RAKYAT Nusa Tenggara Timur, harap-harap cemas. Ada yang mengharapkan agar idolanya memenangkan pertandingan 26 Juni 2018. Yang keluar sebagai pemenang akan duduk di kursi nomor 1 NTT atau akan menjadi Gubernur NTT selama 2018-2013. Ada pasang yang sejak 15 Februari 2018 yang akan terjun ke medan laga untuk bertarung. Ada pasangan Marianus-Emi Nomleni, ada pasangan Esthon Foenay-Christian Rotok, pasangan Beny Kabur Harman-Beny Litelnony dan pasangan fenomenal Vicktor Bung Tilu Laiskodat-Jos Nae Soi.
Unik dan menarik. Mengapa unik, karena keempat pasangan ini adalah putera dan puteri NTT terbaik. Dari yang terbaik, akan keluar satu pasang terbaik, yaitu pasangan yang memenangkan pertandingan selam kurang lebih 4 bulan. Yang unik dan menarik, karena medan laganya juga unik. Marianus Sae, calon gubernur asal Ngada berpasangan dengan Emi Nomleni. Dari daerah ini, ada Jos Nae Soi yang dicalonkan sebagai Calon Wakil Gubernur berpasangan dengan Vicktor Bung Timu Laiskodat.
Artinya satu lapangan direbutkan oleh dua petarung merebut hati rakyat. Halnya Beny Kabur Harman yang berpasangan dengan Beny Litelnoni. Beny Harman dari etnis Manggarai harus bekerja keras, karena dari Manggarai ada Chris Rotok, mantan Bupati dua periode. Sebagai calon wakil, ada Beny Litelnoni dan Emi Nomleni, sama-sama dari Kabupaten Timor Tengah Selatan atau TTS. Dan tidak kalah serunya, Vicktor Laiskodat dan Esthon Foenay dari satu kampong dan harus berlaga pada medan yang sama yaitu Kota Kupang. Konon dari suku yang sama pula Helong.
Calon Gubernur Marianus Sae, mampukah merebut hati rakyat Ngada dan keluar sebagai pemenang pada final 26 Juni 2018? Ataukah Jos Nae Soi yang akan berkibar bendera kemangan pada hari yang sama? Masih tandatanya. Dan pertandingan sangat sengit dan enak ditonton, yaitu Esthon Foenay melawan Vicktor Laiskodat. Merebut suara dari satu kampong yaitu Kota Kupang serta sama-sama berasal dari Suku Helong.
Apakah Christian Rotok yang akan menaklukan Beny Harman di Manggarai atau sebaliknya? Dari Kabupaten Timor Tengah Selatan ada dua sosok terbaik yaitu Beny Litelnoni dan Emi Nomleni. Beny Literlnoni adalah Wakil Gubernur NTT yang akan berkahir pada Juli 2018. Emi Nomleni juga dari TTS, punya segudang pengalaman di lembaga swadaya masyarakat dan anggota DPRD NTT satu periode. Apakah Beny Litelnoni sebagai pemenang karena punya jabatan sebagai Wakil Gubernur atau Emi Nomleni?
Pertandingan yang sangat berat dan adu taktik dan trik, akan ditentukan wasit agung yaitu rakyat NTT pada 26 Juni 2018. Dari keempat pasangan ini, ada satu pasangan yang sudah bertarung lebih dari satu kali dan kalah yaitu Esthon Foenay, Christian Rotok dan Beny Kabur Harman. Vicktor Laiskodat juga pernah ikut bertarung ketika masih dengan system pemilihan oleh anggota dewan dan juga kalah.
Pasangan mana yang akan menang dan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur pada 26 Juni 2018? Sudah terbuka, terang benderang keempat pasangan ini, akan diuji oleh rakyat NTT. Apakah rakyat NTT akan tahan godaan selama masa bertanding keempat pasangan ini? Juga tanda tanya. Maksud saya apakah benar rakyat NTT selaku pemegang kedaulatan akan memilih sesuai hati nurani.
Artinya rakyat memilih pasangan yang punya program bagus, pasangan yang punya nurani dan kepedulian terhadap persoalan rakyat. Pasangan yang mengangkat harkat dan martabat NTT kearah yang lebih baik, yang bisa memajukan dan melakukan perubahan terhadap NTT. Mulai 15 Februari 2018, keempat pasangan ini, akan kampanye program, visi dan missi kepada rakyat. Ya namanya pesta demokrasi, rakyat punya kebebasan menentukan pilihan. Apakah mau pilih yang mengedepan hura-hura dengan menghibur rakyat selama masa kampanye atau memilih pasangan yang lebih mengutakan program pro rakyat.
Bahwa dari keempat pasangan ini, akan hanya satu pasangan yang akan memegang mandat dari rakyat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2018-2013. Ketiga pasangan harus dengan lapang dada menerima kekalahan. Saya berpendapat bahwa rakyat NTT sudah punya pilihan. Pilihannya itu akan diumumkan pada 26 Juni 2018. Keempat pasangan juga manusia biasa. Ada plus minus di setiap pasangan. Ada yang punya niat tulus memajukan NTT, mungkin ada yang sekadar ikut pesta karena terlanjur diumumkan. Ada pula rakyat yang bilang, kalau sudah pernah ikut bertanding dan kalah sebaiknya tidak perlu ikut bertanding lagi. Setiap insan punya kebebasan berbuat apa saja termasuk mencalonkan dan dicalonkan sebagai gubernur atau wakil gubernur. Mantan Presiden Gus Dur bilang,” Begitu saja kok repot.” Selamat bertanding secara fair dan jangan bertanding dengan cara curang serta licik. ♦