♦Catatan Wens John Rumung
“Politik uang atau politik perut (bahasa Inggris: Money politics) adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan 27 November 2024.”
Selasa 9 Juli 2024, saya mendapat pesan WA dari seseorang. Isinya, dartar nama warga Kota Kupang ratusan orang yang diundang salah satu pasangan bakal calon Walikota Kupang. Saya tidak perlu menyebut nama pasangan calon itu, sang calon bakal walikotanya pria dan sang calon bakal wakil walikota perempuan. Saya kaget, dan prihatin dengan sikap politik pasangan ini. Ini perilaku buruk bakal calon pejabat yang akan memimpin sebuah daerah otonomi, calon yang akan melayani dan mensejahterakan rakyat.
Jika bakal calon pejabat public berperilaku buruk seperti ini, artinya orientasi ketika memimpin ialah korupsi dengan cara-cara busuk dan dan dipastikan akan melakukan praktek busuk yaitu “mafia anggaran atau manipulasi” Tidak berorientasi pada kepentingan pelayanan public dan mensejahterakan rakyat. Jika si pasangan calon yang warna kulitnya tidak sama dengan saya hitam dan kriting ini praktekan dengan menggunakan politik uang dan harta menebar kepada rakyat sebelum hari pencblosan 27 November 2024, maka saya sebagai jurnalis yang sudah 44 tahun ini harus menyebut nama lengkap dan ras, demi public khususunya rakyat Kota Kupang tahu.
“Kasih makan gratis atau mungkin juga dikasih uang sekadar ongkos, hanya rasa enak,kenyang satu atau dua jam. Yang makan gratis atau dikasi uang hanya puaskan diri dalam sekejab atau sehari. Namun kalau rakyat yang dikasi makan dan diberi uang sekadarnya memilih si pasangan calon pada 27 November 2024, makan yang rudi adalah daerah ini, khususnya Kota Kupang. Si calon dipastikan berusaha keras dengan cara busuk dan jahat berupaya agar uang yang pernah dikeluarkan semasa kampanye ditutup kembali. Ini yang namanya korupsi uang Negara. Uang Negara berasal dari pajak rakyat.
Saya mendapatkan lagi WA di Rabu 10 Juli 2024, bahwa acara kasi makan gratis itu, disebuah hotel berbintang di Kota Kupang,yang juga milik dari kerabat si pasangan bakal calon walikota itu. Betapa jahatnya si bakal pasangan calon walikota ini. Jika benar cara kampanye hitam dengan kasi uang dan makan gratis benar-benar dipraktekan, maka rakyat Kota Kupang yang memilih pasangan ini, jangan pernah menyesal ini jangan pernah menyesal karena sudah mengkianati nurani, hak dan kedaulatan rakyat yang seharusnya memilih harus sesuai hati nurani.
Rakyat Kota Kupang harus memilih pasangan bakal calon Walikota Kupang yang punya niat tulus dan tidak mementingkan diri atau keluarga dan kerabatnya. Catatan ini sekadar mengingatkan warga Kota Kupang yang sudah punya hak memilih pada 27 November 2024 nanti. Catatan praktek buruk sang pasangan bakal calon walikota Kupang yang konon “orang kaya” tetapi tidak kaya arti ini,akan saya telusuri dan akan ditulis secara terbuka agar public tahu. Saya tahu, siapa si pasangan bakal calon ini, saya tahu prilaku, sepang terjang dan keluarganya.
Semoga catatan ini, menjadi peringatan buat kita. Dan kita umat beriman, harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Rahim dan Maha Kasih yang sudah member tahu praktek busuk pasangan bakal calon walikota dan wakil walikota ini. Praktek busuk dan merugikan banyak orang hanya Tuhan yang tahu dan akan membalasnya. Tuhan menyertai kita semua, menyertai rakyat Kota Kupang yang tidak ikut dalam praktek busuk dan kotor yang dipertunjukan bakal calon walikota dan wakil walikota. Tuhan berkati. ♦