Tahun Politik

TAHUN 2024, adalah tahun politik bagi Indonesia. Pemilihan Umum sudah diselenggarakan 14 Februari 2024. Selain rakyat Indonesia memilih pemimpin nasional Presiden Dan Wakil Presiden, rakyat juga memimlih wakil rakyat untuk DPR RI dan DPRD. Apakah sudah sudah nyaman setelah Pemilu, jawabannya ‘tidak‘. Mengapa, karena rakyat Indonesia disuguhi politik curang yang dimainkan oleh elit politik di tanah air.

Yang paling mengecewakan rakyat Indonesia, manakalah seorang Jokowi Presiden RI yang selama 9 tahun dipujapuji sebagai presiden yang pro rakyat membangun insfrastruktur berubah menjadi kecewa berat ketika putera sulungnya Gibran dipaksa dengan cara politik busuk dicalonkan sebagai Cawapres berpasangan dengan Capres Prabowo Subyanto.

Drama politik buruk oleh Jokowi tak menghiraukan seruan ratusan guru besar dan aktivitas kampus. Demonstrasi selama Februari dan Maret 2024 datang silih berganti mahasiswa yang minta agar Jokowi mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Politik dynasty yang dilakoni dan keluarganya sedemikian buruk dan angkuh. Anak sulungnya dipaksa menjadi calon wakil presiden dan anak bungsunya Kaesang baru dua hari menjadi anggota PSI langsung diangkat menjadi ketua umum. Sungguh naïf seakan Kaesang manusia ajaib yang memajukan sebuah partai dengan cara instan.

Setelah Pemilu PSI dipastikan tidak bisa mencapai ambang batas 4 persen sesuai ketentuan undang-undang secara tiba hanya dua hari secara mengejutkan suara bertambah dengan cara tipu-tipu bertambah 230 an ribu suara. Aneh bin ajaib, tetapi faktanya demikian. Banyak kalangan mencibir tetapi seorang Jokowi seakan sedang berkuasa dan memaksakan diri agar PSI yang anaknya Ketua Umum masuk Senayan.

Jokowi masih secara resmi sebagai kader PDIP yang sudah mengusungnya menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI dan dua periode sebagai presiden karena jasa PDIP. Tetapi, Jokowi sendiri menginjak harkat dan martabat PDIP yang sudah membesarkannya.

Intinya, situasi politik Indonesia sesuadah Pemilu 14 Februari 2024 sedang tidak baik-baik saja. Rakyat masih disuguhi praktek kotor yang dalanya dan sutradaranya dikendalikan Jokowi dan tim-nya. Sampai kapan rakyat disuguhi tontonan berupa drama politik yang buruk?