MANUSIA dicptakan Allah agar mengelolah bumi ini secara bijak. Manusia diciptakan sebagai mahluk isitimewa, dalam berekspresi menggunakan akal sehat dan bijak. Jika manusia yang diberi kepercayaan oleh atasan, sudah dipastikan bahwa manusia yang menerima tugas adalah manusia cakap dan bijak dan berpendidikan tinggi, punya pengalaman dalam bidang tertentu.
Catatan ini, karena hati ini tergelitik manakala mencopot atau dengan kata lain memecat delapan menteri. Kalau dipecat berarti kedelapan menteri ini,tidak cukup cakap, tidak setia pada perintah prisiden, tidak menjalakan tugas dengan baik.
Kepercayaan itu, hanya diberi satu kali.Tidak dua kali, tiga kali dan atau tujuh kali. Saya sadar bahwa manusia bukan malekat, bahwa manusia tidak sempurna. Namun ada satu hal penting, ketika diberi kepercayaan untuk memimpin sebuah lembaga, maka bijakla dalam berpikir, bijak dalam menterjemahkan perintah atasan, cakap dalam mengejawantahkan perintah atasan.
Rizal Ramli tergusur dari posisinya sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya. Rizal selama ini memang kerap membuat gaduh karena menyatakan perbedaan dengan menteri Kabinet Kerja di ruang publik.
Di awal jabatannya, ia berseteru dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno terkait pembelian 350 pesawat Airbus untuk Garuda Indonesia.
Rizal juga berseteru dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said soal perpanjangan kontrak Freeport, proyek listrik 35.000 megawatt, hingga pembangunan blok Masela. Terakhir, Rizal berseteru dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama alias Ahok terkait penghentian reklamasi Pulau G di Pantai Utara, Jakarta. Padahal, Presiden dalam berbagai esempatan mengingatkan para menterinya untuk tidak membuat gaduh. Lembaga yang dipimpin bukan gelanggang olah raga, bukan pula ring tinju tetapi mempertaruhkan jabatan dengan karya yang mensejahterakan rakyat.
Halnya Sudirman Said dicopot dari posisinya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Sudriman tercatat pernah menjadi pemberitaan luas publik saat dia melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan terkait dugaan pencatutan nama Presiden. Akibat laporan itu, Novanto dicopot dari Ketua DPR. Namun, Novanto kini menjadi Ketua Umum Golkar dan menyatakan dukungannya kepada Jokowi, bahkan untuk pemilu presiden 2019 mendatang. Sudirman juga sempat berseteru dengan Rizal Ramli soal perpanjangan kontrak freeport, proyek 35.000 Megawatt, hingga pembangunan blok masela.
Marwan tergeser dari posisinya sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Ia pernah didemo di Istana, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung menerima langsung para pendemo itu. PKB sempat memprotes sikap pihak istana yang seperti memberi karpet merah bagi pendemo Marwan.
Yuddy Chrisnandi tergeser dari posisinya sebagai Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Menurut saya, orang ini tak beretika dan tak bermoral. Di awal jadi menteri, kebijakannya bagus.Ada kebijakan pejabat dan PNS tidak boleh rapat di hotel. Diam-diam kebijakan ini tidak jalan. Yuddy juga minta fasiltas bagi keluarganya di Australia, dan banyak kebijakannya yang bukin rakyat tak suka, tak percaya. Selama menjabat, Yuddy juga kerap membuat kebijakan yang diprotes publik seperti rasionalisasi Pegawai Negeri Sipil.
Yuddy juga sempat melarang PNS mudik menggunakan mobil dinas. Namun rupanya Yuddy menggunakan mobil dinas saat mudik ke kampung halamannya di Bandung, Jawa Barat.
Saleh Husin dicopot dari posisinya sebagai Menteri Perindustrian. Saleh Husin memang kurang cakap karena selama menjadi menteri sampai dipecat tak Nampak program yang menyentuh dan membantu rakyat kecil khususnya bidang industeri. Tak banyak rekam jejak Saleh Husin yang pantas dibanggakan di pentas nasional.
Berikut Ignasius Jonan tergeser dari posisinya sebagai Menteri Perhubungan. Jonan terakhir dikritik karena gagal menangani arus mudik karena terjadinya kemacetan panjang di tol Brebes. Jonan menolak disalahkan atas kemacetan tersebut, termasuk terkait korban yang sampai meninggal dunia. Dia juga sempat menolak proyek kereta cepat dan tak hadir saat Presiden Jokowi meluncurkan program ini.Ya, kurang waspada.
Anies Baswedan dicopot dari Menteri Pendidikan Nasional Anies Baswedan. Nama Anies sebenarnya jauh dari polemik. Anies menurut saya juga tidak cukup cakap membenahi masalah pendidikan di Indonesia yang mahal dan paling lama. Jutaan sarjana nganggur, apa gunanya manusia sekolah tetapi tidak dipakai? Ada lagi program Anies Baswedan yang menurut saya tak perlu. Melalui imbauannya Anies meminta orang tua mengantar anak dihari pertama sekolah di tahun ajaran baru 2016. Di benak Anies, orang tua tidak saya anak? Aneh. Pendidikan tetap mahal, tidak terjadi revolusi mental seperti yang dicanangkan Presiden Jokowi dengan Nawacita-nya. Dunia pendidikan di Indonesia sangat tidak menggembirakan. Masih semrawut.
Program Kartu Indonesia Pintar tidak jelas. Kita tidak boleh menutupi atas fakta system pendidikan di Indonesia yang masih sangat buruk. Ferry Mursyidan Baldan tergeser dari posisinya sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang. Saya berurusan sertifikat tanah bertahun-tahun.
Sudah tanahnya sudah diukur dan data lengkap. Terakhir 7 Mei 2015, sampai kini tak jelas. Kepala BPN Kota Kupang ditelepon berulang kali, tetapi tak angkat walau hand phone-nya aktif. Ferry tidak mampu terjemahkan program Jokowi yang namanya revolusi mental. Sistem di BPN taka da perubahan.
Ingin hati ini, melitaniai menteri-menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK. Berulang kali Presiden Jokowi bilang, menteri itu hanya menjalakan program, visi dan misi presiden. Menteri tidak dibenarkan menciptakan program atau visi dan misi sendiri. Intinya, semua pembantu dan seluruh staf presiden harus taat dan loyal pada proram presiden. Ya, inila Indonesia, inilah manusia Indonesia yang sudah 70 tahun merdeka. ♦
Menteri dipecat, malu…..!
