PERTAMA, saya mau menyoroti lembaga Majelis Ulama Indonesia atau MUI. Dari namanya, lembaga ini sangat dihormati dan disegani masyarakat muslim Indonesia. Kedua Ketua MUI, adalah manusia terbaik di bumi ini, baik dari segi perilaku religious, maupun perilaku secara pribadi sebagai manusia yang terpilih. Artinya, seorang ketua MUI, pertama adalah manusia bijak, berpikir jernih dan bijak dalam mengambil keputusan.
Ketua Umum MUI Kyai Ma’ruf Amin, dalam sidang ke-8 kasus Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah memperlihatkan watak buruk, bodoh dan tak paham setiap persoalan yang dilaporkan masyarakat atau tidak mampu memilah sebuah persoalan. Ma’aruf dalam kesaksikannya dibawah sumpa mengatakan tidak menonton video ceramah Ahok dan tidak melakukan tabayun (konfirmasi) sebelum mengeluarkan Pendapat dan Sikap Keagamaan MUI, 11 Oktober 2016 yang menuduh Ahok telah menista Al-Quran dan Ulama.
Tidak memahami mendalam sebuah persoalan yang sedang diperbincangkan di tengah masyarakat. Ini aneh dan sangat memalukan. Saya mau mengatakan, Ma’aruf secara subjektif menilai dirinya adalah dewa yang sangat berkuasa sehingga bisa mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi.
Tanpa mengurangi rasa hormat pada Kiai Ma’ruf Amien, sebagai Ketua MUI, kesaksian beliau yang tidak menonton video dan tidak melakukan tabayun membuat kredibilitas beliau sebagai saksi ahli sangat diragukan. Sebab, dalam Islam, ini saya kutip dari keterangan pers tim Ahok – Djarot, kita harus teliti dan tabayun sebelum memutuskan persoalan, bahkan dalam adigium fiqih dikenal, lebih baik salah menghukum orang bebas daripada menghukum seseorang salah. Menurut Sekretaris Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni, adagium fiqih itu berasal dari hadits Nabi, “sungguh seorang pemimpin salah dalam memaafkan itu lebih baik daripada salah dalam menghukum riwayat Turmudzi dan Al-Baihaqi”
Selain soal kredibitas, Kyai Ma’ruf Amin juga bisa dipertanyakan dari sisi netralitas, karena sebelum mengeluarkan Pendapat dan Sikap Keagamaan MUI tanggal 11 Oktober 2016, beliau menerima pasangan Agus-Sylvi tanggal 7 Oktober 2016 dan memberikan dukungan secara eksplisit seperti yang banyak dikutip media. Kini mulai terbongkar, ‘kongkali kong’ antara MUI dan SBY.
Kyai Ma’ruf mendukung pasangan Agus-Sylvi. Netralitas Kyai Ma’ruf Amin sangat diragukan dalam memberikan pendapat pada Pak Basuki yang menjadi lawan Agus-Sylvi dalam Pilkada DKI. Kesimpulan sederhana untuk seorang manusia yang dipercayakan memimpin sebuah lembaga besar seperti MUI sangat diragukan.
Jika demikian dalam sikap dan perilaku seorang Ketua MUI seperti Kyai Ma’aruf Amin, pertama perilaku yang diperlihatkan adalah perilaku manusia yang tidak berpendidikan dan tidak memiliki aklak moral yang baik. Sikap dan tindakan Kyai Ma’aruf Amin sangat memalukan yang telah mengambil sebuah keputusan yang keliru. Tindakan melakukan tindakan yang keliru dan menyebabkan kegaduhan di tengah masyarakat bahkan menyebabkan pecah belah antara masyarakat di Indonesia, adalah tindakan manusia yang bodoh.
Apakah seseorang yang bernama Kyai Ma’aruf Amin masih diakui sebagai seorang Ketua MUI ? Dari segi etika dan moralitas,seorang Kyai seperti Ma’aruf Amin harus disingkirkan dari bumi Indonesia. Kehadiran soerang Kyai Ma’ruf Amin harus dilenyapkan dari bumi Indonesia.
Demo mengecam AHok yang diduga menista agama pada 411 dan 212, didalangi dua lembaga yaitu MUI dan FPI. Sampai detik ini, kedua lembaga ini, terus berjuang secara massif dengan menebar kebencian kepada kaum minoritas. Terkni, menurut info Kasat Intelkam Polres Bandung & Kanit Intelkam Polsek Baleendah menyimpulkan bahwa pada Selasa tgl 31 Januari 2017 sekitar jam 08.30 wib Asep Heri alias Pio (Ketua FPI Kabupaten Bandung) dengan Istrinya datang ke SPKT Polsek Baleendah untuk membuat Surat Keterangan Kehilangan KTP an. Asep Heri & ATM an. Iis Nopanyanti.
HP milik Asep Heri tsb (085224507279) sempat tertinggal di SPKT Polsek Baleendah dan diamankan oleh Brigadir Cecep Suhendar (Anggota Polsek Baleendah).
Ketika HP tersebut dibuka, ada WA masuk dari LSKN JRK (Laskar Solokanjeruk) yang isinya siap membakar Polsek dan Polda. Saat itu juga Brigadir Cecep Suhendar menunjukan berita tsb kepada Kanit Intelkam Polsek Baleendah Ipda Impol Naibaho dan langsung berita di di photo.
Setelah itu pemilik HP kembali ke Polsek mencari HP dan diberikan HP tersebut oleh Brigadir Cecep Suhendar kepada pemiliknya Asep Heri.
Kesimpulannya, FPI sedang merancang sebuah aktivitas dibawa tanah untuk melawan aparat keamanan.
Perilaku buruk yang diperlihatkan Ketua MUI Kyai Ma’aruf Amin dan Habib Riziq selalu Ketua MUI merusak Citra Islam, dimata Indonesia dan dunia. Masih menurut yang saya baca dari literature, Al-Quran mengatakan,” janganlah kebencianmu kepada suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil…”
MUI yang diharapkan menjadi ujung tombak untuk memulihkan citra Islam yang ternoda oleh banyaknya kebohongan saksi pada sidang Ahok ternyata ia juga melakukan kebohongan kepada masyarakat.
Kasihan Kyai Ma’ruf yang dikelilingi oleh ulama-ulama hebat dan seluruh jajaran MUI yang semua bergelar ulama kecil dan ulama besar.
Pernyataan Ma’ruf soal umat Muslim tidak boleh memilih pemimpin Yahudi dan Nasrani sangat memalukan. Ma’aruf seolah dewa yang hidup di alam lain dan bukan di dunia ini. Padahal, seorang Ahok yang juga orang Indonesia, dijamin konstitusi. Indonesia bukan negara berdasarkan syariat tertentu.
Padalah Ma’ruf pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan pernah disumpah untuk setia pada Pancasila dan UUD 1945. Ternyata seorang Ma’aruf Amin paham yang keliru? Setahu saya, ajaran agama apapun mengarahkan pengikutnya untuk berbuat baik kepada semua orang.
Ma’ruf tidak obyektif sebagai saksi lantaran sikapnya mengarah pada dukungan terhadap pasangan calon nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Seorang Kyai Ma’ruf sudah melakukan pembohongan dan menebar kebencian. Apakah seorang pembohong orang baik, atau orang jahat? ♦