Pejabat Arogan Mengaku Diri “Bersih”

♦Catatan Wens John Rumung

 

HARI ini, Jumat Agung 29 Maret 2024 memperingati Yesus di salib dan wafat persis jam tiga siang. Hati ini tergerak membuat catatan ini, setelah menonton berita sebuah televisi lokal yang memewawancarai sang pejabat penting di pemerintahan Kota Kupang soal “melakukan pekerjaan kotor” demi kepentingan seorang calon pejabat yang ingin menjadi pejabat penting, menjadi pemimpin tertinggi di sebuah wilayah otonom. Yang dipersoalkan media yaitu praktek kotor dan busuk itu menggunakan aparat yang digaji oleh Negara dari pajak rakyat.

Sambil berlalu si pejabat penting itu menjawab pertanyaan sang wartawan televisi dengan suara tegas dan meyakinkan bahwa, ”Saya bersih” dan mengaku tidak terlibat dengan pekerjaan kotor itu. Sekali lagi pejabat ini menjawab dengan tegas, “Saya ini bersih.” Padahal terkait dengan pekerjaan politik kotor demi meloloskan oknum seorang politisi menjadi pejabat penting di sebuah wilayah otonom terviral bahwa tim suksesi oknum politisi kotor itu viral di media sosial. Sebuah portal memberitakan kasus ini, dan mengkopy berita yang sudah tersebarluas di media social.

Mengapa oknum pejabat penting ini, mengaku dirinya bersih? Mengapa oknum pejabat penting ini, melakukan somasi terhadap pemberitaan sebuah media online tentang praktek kotor yang melibatkan oknum aparatur sipil Negara yang digaji Negara dari pajak rakyat.

Pertama ucapan sang pejabat penting ini, tidak didahulu dengan refleksi diri bahwa dalam dirinya tidak pernah terlepas manusia berdosa. Ibarat pepatah ketika satu jari tunjuk orang lain, tetapi tiga jari menunjuk dirinya sendiri. Saya membaca sebuah dokumen khusus atas pejabat ini. Dokumen ini, diberi judul pemeriksaan khusus oleh tim pemeriksa khusus dari lembaga resmi Negara pula. Jadi sebuah pemeriksaan khusus yang disebut dengan isitilah riksus itu menyebut bahwa si pejabat penting ini telah lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat publik yang diberi tugas sesuai tupoksi Negara.

Saya membaca secara saksama riksus itu. Bahwa si pejabat penting yang menjawab pertanyaan jurnalis bahwa dirinya bersih ternyata kotor. Kotor karena hasil pemeriksaan oleh sejumlah pejabat penting yang ditugaskan Negara untuk pemeriksa pejabat itu, tidak cukup cakap dan tidak jujur sehingga merugikan sejumlah warga Negara yang berkaitan dengan kerugian keuangan Negara. Artinya ada indikasi kolusi sang pejabat penting dengan kroni-kroninya.

Saya mengustip beberapa kalimat hasil riktus itu, ”tidak mentaati ketentuan perundangan-undangan serta tidak melaksanakan kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggungjawab, melanggar kewajiban sebagai PNS.” Kalimat ini, dicatatat dalam pemeriksaan resmi oleh intansi resmi yang diberi tugas pemeriksa pejabat yang melakukan tindakan tidak terpuji dan melanggar tentang disiplin PNS.

Saya beberapa kesempatan menelopon si pejabat penting ini tetapi tidak respons karena kesibukan. Yang membingungkan saya seorang pejabat penting bahkan di percayakan mengembat sebuah pejabat penting, apalagi hasil pemeriksaan khusus dan resmi oleh instansi yang dipercayakan oleh Negara dengan keyakinan diri menjawab pertanyaan jurnalis bahwa dirinya bersih. Sampai di sini saja catatan saya, selamat memperingati Jumat Agung mengenang penderitaan Yesus yang wafat di kayu salib. ♦