PERHELATAN Demokrasi khususnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati NTT tahun 2018 ini kurang kondusif. Ada yang kurang menyusul Operasi Tangkap Tangan atau OTT Cagub Marianus Sae di sebuah hotel di Surabaya 11 Februari 2018. Saya termasuk warga NTT yang sangat sedih dan prihatin dengan kejadian tak terpuji ini. Peristiwa pidana yang dilakukan Marianus Sae yang sudah dikenal dengan inisial MS ini, tentu saja mencederai hati dan perasaan rakyat NTT.
Ya, sejenak kita lupakan peristiwa pahit ini. Ibarat pesta mau berlangsung, dicederai segerombolan manusia bernama KPK. Salah satu peserta yang ikut dalam pesta di OTT KPK. Pestanya jadi tidak seru, ada yang pincang, kurang lengkap. Ketika manusia tidak jujur terhadap diri sendiri, terhadap nuranya sendiri, maka akan membawa malapetaka bagi dirinya sendiri dan bagi kerabat. Sekiranya, MS jujur sejak awal, malapetakan dipastikan tidak mendera dirinya. Mengapa harus malu kepada diri sendiri? Apakah hidup kurang lengkap, kurang sempurna, jika tidak menjadi seorang pejabat penting?
Hidup ini, hanya sementara, kemewahan bergelimangan harta hanya sesaat tidak kekal. Yang kekal dan abadi di mata Tuhan, hanyalah kejujuran itu sendiri. Saya bicara dengan bahasa sederhana, tidak mengutip pepatah para kaum bijak bestari tentang arti dari kehidupan ini. Hidup yang sempurna, yang bisa menggapai kebahagiaan seutuhnya ialah kejujuran nurani manusia itu sendiri. Hidup yang bahagia dan sejahtera yaitu kenyamanan bathin, keluarga utuh, saling candatawa bersama orang-orang yang kita cintai. Sekiranya MS jujur dari awal dan bersyukur dengan apa yang sudah didapat, pasti malapetaka ini tidak terjadi.
Saya mengenal baik keempat Cagub NTT yang bertarung pada Pilgub 2018 ini. Pasangan Esthon Foenay dan Chris Rotok sudah puluhan tahun saya kenal. Tidak kenal lebih dalam, tetapi kedua sosok ini saya kenal, karena keduanya pernah jadi pejabat Negara. Esthon Foenay pernah jadi Wakil Gubernur NTT bersama Gubernur Frans Lebu Raya.Halnya Christian Rotok pernah Sekda Manggarai Barat dan Bupati Manggarai dua periode. Saya mengenal kedua sosok ini dalam konteks ini. Tidak mengenal lebih jauh kedalam. Marianus Sae dikenal setelah menjadi Bupati Ngada. Sebelumnya saya tidak mengenalnya. Namanya kian dikenal ketika MS terlibat kasus, tak perlu saya sebutkan di sini. Karena saya yang memberitakan panjang lebar kasusnya yang kemudian jadi viral. Soal ini tak perlu saya uraikan di sini, dan tidak penting pula dibahas mendalam. Dan wakilnya, Ibu Emi Nomleni dikenal jauh sebelum menjadi anggota DPRD NTT. Ya dikenal karena Emi Nomleni adalah pegiat perempuan dan LSM. Terkahir sebagai Kepala Kawasan Industeri Bolok Kupang NTT. Selebihnya ‘aku tak tau’.
Halnya Beny Kabur Harman atau BKH sangat dikenal. Saya mengenal BKH dari sepakterjangnya sebagai anggota DPR RI khusunya di Komisi III. Tidak kenal lebih jauh secara pribadi, tidak penting juga mengkorek tentang pribadi orang. Satu lagi yang menjdi bahan perbincangan lepas, kasakkusuk di masyarakat NTT ketika viral foto BKH berpelukan mesra dengan Anis Baswedan dan Sandyaga Uno, dan berita ketika BKH mengecam saat Ahok terlibat dalam perkara penistaan agama.
BKH mungkin salah omong, ketika diwawancarai kru media televisi,BKH mungkin lupa, kalau Ahok adalah representasi dari kaum minoritas, Kristen, Budha, Hindu dan Katolik. Ya, ini sekedar tau, dan saya menulis, apa yang saya tahu dari media. Calon Wakil dari BKH Beny Litelnoni, saya kenal sejak masih jadi pejabat di TTS sampai jadi Wakil Gubernur berpasangan dengan Frans Lebu Raya. Beny Litelnoni orangnya bersahaja. Acap kali saya dan Beny Litelnoni bercanda ria. Itu saja yang saya kenal.
