BERPOLITIK dengan nurani? Bisakah? Saya tidak percaya. Mengapa, karena manusia BERPOLITIK dengan nurani? Bisakah? Saya tidak percaya. Mengapa, karena manusia itu lemah, tetapi berambisi untuk mendapatkan kedudukan, untuk meraih cita-cita menjadi gubernur atau bupati. Saya tidak menyebut presiden karena hanya satu orang. Walaupun dengan cara yang sama. Politik itu kotor, tetapi juga bersih, jika sang calon punya reputasi, berkarya dan melayani dengan nurani.Pada Pilkada serentak di 71 kota di Indonesia yang pencoblosannya 27 Juni 2018, mesti ada calon gubernur, bupati atau walikota yang tidak jujur. Itu pasti karena manusia itu lemah daging, lemah imannya. Jadi dipasti setiap pasangan punya cara dan strategi agar meraih kemenangan. Di NTT, dari 4 Cagub ada satu pasangan yang berkeliling dalam rangka kampanye, mempromosi program menggunakan pesawat atau jet pribadi yaitu pasangan nomor 4, Vicktory-Joss.Ini sah-sah saja dan baru terjadi dalam sejarah Pilkada serentak 2018. Ya, sekarang kita mengenal istilah zaman sudah berubah, atau zaman now. Rakyat NTT sudah tahu masalah ini. Ada pula pasangan nomor 2 yang mengalami kepincangan karena Cagubnya Marianus Sae terkena tangkap tangan oleh KPK 11 Februari 2018. Ini juga bukan masalah, karena Undang-undang membolehkan. Tetapi Calon Wakilnya yaitu Ibu Nomleni tetap berkeliling menjual programnya. Tidak menggunakan jet pribadi. Halnya pasangan nomor urut 1 Esthon Foenay-Christian Rotok ataupun pasangan Nomor urut 3 Beny Kabur Harman-Beny Litelnoni.Di atas kertas dan perbincangan lepas yang saya sempat nguping, pasangan Nomor Urut 4 konon diunggulkan memimpin NTT. Saya bertanya, mengapa? Pertama keduanya tokoh nasional yang punya reputasi dalam segala hal. Kedua, ini juga hasil nguping bisik-bisik mereka di warung kopi maupun di tepi jalan, keduanya sudah mapan secara ekonomi. Bahkan Iban Medah, salah satu tim suksesnya bilang, keduanya sudah kaya. Masih menurut Medah, keduanya datang ke NTT untuk membangun menyumbangkan tenaga dan pikiran, sehingga NTT lebih sejahtera dan sejajar dengan daerah lain di NTT.Melihat kemeriahkan baik saat memperkenalkan diri di Lapangan Sitarda Kupang, pasangan ini memang tampil meriah bahkan ada undian berhadiah rumah. Keliling berkampanyepun membawa serta artis ternama dan seksi dari Ibukota. Menurut saya pasangan ini sangat kaya. Dapat dibayangkan, menggunakan dua pesawat. Untuk biaya parkir di bandara saja harus membayar puluhan juta. Konon, ini masih hasil nguping,sehari biaya parkir Rp 40 juta. Saya percaya, jika orang sudah kaya secara materil, dipastikan bisa berbagai dengan rakyat.Seorang wartawan dalam sebuah kesempatan bilang kepada saya, Pak Viktor Laiskodat sudah membiayai lebih dari 50 generasi muda NTT studi lanjut S2 ke luar negeri. Masih kata teman wartawan tadi, percaya apa yang dijanjikan Viktor Laiskodat kalau bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak 100.000 untuk anak muda NTT. Dan masih banyak program Viktor Laiskodat dalam membangun NTT yang tidak pernah public tahu.Ini baru satu pasangan punya janji, ketiga pasangan lain, Esthon-Chris juga punya janji kepada masyarakat, Marianus Sae-Emi, atau Beny-Beny. Keempat pasangan ini adalah kader terbaik dan semua punya reputasi. Rakyat NTT sedang menunggu dengan perasaan suam kukuh, cemas dan harapan besar kepada keempat pasangan ini. Semua punya pendukung fanatik. Siapa yang punya pendukung terbanyak dipastikan akan duduk di kursi nomor satu dan dua. Akan ditentukan pada 27 Juni 2018. O ya sebelum saya lupa. Salah seorang tim sukses yang juga ketua partai pendukung pasangan ini berbisik kepada saya. Namanya bisik, entah benar atau tidak. Bisikannya, jika pasangan nomor urut 4 akan membiayai 50 relawan diluar saksi resmi senilai Rp 300.000 setiap orang. Dalam hati, kalau isu ini benar, pasangan ini akan menang telak meraih suara di atas 4 juta suara dari sembilan ribu TPS di NTT. Ah, mana mungkin, karena ada Badan Pengawas Pemilu. Pengawasan konon sangat ketat dan jauh dari isu bahwa Bawaslu bisa disogok.Sebab, Bawaslu sudah gelar acara awal Februari 2018 bahwa pasangan dilarang poltik uang atau dilarang menggunakan uang pada masa kampanye. Ya, mudah-mudahan demikian. Sehingga kampanye di NTT bersih, para pasangan calon juga tidak mendapat teguran atau sampai OTT seperti Marianus Sae yang saat ini dibalik jeruji KPK di Jakarta sana. Musuh terberat yang harus Kita kalahkan adalah diri Kita sendiri, mengalahkan orang lain sangatlah mudah, karena orang lain itu Musuh yang nyata, sementara diri sendiri adalah musuh yang tidak nyata, karena dia berada didalam diri Kita sendiri, itulah Hawa nafsu.Seorang Politisi yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu, maka dia akan mudah dikendalikan lawan, kecenderungan politisi yang dikendalikan hawa nafsu, dia tidak pandai mengendalikan ucapannya, dia lebih menuruti hawa nafsu dari pada mengendalikannya. Cara berpolitik dengan mengandalkan kebencian lahir dari para politisi yang dikendalikan hawa nafsunya.Saya berpendapat, dalam berpolitik jangan dengan kebencian, tetapi berdaimala dengan nurani jangan dengan cara menyerang lawan.Berpolitik dengan kebencian sudah menjadi trend berpolitik dimasa kini, berpolitik sudah tidak memikirkan norma dan etika, yang terpenting mengumbar nafsu dan syahwat.Politik untuk kepentingan sesaat, bagaimana mengubur nama baik lawan agar mudah dikalahkan. Jadi tidak salah kalau dikatakan, generasi Soekarno Hatta jauh lebih baik dibandingkan generasi zaman now. ♦