negara. Uang yang bukan haknya. Padalah sudah gaji besar. Contoh terakhir yang paling konyol dan melalukan sepanjang hayat, yaitu Sekjen Mahkamah Agung Nurhadi, yang kedapatan punya miliar rupiah dan uang dollar. Ia diperiksa KPK Selasa 24 Mei 2016. Si sopir Nurhadi, punya rumah mewah dilengkapi fasilitas mewah.
Rakyat harus sabar menyaksikan para pejabat eksekutif dan legislatif di tangkap KPK dan digiring ke bui. Rakyat harus sabar menyaksikan pejabat yang membuat janji dalam bentuk pernyataan di media cetak atau televise bahwa dia akan bantu rakyat miskin. Rakyat haru sabar menunggu, menunggu dan menunggu dan akhir zaman pun habis, si pejabat tak juga nongol.
Rakyat miskin harus sabar menanti bantuan. Di saat rakyat menjerit karena perut keroncong, datangla balabantuan yaitu raskin. Istilah ini sangat popular dikalangan petani, termasuk petanin pemilik lahan sawah dan ladang.Ironinya, rakyat berlomba-lomba mendaftarkan diri pada ketua RT atau kepala dusun agar didaftarkan keluarganya sebagai keluarga miskin, keluarga pra sejahtera. Rakyat harus menerima kenyataan, bahwa raskin adalah beras yang sudah diawetkan dengan zat klorin agar tahan lama. Sebab, beras itu diimpor dari Vietnam,Thailan atau India.
Ironi, padahal rakyat punya lahan pertanian namun malas mengelolahnya.
Fakta bahwa rakyat Indonesia baik dipelosok dan kota hidup dalam kemiskinan. Ya, bersabarla sampai mukjizat datang. Bersabar bawa suatu saat bisa bangkit dari lembah kemiskinan. Siapakah yang bisa menolong anda, ya anda sendiri. Manusia diciptakan Sang Pencipta sebagai mahluk istimewa untuk menguasai dunia ini, menguasai segala yang ada di bumi ini. Manusia beda dengan binatang. Binatang dalam memenuhi kebutuhan menggunakan insting, tetapi manusia menggunakan akal sehat. Saya mencoba lampirkan doa Pastor Yos’Ivo Ofmcap Yosin bersama Molly Ekki yang sudah disebarluaskan agar rakyat Indonesia berdoa mohon kesabaran menghadapi kenyataan hidup ini. Berikut doanya:
“Ya Bapa yang berbelaskasih, kami yakin Engkau adalah figur yang sabar dan bahkan sangat sabar melihat pola tingkah laku kami yang sering menyakitiMu lewat perkataan dan perbuatan. Di saat sedih kami berseru Tuhan aku mohon penghiburan-Mu. Di kala letih lesu kami berdoa Tuhan berilah kami daya. Namun ketika senang kami melupakanMU. Kala sukses dan mendapat karunia lalai bersyukur. Itupun Engkau tetap sabar dan setia mendengar keluh kesah kami. Engkau sabar menuntun dan mengarahkan kami ke jalan yang Engkau kehendaki
Kami akui, kesabaran itu terasa langka dalam sejarah hidup kami. Kami sering mengumbar kata-kata kasar dihiasi dengan tatapan sinis dan tidak bersahabat. Kerap jatuh dalam kemarahan, kejengkelan, sakit hati yang berbuahkan rasa benci terhadap sesama dan bahkan keluarga sendiri. Emosi tanpa terkontrol terhadap suami, terhadap isteri dan anak-anak. Diam seribu bahasa dalam kesendirian. Maka dari hati yang dalam kami mohon ya Bapa, curahilah kami rahmat-Mu sehingga kami mampu memeluk kesabaran itu. Siramilah kami dengan kekuatan-Mu sehingga kami dapat menggenggam erat ketabahan. Dan anugerahkanlah kami embun kasih-Mu supaya kami mampu bertindak bijaksana. Dari tidak sabar kami menjadi sabar, dari marah menjadi ramah, dari gampang mengeluh kami ulet dan tekun, dari pesimis menjadi optimis. Semoga di hari-hari mendatang kesabaran-Mu senantiasa menaungi kami. Dan secara khusus kamu menyapa Bunda Maria Bunda Pertolongan Abadi, kiranya Sang Bunda yang senantiasa sabar sampai tabah mengikuti jalan sengsara Yesus Kristus mendoakan kami. Amin.” ♦
Kesabaran
