♦ Catatan Wens John Rumung
PAGI ini, bertepatan dengan tanggal cantik 24042024, hati ini tergelitik menulis perjalanan Bank NTT. Saya member judul, ”Bank NTT dari, oleh dan untuk rakyat NTT.” Mengapa, bank ini tidak akan terhempas gelombang sederas apapun karena bank ini didirikan oleh para pendahulu, yang bertujuan mulia, membangun ekonomi rakyat NTT.
Awalnya nama Bank NTT adalah Bank Pembangunan Daerah, kini sudah menjadi persero. Para pendiri ialah W.J. Lalamentik, Gubernur pertama Nusa Tenggara Timur, Frans Seda, D. Paikun dan J.L. Indradewa. Doa para pendiri sehingga bank ini tetap kukuh. Di kisahkan, provinsi NTT yang sebelumnya memiliki nama ‘Provinsi Sunda Kecil’ ini resmi menjadi provinsi pada tahun 1958 berdasarkan UU Nomor 64 tahun 1958. Dalam peraturan tersebut, NTT dipecah menjadi tiga provinsi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Bali.
Sejak tahun 2020, Bank NTT mengalami goncangan kecil terkait modal inti yang harus dipenuhi dengan batas waktu 31 Desember 2024. Goncangan kecil menjadi perhatian banyak kalangan ekonom terutama mantan Dirut Bank NTT seperti Amos Corputy dan Dan Tagu Dedo. Kedua banker ini menegaskan, akan berjuang sepenuh hati demi menyelamatkan Bank NTT dari kisah kurang enak menjadi nyaman dan tentram. Kata Daniel Tagu Dedo, ”Rakyat NTT tidak perlu resah dan gelisah. Akan baik-baik saja. Tak perlu kuatir berlebihan. Saya bisa membawa investor jiuka RUPS menyetujui.”
Amos Corputy pun demikian. Amos sejak beberapa tahun terakhir hingga hari ini harus berkorban materi maupun perasaan. Harus bolak balik Jogyakarta – Kupang demi Bank NTT. Sebagai pemegang saham Seri B Amos menarasikan yang positif dan nada damai demi Bank NTT yang dicintainya. Perjuangannya kali ini merupakan babak kedua. Di tahun 1998, dimana Bank NTT ketika itu nyaris mengalami nasib buruk, terancam tetapi Amos Corputy dengan narasi doanya kepada Tuhan bersama Gubernur Almarhum Piet A. Tallo, Oevy Willa Huky Kepala Biro Keuangan ketika itu, mampu menyelesaikan modal inti Bank NTT senilai Rp 100 Miliar.
Dan Tagu Dedo dan Amos Corputy dalam beberapa bulan kedepan, bergandengan tangan yang erat memperjuangkan bersama PSP dan pemegang Saham Seri A para bupati se NTT dan Wali Kota Kupang bersama-sama mencari jalan keluar sehingga mendapat dana Rp 641 miliar demi menggenapi modal inti Rp 3 Triliun pada 31 Desember 2024. Rakyat NTT diimbau berdoa bersama agar usaha dan rencana di kabulkan Tuhan. ♦