Status dan keadilan

ilustrasi

MIRIS, sedih juga menjengkelkan ketika status mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar dipersoalkan. Seorang Arcandra harus dikorbankan demi kepentingan segelintir pengusaha minyak yang rakus. Arcandra harus dihabisi karena kepemimpinannya yang tegas dan mengkikis habis para koruptor Migas.
Juga status Gloria Natapradja Hamel, menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka 2016. Sedih dan jengkel menyaksikan cara pejabat yang sengaja membawa Gloria ke rumah sakit dengan dalih periksa kesehatan disaat teman sedang ke Istana bertugas. Tapi hati ini senang, saat Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memanggil Gloria ke istana pada 17 Agustus 2016 pagi serta sore hari diikutsertakan dalam upacara penurunan bendera.
Ok, kedua soal kewargaan Negara yang dipersoalan menjadi topik terhangat dibahas masyarakat melalui media sosial. Saya pribadi menyayangkan cara-cara membantai sesama manusia Indonesia hanya karena status kewarganegaraan Arcandra dan Gloria. Ini pelajaran sangat berharga dalam kehidupan berbangsa dan Negara. Saya sebagai Ketua RT 19 Kelurahan Kolhua pada 16 Agustus 2016 harus menegur warga dan sangat keras yang tidak memasang bendera merah putih sejak 14 AGustus 2016.
Warga yang rasa nasionalismenya kurang, yaitu tidak menyadari bahwa setiap 17 Agustus wajib hukumnya memasang bendera merah putih.
Yang hati ini jadi miris, saat saya membaca bertia di portal OkTerus.com. Di portal ini tertulis dengan judul besar,” Ternyata Status Prabowo Subianto Bukan Warga Negara Indonesia.”
Di tulis OkTerus.com, nama Menteri ESDM, Arcandra Tahar menjadi perbincangan usai status kewarganegaraannya diragukan oleh sejumlah pihak.
Namun, menanggapi hal tersebut, OkTerus.com menemukan sebuah tulisan yang justru akan sangat mencengangkan bila diketahui oleh publik. Tulisan ini ditulis oleh netizen dengan nama Pedang Keadilan pada salah satu forum Kompasiana dengan judul “Prabowo Subianto Juga Warga Negara Yordania, Habibie Warga Negara Jerman. Lantas apa yang salah dengan Archandra?”.
Berikut adalah tulisan yang berhasil OkTerus.com kutip:
Inilah jeleknya karakter busuk orang Indonesia pada umumnya. Ada yang jenius dikit saja dan menduduki jabatan yang super strategis, langsung diembat tanpa ampun agar yang bersangkutan terkapar KO..
Ada orang cerdas yang rela mengabdikan diri untuk membangun ibu Pertiwi, malah dibully dan dibantai secara berjamaah di media, apa kita mau disebut bangsa plekok?
Para spesies laknat tersebut punya kepentingan busuk dengan menghalalkan segala cara agar ulah mereka menyedot dan memanipulasi kekayaan negri zamrud khatukistiwa ini tak terganggu dengan kehadirannya si Archandra ini. Suatu saat nanti kebusukan mereka akan dikuliti oleh ketulusan.
Sekalipun diisukan warga negara ganda, apa salahnya coba?
Prabowo Subianto juga warga negara kehormatan Yordania, Habibie Warga Negara Jerman, lantas apa yang salah dengan si Archandra ini?
Lha wong dia lahir besar di Indonesia, minum air dari tanahnya Indonesia, hanya karena kecerdasannya sehingga ia sukses di negeri orang, dan disaat ia mau membangun negerinya sendiri, malah dicerca, dibully, dibuat gaduh, kapan bangsa ini bisa maju kalau celometan melulu tiada henti?
Inilah repotnya jadi orang cerdas di negeri ini. Disaat belum jadi orang, jadi cibiran orang. Saat sukses di tanah rantau, disuruh balik. Giliran balik untuk bangun kembalji negaranya, malah dibilang pengkhianat.
Ya gimana Archandra enggak digoyang pica-pica ngana pe body rica-rica, posisi Kementerian ESDM itu posisi cadas yang dincar banyak orang. Banyak kepentingan yang bermain didalamnya karena pusaran uang yang sangat besar, plus pos yang sangat besar dari APBN.
Itulah sebabnya, nggak usah heran, nggak usah takjub, nggak usah melongo sampai ternganga-nganga, sebagai Menteri ESDM yang baru, yang jelas Archandra ini dibuat keok oleh segelintir oknum busuk yang sengaja menghembuskan isu status kewarganegaraannya ke permukaan.
Archandra ini punya hak absolut untuk menentukan kebijakan-kebijakan kedepannya yang sudah barang tentu akan membuat resah dan gelisah bagi sebagian oknum. Kehadiran akan membuat mereka blingsatan seperti cacing kepanasan khawatir dengan kebijakan-kebijakannya yang mengkepret mereka sampai nyonyor.
Melihat track recordnya Archandra, ini orang jenius. Sangat jenius. Jarang orang Indonesia yang kecerdasannya diatas rata-rata. Salah satu kecerdasannya, yaitu Jokowi akhirnya memutuskan untuk membangun blok Masela secara onshore, karena masukan dari Archandra yang valid dan detail. Bukan seperi ulah si Rajawali Kepret yang sibuk ribut sendiri dengan Sudirman Said itu.
Kehebatan lain orang ini, ia memiliki hak paten design tekhnologi platform dan offshore di Amerika Serikat. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama Peteroneering di Houston, Texas, yaitu perusahaan yang khusus bergerak dibidang pengembangan tekhnologi enginering yang fokus pada kilang minyak lepas pantai.
Bukan hanya itu saja, ia juga jago dalam bidang instruktur migas dan fasilitas migas offshore. Di Amerika Serikat, Archandra ini mengantongi enam hak paten internasional dibidang ESDM yang diperolehnya dari hasil risetnya sendiri. Archandra juga adalah salah satu murid kesayangannya Ed Horton, tokoh legendaris yang merajai dunia dunia offshore di Amerika.
Sudahlah, berhenti sok nyinyir. Intinya mayoritas rakyat di negeri ini tak peduli mau ia warga negara Pluto kek, warga negara Neptunus kek, yang rakyat peduli adalah bagaimana perekonomian di negeri ini segera berangsur-angsur membaik.
Kasus Arcandra diharapkan rakyat Indonesia segera selesai. Kementerian Hukum dan HAM sudah menjelaskan kepada media, bahwa Arcandra segera kembali jadi warga Negara Indonesia. Pengurusan berkas, masih menurut pejabat Kementerian Hukum dan HAM akan selesai dalam seminggu atau sampai dengan akhir Agustus 2016. Tapi nasib Arcandra sudah diberangus, diinjak-injak sampai rata tanah. Para penjahat tertawa terbahak-bahak.
Saya merasakan kekecewaan rakyat Indonesia atas perlakuan jahat oknum penjahat di negeri ini menghabisi Arcandra Tahar. Jika benar dalam seminggu Arcandra resmi menjadi warga Negara Indonesia, apakah dapat dipulihkan namanya yang sudah hancur? Apakah Arcandra bisa kembali mendudukki jabatan Menteri ESDM? Kita tunggu kebijakan Presiden Jokowi. ♦