PEMERINTAH diminta secepatnya tangani kendala yang dihadapi oleh petani rumput laut yakni haraga pasar yang sangat menurun dan produksi yang cukup menurun akibat terserang hama hal ini disampaikan oleh anggota DPRD Kabupaten Rote Ndao Erasmus Frans dari fraksi partai Hanura ketika memantau langsung aktifitas petani rumput Laut di Pantai Nemberala, Sabtu 1 Februari 2016.
Ia mengatakan dalam pembahasan anggaran tahun 2016 tidak dibahas juga mengenai petani rumput laut yang saat menghadapi masalah baik produksi maupun harga yang sudah sangat menurun, ia meminta agar kebijakan pemerintah mendahului peribahan karena menyangkut hajat hidup orang banyak.” Undang- undang membolehkan kebijakan mendahui perubahan anggaran jika itu menyangkut hajat hidup orang banyak,” ujarnya. Lanjutnya saat ini banyak petani rumput laut yang alih mata pencaharian akibat harga dan jumlah produksi yang terus menurun.” Banyak yang sudah datang minta kerja di saya padahal dulu susah untuk saya cari tukang untuk kerja,” kata Erasmus sambil menunjukan eks petani rumput laut yang sementara kerja bangunan.
Ia menambahkan produksi menurun dan terserang hama akibat juga dari bibit yang tidak ada penyegaran bibit baru.” Sebenarnya ini adalah siklus bibit yang sudah harus ada pergantian karena memang bibit yang ditanam saat ini tidak pernah diganti. Dari dinas kelautan dan perikanan sudah harus tanggi dan mereka tidak boleh duduk diam. Harus ada pelatihan dan pembinaan juga harus ada pendampingan lajutan,” tandasnya. Kata Erasmus NTT memiliki kualitas rumput laut yang cukup bagus yang harus ditingkatkan produksinya dan kedepan sudah harus ada pabrik rumput laut di Kabupaten Rote Ndao. Ia mengatakan solusi cepat tangani masalah rumput laut adalah harus ada tindakan cepat dari pemerintah.” Solusinya adalah dinas kelautan dan perikana harus lebih cepat tangani. Ini data mentah yang kita berikan mereka yang survei dan lapilorkan ke kepala daerah untuk ditindak lanjuti,” tandasnya.
Petani rumput, Mikris Adoe, Dandels Adeo, Orias Mbatu, Kim Adoe yang ditemui wartawan di lokasi rumput laut keluhkan hal yang sama yaitu produksi dan harga rumput laut yang terus menurun membuat kebanyak rekan mereka yang harus alih mata pencaharian.” Kita betul- betul butuh perhatian serius dari pemerintah untuk mengatasi masalah yang kita hadapi saat. Kami mohon agar pemerintah tidak boleh tutup mata dengan persoalan yang kami hadapi saat ini,” ungkap Mikris Adoe. Lanjut Mikris harga rumput laut yang dulunya mencapai puluhan ribu per kilogram kini menurun hingga Rp 7000 per kilogram yang membuat petani menjerit. ♦ ido