Dan Cagub NTT yang satu ini, Vicktor Bung Tilu Laikodat atau VBL, sangat dikenal. Dikenal secara pribadi? Saya menjawab jujur, tidak. VBL saya kenal dari sepak terjangnya sebagai anggota parlemen atau anggota DPR RI sejak masih di Partai Golkar dan kini sebagai Ketua Fraksi Partai Nasional Demokrat atau Nasdem. Kian saya kenal ketika ikut dalam pembebasan para sandera di Philipina. Saya harus jujur, bahwa seorang VBL sangat luar biasa dalam karirnya sebagai politisi andal dan berani. Kian dikagumi ketika VBL ikut bersuara membela “Salib Kristus’ ketika dicedera kaum sebelah. Secara pribadi saya mendukung penuh, walau ada catatan hitam sedikit. Namanya manusia, tidak ada yang sempurna. Manusia bukan malekat.
VBL, tercatat dalam sejarah perpolitikan NTT sebagai pejabat Negara pertama yang memiliki jet pribadi atau pesawat terbang pribadi. Kita ancung jempol untuk yang satu ini. Ya, ada hitam dan putih, ada minus ada pula plus.Keduanya ada pada VBL. VBL juga satu-satunya Cagub NTT yang punya catatan kepolisian. Pada 8 Januari 2018, Polda Metro Jaya mengeluarkan catatan kepolisian terkait VBL Nomor SKCK/YANMAS/266/I/2018/DIINTELKAM yang ditandatangani Direktur Intelkam Polda Metro Jaya Drs. Merdisyam, MSi.
Catatan ini dikeluarkan karena VBL mencalonkan diri sebagai salah satu pasangan Cagub NTT. Diuraikan dalam surat keterangan ini bahwa VBL tercatat memiliki catatan Pasal 328 jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP jo Pasal 170 )1)k2-1 KUHP selama ia berada di Indonesia. Surat dikeluarkan 8 Januari 2018 dan berlaku sampai dengan 8 Juli 2018. Dalam surat keterangan ini juga tertulis,” Apabila kemudian hari yang bersangkutan (YBS) terlibat kejahatan/pelanggaran SKCK ini, dinyatakan tidak berlaku.”
Saya menurunkan lengkap SKCK ini, supaya warga NTT mengenal lebih jauh calon pemimpinnya. Calon pemimpin juga harus jujur dan menyampaikan terbuka kepada masyarakat pemilih. Ini wajib hukumnya, agar pemilih tidak memilih kucing dalam karung. Pasangan yang dikenal dengan tagline “ Victory-Joss“ ini, diharapkan mampu menciptakan hal baru untuk NTT lima tahun ke depan.
Pasanga Vicktory-Joss adalah dambaan baru bagi masyarakat NTT. Mengapa? VBL dan Jos Nae Soi adalah tokoh nasional yang karir politik dan perjuangannya sudah teruji, punya koneksitas dengan para petinggi negeri ini. Dengan bekal ini, keduanya akan mampu membawa banyak proyek kesejahteraan untuk rakyat NTT. Dan, sosok terakhir yang saya kenal adlah Jos Nae Soi. Saya orang pertama yang menelepon Jos Nae Soi ketika tersiar berita akan menjadi calon wakil dari VBL. Saya menyatakan dukungan kepada pasangan ini.
Jadi pejabat harus jujur kepada rakyat. Bukan hanya jujur melaporkan yang namanya LHKPN atau laporan harta kekayaan Negara tetapi lapor juga apa yang pernah diperbuat, baik nohta hitam maupun putih. Kejujuran nurani,berani kejujuran dalam membangun Negara, bangsa dan Negara.
Lirik Lagu Ebiet G Ade sangat pas untuk direnungan. Berikut liriknya,” Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih, Suci lahir dan di dalam batin. Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Singkirkan debu yang masih melekat, Singkirkan debu yang masih melekat. Anugerah dan bencana adalah kehendakNya. Kita mesti tabah menjalaniHanya cambuk kecil agar kita sadar. Adalah Dia di atas segalanya. Adalah Dia di atas segalanya.. dan seterus.” Lagu ini sudah dihafal warga Indonesia dan kita semua. Semoga. ♦
4 Cagub NTT Jujurkah?
