SULAMU adalah salah satu Kecamatan yang terletak di daerah pesisir dengan 7 desa yang sedang berkembang. Perjalanan yang ditempuh dari Kota Kupang untuk sampai ke Sulamu adalah sekitar 2 jam atau lebih. Karena daerahnya dekat dengan pantai, banyak warga yang mata pencahariannya bergantung pada sektor pantai dan kelautan. Salah satu profesi yang dilakukan warga sulamu adalah membudidayakan rumput laut. Kecamatan Sulamu memiliki potensi rumput laut yang besar sehingga berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur tercatat bahwa kabupaten Kupang adalah kabupaten yang mendominasi hasil rumput laut terbesar hingga mencapai 860.379 ton pada tahun 2016.
Rumput laut memiliki pun nilai ekonomis yang sangat penting artinya bagi para penduduk karena dapat dimanfaatkan untuk sayuran, obat tradisional, pupuk organik, makanan ternak, industri makanan, farmasi, dan lain-lain karena rumput laut menghasilkan agar, karaginan dan alginat. Rumput laut juga memiliki kandungan karbohidrat, protein dan sedikit lemak yang merupakan senyawa garam natrium dan kalium.
Hasil pemanfaatan budidaya rumput laut yang besar tersebut didukung dengan minat masyarakat yang mulai mengandalkan kekayaan laut tersebut untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya. Banyak rumah tangga yang menjadi pembudidaya rumput laut. Sehingga pemerintah pun merasa terdorong melihat minat masyarakat yang antusias menjadi pembudidaya rumput laut dan memfasilitasi para warga dengan memberikan bibit – bibit rumput laut untuk dibudidayakan.
Akan tetapi beberapa tahun yang lalu, laut Timor mengalami pencemaran yaitu tumpahan minyak yang berasal dari Australia sehingga berdampak pada pertumbuhan rumput laut di Sulamu. Masyarakat meminta pemerintah untuk memberikan gugatan terhadap pihak Australia agar dapat memberikan ganti rugi atas kegagalan panen rumput laut yang mereka alami.
Selain karena efek pencemaran, para petani rumput laut di Sulamu juga menghadapi kendala dalam budidaya mereka, yaitu serangan hama isa – isa yang menimbulkan bintik-bintik putih di batang rumput laut sehingga saat dipegang atau diangkat langsung patah. Selain itu, akibat terkena hama ais-ais, rumput laut pun menjadi kerdil. Petani rumput laut di sana sudah mencoba semua jenis bibit rumput laut tetapi tidak ada jenis yang tahan terhadap penyakit model seperti ini.
Melihat kegelisahan yang dialami oleh para petani rumput laut ini. Maka pemerintah kabupaten Kupang pun sedang berusaha untuk mendapatkan bibit rumput laut yang berasal dari Manado yang diharapkan dapat tahan terhadap serangan hama isa – isa. Dalam kasus ini, pemerintah kabupaten Kupang pantas untuk mendapatkan apresiasi karena cepat tanggap terhadap masalah yang dialami masyarakatnya, diharapkan kepedulian pemerintah terhadap kehidupan masyarakat tidak hanya berhenti sampai disini. Tetapi dapat terus berlanjut sehingga masyarakat yang ada tetap semangat dalam menggali biodiversitas yang ada di daerah mereka karena mendapatkan dukungan infrastruktur dari pemerintah. ♦ web