♦ Catatan Wens John Rumung
SURAT dari seorang penjasa Bank NTT,” Amos Corputy” tentang kebenaran. Pembuat surat ini, sangat berjasa membangun Bank NTT hingga membangun gedung mentereng lima lantai yang memagahkan dan membanggakan rakyat NTT. Surat sakti itu, apakah akan dijawab Majelis Hakim pada Sidang keputusan hari ini, Rabu 8 November 2023? Surat sakti ini bagi saya pribadi begitu mengesankan saya dalam sejarah perjuangan membela kebenaran.
Amos Corputy selaku pemegang saham Seri B ikut digugat oleh Izhak Rihi,tetapi sebaliiknya membela orang yang menggugat. Ini kisah fakta, saya mencoba mengangkat lagi kisah ini,dihari persidangan terakhir,” Keputusan Majelis Hakim”.
“SUARA seorang Amos Corputy adalah suara kebenaran, diungkap sesuai fakta. Seorang Amos Corputy sangat mengenal mantan “anak buahnya” bernama Izhak Eduard Rihi. Seorang Amos Amos Corputy kapasitasnya sebagai perbankan tidak perlu diragukan lagi. Seorang Amos Corputy memberi kesaksian dalam persiadangan Mantan Direktur Utama Bank NTT Izhak Rihi adalah ungkapan isi hatinya teralam. Kesaksiannya di depan Majelis Hakim sesuai fakta tidak tambah dan tidak kurang. Sebagai bukti hukum, Amos Corputy menulis keterangannya atau kesaksian dalam secarik kertas yang dibubuhkan tandatanganya. Silahkan membaca isi surat itu yang sebagai pernyataan di depan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Klas I Kupang. Apakah kesaksian seorang Amos Corputy tidak mewakili para pemegang Saham Seri A dan Sei B? Ataukah kesaksian Amos Corputy akan dipatahkan Majelis Hakim yang mengadili kasus Mantan Dirut Bank NTT Izhak Eduard Rihi. Apakah Majelis Hakim lebih membela pemegang saham pengendali dalam hal ini Gubernur NTT, para bupati se Nusa Tenggara Timur yang sedang berkuasa dan memiliki segalanya?
Hari ini, Rabu 7 Juni 2023 akan digelar sidang duplik Mantan Dirut Bank NTT Izhak Eduard Rihi. Semua orang sudah membaca isi hati Amos Corputy. Amos Corputy sudah sangat berpengalaman dibidang perbankan. Jadi apa yang diungkap dalam selembar kertas, tidak mungkin berbeda dengn isi hati nuraninya. Amos Corputy adalah seorang yang sangat senior di bidang perbankan. Jadi kalau kesaksianya dipatahkan berarti suara hati seorang Amos Corputy yang menulis dipandu oleh Roh Kudus tidak dihargai dan tidak dihormati.
Amos Corputy berpedang pada isi Firman, ”Tuhan sendiri adalah hidup, dan kebenaran, dan hidup dan kebenaran-Nya ada berdampingan. Mereka yang tidak mampu memperoleh kebenaran tidak akan pernah mendapatkan hidup. Tanpa bimbingan, dukungan, dan perbekalan dari kebenaran, engkau hanya akan mendapatkan hukum yang tertulis, doktrin, dan, terutama sekali, kematian. Hidup Tuhan selalu-ada, kebenaran dan hidup-Nya ada berdampingan. Jika engkau tidak bisa menemukan sumber kebenaran, engkau tidak akan memperoleh makanan untuk hidup; jika engkau tidak bisa mendapatkan perbekalan hidup, engkau tentu tidak memiliki kebenaran, dan oleh karena itu, selain dari imajinasi dan konsepsi, keseluruhan tubuhmu tidak lebih dari sekedar daging—dagingmu yang berbau busuk. Ketahuilah bahwa kata-kata dari buku tidak dapat dianggap sebagai hidup, catatan sejarah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan berbagai peraturan di masa lalu tidak bisa menjadi catatan tentang firman yang diucapkan oleh Tuhan saat ini. Hanya yang diungkapkan Tuhan ketika Dia datang ke bumi dan tinggal di antara manusia adalah kebenaran, hidup, kehendak Tuhan, dan cara kerja-Nya saat ini selama proses persidangan di Pengadilan Negeri Klas I Kupang.♦