“Gempa Aceh dan Islam Kiri”

WJR

GEMPA 6,4 SR yang mengguncang Aceh  Rabu 7 Desember 2016 subuh pukul 05.03 WIB telah menyebabkan kerusakan parah di Kabupaten Pidie Jaya Aceh. Tuhan seakan mau memperingati bahwa manusia yang menghuni bumi ini harus saling tolenransi, hormati menghormati antar umat beragama.
Kasus pembakaran gereja terakhir di Kalimantan dan juga bakar tempat doa umat Budah. Semua terjadi di bulan November 2016 bersamaan dengan aktivitas kelompok Islam kiri ekstrim yang menggelar demo 4 November dan 2 Desember 2016. Para penjahat kemanusiaan dan keagamaan serta anti UUD 1945 dan Pancasila bertindak sangat biadab sehingga merusak tatanan kehidupan umat beragama yang mengedepankan kedamaian dan saling toleransi.
Tuhan tidak tidur. Peristiwa pembubaran acara Natal KKR di Sabuaga Bandung oleh kelompok masa islam terjadi 6 Desember 2016. Hanya selang beberapa jam, 7 Desember 2016 gempa mengguncang Aceh yang penduduknya mayoritas muslim. Kaum muslim Aceh beberpa tahun lalu membakar beberapa gereja. Dan Tuhan memperingati. Gempa 6,5 skalarikter selain meluluhlantakan ratusan bahkan ribuan rumah penduduk dan fasilitas juga memporakporankan lebih dari 15 mesjid. Apakah umat muslim yang saya sebut dengan umat islam ekstrim sadar akan peristiwa alam? Atau sekadar bencana biasa?
Menurut saya, bencana Aceh yang penduduknya mayoritas muslim menjadi pertanyaan, mengapa terjadi berulang. Dari status yang ditulis di media sosial yang saya baca ada yang mengucapkan nada duka mendalam, namun ada nada yang mengecam, senang atas bencana itu. Mengapa, karena di daerah itu, sudah puluhan, bahkan ratusan gereja di bakar.
Bencana Aceh yang datang terus menerus, terkesan seiring dengan aksi kelompok intoleran terhadap minoritas yang terjadi terus menerus. Toleransi yang sudah berjalan puluhan tahun silam sejak berdirinya Indonesia malah tercoreng dengan aksi sekelompok intoleran. Negara seolah tak hadir. Hukum seolah dikangkangi dengan aksi membubarkan kelompok minoritas yang hendak melaksanakan ibadah.
Pembubaran paksa kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Sabuga Institut Teknologi Bandung (ITB) mestinya tidak terjadi. Namun apalah daya, ibadah menyambut perayaan Natal bagi umat kristiani mesti terciderai akibat ulah sekelompok yang menamakan Pembela Ahlus Sunnah (PAS).
kebebasan beragama dan menjalankan ibadah  diatur dalam UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 22 ayat (1), menyatakan, “Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamnya dan kepercayaanya itu,”. Sedangkan ayat (2) menyatakan, “Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu”.
Lagi-lagi, Pemerintahan Jokowi-JK diuji. Rakyat Indonesia sudah sangat menderita, akibat ulah jahat segelintir umat muslim yang bertindak sangat ekstrim, terutama dibawah pimpinan Habib Riziq. Habir Riziq ini, bergelar imam besar, memimpin organisasi jahat beranama Front Pembela Islam atau FPI. FPI bertindak jahat tak berperikemanusiaan. FPI seakan pemimpin tertinggi di negeri yang bernaung dibawa Pancasila dan UUD 1945.
DI Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dicabik-cabik oleh manusia yang menamakan diri dari FPI. Mengapa FPI tidak dibubarkan walau ada desakan masyarakat? Ada apa dengan organisasi ini. Habib Riziq bertindak biadab tetapi pemerintah masih diam saja?
Yang sangat biadab ialah ucapannya usai doa super damaia 2 Desember 2016 di Monas. Habib Riziq yang mengenakan jubbah dan sorban putih masih juga berteriak,” Kalau Ahok tidak dipenjara akan revolusi. Dan teriakan melalui toa didengar jutaan manusia Indonesia. Sungguh biadab. Padahal Habib Riziq baru saja jadi imam dalam doa bersama itu.
Tindakannya sama dengan binatang yang hanya menggunakan insting. Tindakan serupa juga dilakukan beberapa oknum ulama muslim bahkan mengaku imam besar bergelar doctor. Isu yang sudah diberitakan berbagai media bahwa mantan presiden SBY menjadi dalam dalam aksi kekerasan di Jakarta. Kapolri menyebut motif politik demi menggolkan kepentingan politik dan harus mengorbankan anaknya Agus yang berpangkat mayor maju sebagai Cagub DKI. SBY terkesan kuat ingin menggulingkan pemerintahan yang sah dan dalang dibalik rencana sejumlah tokoh yang akan mahar paksa agar MPR segera seidang istimewa mengganti presiden.
