Delapan Misi Pembangunan NTT

Oleh : Mathin Radja

GUBERNUR NTT, Frans Lebu Raya dan Benny Litelnoni, punya visi membangun NTT lima tahun ke depan. Tetapi tinggal empat tahun lagi. Setahun kepemimpinan, Gubernur dan Wakil Gubernur disbukan dengan urusan politik. Pilbup Sumba Tengah bermasalah sampai bupatinya belum dilantik sampai saat ini. Menyusul Pemilihan Legislatif 9 April 2014 dan Pilpres 9 Juli 2014.
Di kepung masasalah politik, Gubernur dan Wakil Gubernur nyaris tidak menyentuh program pemberdayaan masyarakat. Bahwa visi membangun NTT yaitu terwujudnya masyarakat NTT yang berkualitas, sejahtera dan demokratis dalam bingkai kesatuan Negara Republik Indonesia masih jauh dari harapan.
Sejak menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur baru sekali Frans Lebu Raya berkesempatan jumpa para wartawan di aula Bappeda 16 Mei 2014. Terkesan, Frans Lebu Raya ragu-ragu dalam memberi keterangan tentng enam tekad, kini bertambah dua tekad menjadi delapan tekad. Indah kabar dari rupa. Kalimat ini cocok ditujukan kepada Gubernur Frans Lebu Raya terkait delapan tekad itu untuk periode 2013-2018.
Sangat bagus kedelapan misi ini. Tetapi perlu dikiritisi, apakah sudah berjalan maksimal? Selama setahun memimpin NTT, kedelapan misi ini, hanya pada tataran omong-omong saja. Saya boleh bertaruh. Sebab, hari itu, Gubernur Frans Lebu Raya tidak omong secara jelas dan transparan sampai sejauhmana  kedelapan tekad di implementasikan oleh staf,
Tekad pertama ialah meningkatan pelayanan pendidikan yang berdaya saing? Kedua, meningkatkan derajad dan kualitas kesehatan, ketiga memperdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi kepariwisataan. Keempat, pembenahan system hukum dan reformasi birokrasi daerah, kelima mempercepat pembangun infrastruktur, keenam meningkatkan kehidupan kulialitas keluarga, pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan anak, ketujuh, ini tekad yang baru diciptakan dalam 2014 yaitu mempercepat pembangunan perikanan dan kelautan serta tekad kedelapan yaitu mempercepat penanggulangan kemiskinan, bencana alam dan masalah perbatasan.
Kedelapan misi Gubernur Frans Lebu Raya dan Wakil Gubenur Benny Litelnoni sama halnya janji seorang “Bapak” kepada anaknya. Jika demikian, apakah kedepalan tekad ini mampu diwujudkan dalam karya nyata atau hanya evoria menyenangkan hati rakyat? Janji adalah utang yang harus dibayar lunas. Kalau tidak mampu melunasi semua, ya paling tidak separuhnya.
Pada 16 Juli 2014 nanti, kepemingan Frans Lebu Raya dan Benny Litelnoni, genap setahun. Apa yang sudah dibuat selamat setahun. Kita tunggu penjelasan pada keterangan pers memperingati setahun rezim Frans Lebu Raya dan Benny Litelnoni.
Selain kedelapan tekad yang disinggung secara serius dalam jumpa wartawan, Frans Lebu Raya tidak menyinggung masalah kantor gubernur di Jalan El Tari yang terbakar 9 Agustus 2013, juga program Desa Anggur Merah.