Kegiatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Goes to Campus yang diselenggarakan OJK Kupang, Selasa, 29 Maret 2016 di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang berlangsung semarak. Komedian Temon tampil kocak mengocok perut civitas akademika Undana bersama undangan yang hadir termasuk anggota Komisi XI DPR RI, Jhony Plate.
Dalam pemaparannya dihadapan ratusan mahasiswa Undana, Jhony Plate mengatakan, dalam pertemuan dengan pihak Perbankan, OJK, Bank Indonesia (BI) dan BPS di NTT selalu yang dititipkan adalah masalah statistik, dimana data statistik itu menyebutkan, tingkat kesenjangan kesejahteraan di NTT atau geni ratio terbilang bagus tapi tidak diimbangi dengan income per kapita Produk Domestic Regional Bruto (PDRB).
“Tingkat kesenjangan kesejahteraan disini atau geni ratio sekitar 0,35. Ini bagus dibanding nasional yang 0,41. Akan tetapi tidak diimbangi dengan incame per kapita PDRB. Tahun 2014 PDRB dibawah 600 dollar atau kurang dari 1,5 dollar Amerika per hari yang menurut ukuran PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) masuk kategori miskin dan sangat miskin,” kata Jhony Plate.
Jhony yang berasal dari Fraksi Nasdem DPR RI ini lebih jauh menjelaskan, APBN Indonesia tahun ini merupakan yang terbesar sejak kemerdekaan RI. Sebab besarnya mencapai Rp2095 triliun. Sedangkan hutang bangsa ini jumlah Rp273 triliun.
“Ini merupakan APBN terbesar dalam sejarah kebangsaan kita. Penerimaan Negara juga di rencanakan yang terbesar sepanjang sejarah kemerdekaan kita yakni Rp1800 triliun. Sayang dari Rp1800 triliun itu penerimaan pajak sekitar Rp1500 triliun termasuk disitu penerimaan Negara bukan pajak. Itu kemungkinan kekurangan penerimaan Negara tahun 2016 ini sebesar Rp290 triliun. Ini terjadi karena ternyata penerimaan viscal yang kita harapkan sebesar Rp1.360 triliun terlalu agresif atau meningkat 28 persen dibandingkan dengan penerimaan riil kita di tahun 2015,” papar wakil rakyat asal Dapil Flores ini.
Dikatakan, Jhony Plate, Pemerintah akan melakukan rasionalisasi dalam belanja Negara. Presiden pun sudah menyampaikan ada moratorium pembangunan gedung-gedung baru. Tapi diharapakan moratorium itu tidak berlaku dalam dunia pendidikan.
Dia mengatakan, postur APBN 2016 untuk dunia pendidikan sendiri sudah sesuai dengan amanat UUD yakni 20 persen atau Rp400 triliun lebih. Tapi saying, anggaran yang ada belum dibagi secara merata.
Untuk NTT, tambah Jhony Plate, ada program yang dinamakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang penjaminannya dibiayai APBN. Di KUR ini bunganya hanya sebesar 9 persen yang dibebankan kepada debitur, dimana per debitur boleh mendapat kucuran KUR Rp25 juta.
Sementara itu Rektor Undana, Prof. Fred Benu dalam kesempatan ini menjelaskan, sejak November 2013 OJK bersama lembaga keuangan lainnya telah mengeluarkan blue print untuk program edukasi literasi keuangan di Indonesia. Tujuannya tidak lain supaya memberikan pencerahan dan edukasi kepada seluruh masyarakat untuk memahami tentang instrument-instrumen keuangan yang baik dan bagaimana mengelola keuangan secara baik pula sehingga bisa bermanfaat tidak saja bagi pengetahuan setiap masyarakat tapi juga bagaimana masyarakat bisa mengantisipasi keuangannya kedepan sehingga bisa memperoleh manfaat yang lebih baik.
Prof. Fred Benu dalam kesempatan ini juga meminta perhatian anggota DPR RI Jhony Plate kepada pembangunan gedung di kampus Fakultas Ekonomi Bisnis.
“Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undana sedang giat-giatnya membangun. Kampus mereka sedang dibangun dan belum selesai. Kalau saya bilang sedang dibangun dan belum selesai, Pak Jhony sudah tahu apa yang akan dia buat,” kata Prof. Benu.
Lebih jauh Prof. Benu menjelaskan, Undana sementara melakukan pendekatan untuk membangun komitmen bersama Pemerintah Pusat. Besar harapan kerjasama Undana dengan OJK maupun institusi lainnya semakin memberikan semangat dalam memberikan pelayanan pendidikan tinggi terbaik di NTT. ♦ epo