Rakyat Indonesia harus bersyukur dengan POLRI dan TNI yang solid dan kuat membela NKRI. Sebelas tokoh, termasuk Rahmawati anak proklamator juga ditangkap dan pensiunan TNI Zein. Kita mendoakan agar TNI dan POLRI tetap teguh dan kuat membela NKRI demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Rakyat Indonesia sedang berduka atas jatuhnya korban lebih dari ratusan korban meninggal akibat gempa Aceh. Tapi ada kelompok yang menyatakan bersyukur atas bencana itu. Para ulama Islam, harus menyadari hal ini. Memahami dua peristiwa berdarah akiban bencana gempa Aceh. Kedua tindakan dan perilaku islam kiri yang mencabik-cabik rasa keadilan kaum minoritas membakar dan membubarkan kaum minoritas yang sedang menjalani ibadah.
Habib Riziq, apakah ancamannya akan revolusi jika AHok tidak dipenjara walau tidak bersalah akan terwujud? Manusia ini, menurut saya,harus dienyahkan dari muka bumi Indonesia yang selama ini hidup nyaman dan damai. Jika revolusi, maka Inonesia tidak NKRI lagi, tetapi bisa terbentuk Negara baru, seperti Papua, Bali dan NTT.
Rakyat Indonesia sedang harap-harap cemas langkah dan tindakan bijak Presiden dan Wakil Presiden RI pasca demo brutal 411 dan 212. Apakah konsentrasi memulihkan bencana di Aceh atau memulihkan dan menyelesaikan kasus yang menjadi tuntutan pendemo 411 dan 212? Banyak yang memuji langkah Presiden Jokowi-JK yang pada 212 hadir dan sholat Jumat bersama pada 2 Desember 2016.
Menurut saya pribadi, keberhasilan Presiden Jokowi dan JK sebenarnya masih sangat rentan. Salah langkah sedikit saja, maka kita orang Indonesia akan terpecah menjadi beberapa bagian. Terlalu riskan jika selalu menerapkan pola bertahan.
Penangkapan mereka yang rencana makar sudah tepat. Strategi baru harus dirancang mumpung kelompok hitam dan jahat mulai melemah dan masih sibuk membangun kekuatan. Saya hanya mau mengingatkan bahwa ketika kaum minoritas dalam hal ini kelompok Kristen disakiti terus menerus maka akan juga marah. Penduduk Negara besar di dunia seperti Amerika, Jerman, Belanda, Inggeris dan Australia berpenduduk mayoritas Kristen. Ketika di sakiti terus menerus pasti akan kehilangan kesabaran. Tindakan rasa saling toleransi bisa terjadi. Tidak ada yang mustahil, semua bisa terwujud.
Semua drama yang kita tonton saat ini akibat kebodohan. Ketidak-pahaman akan agama dengan benar, membuat banyak orang mudah sekali terprovokasi dengan baju kebanggaan. Sudah saatnya Presiden Jokowi melawan ini. Dan untuk melawan kita harus melihat sisi mana yang harus segera dibereskan.
Sisi pertama adalah media mainstream. Begitu banyak ustad-ustad yang tidak layak tampil memenuhi layar televisi nasional. Mereka membangun persepsi tentang ajaran Islam sesuai versi mereka sendiri.
Banyaknya ustad karbitan ini sebenarnya bagian dari sebuah skenario besar dengan perjalanan panjang. Dengan uang besar, ada pemain utama yang membeli slot-slot acara di stasiun televisi nasional khusus untuk acara agama Islam.
Dengan menguasai slot-slot acara itu, mereka mudah melakukan proses cuci otak, mereka mengangkat ustad yang sepemikiran dengan mereka dan mengontrol pemahaman tentang Islam sesuai kehendak mereka.
Akhirnya masyarakat awam yang baru belajar, mau tidak mau,mempunyai idola baru. Mereka tunduk karena mereka memang tidak tahu. Dan disinilah proses mengarahkan pikiran dilakukan.
Akhirnya yang mereka kenal hanya kafir, bidah, musyrik dan sebagainya. Yang kalau tidak dipakai untuk menghantam non muslim, diarahkan kepada muslim yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka. Proses seperti ini sudah berlangsung lama dan sengaja dibiarkan. Saya mau bilang, “mungkin dipelihara”.
Sikap bijak sudah dilakukan Presiden yang mau mengajak organisasi Islam untuk kerjasama menjaga keutuhan Indonesia. Saat organisasi islam terbesar dan sangat toleran seperti NU menghadirkan tokoh muslim dan ustad moderat untuk tampil biacara di televisi. Ada banyak kader muda NU yang moderat dan hebat.
Dengan menampilkan kader muda dan pintar seperti mereka, NU akan tampil bukan lagi sebagai Islam buat orang kecil, tetapi sudah bertransformasi menjadi kekinian. Ah, kali ini emosiku tak dapat kendali. Membuat catatan terlalu panjang akan membosankan anda membacanya. ♦