Resto di Jogja Ini Tawarkan Olahan Se’i Babi Khas Kupang, Mau Coba?

EXPONTT.COM – Saat ini kuliner daging se’i semakin populer. Bahkan, semakin banyak bermunculan restoran yang menawarkan hidangan daging se’i dengan ciri khas racikannya.

Olahan babi ini memiliki aroma dan cita rasa yang khas. Tidak heran bila banyak orang yang menyukainya. Buat yang belum tahu, se’i adalah salah satu makanan khas dari Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Di daerah asalnya, hidangan ini diolah menggunakan daging babi. Adapun kata ‘sei’ berasal dari bahasa Rote yang berarti daging yang disayat dalam ukuran kecil dan memanjang.

Sesuai namanya, daging babi disayat tipis, kemudian diasap di atas bara api pohon kosambi hingga matang. Proses pengasapan ini bertujuan untuk membuat daging lebih awet, sehingga memiliki aroma dan cita rasa yang khas.

Meski berasal dari Kupang, namun kini untuk menikmati kuliner lezat ini tak perlu jauh-jauh terbang ke daerah asal. Karena se’i babi bisa kamu temui di Kota Pelajar, Yogyakarta, tepatnya di kedai East Pork.

East Pork menawarkan sajian se’i babi dengan harga mulai Rp 50 ribu per orang. Buat yang ingin lebih hemat, bisa banget memilih menu nasi set. Selain itu, tersedia pula paket jumbo loh. Setiap menu paket komplitnya juga sudah dilengkapi dengan sayur, sop, dan sambal khasnya.

Pemilik East Pork, Wenni Gennaro Gregorius Rumung Eko bersama Istri

Pemilik East Pork Wenni Gennaro Gregorius Rumung Eko mengatakan saat ini East Pork sudah memiliki 3 cabang di Yogyakarta. Cabang pertama berlokasi di Jalan Trapesium nomor 33 Tiyasan, Condong Catur. Lalu cabang kedua di Jalan dr Wahidin Sudirohusodo nomor 44, Klitren, Gondokusumanan, serta cabang ketiga berlokasi di Jalan Kledokan III nomor 33 Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman.

“Jika untuk menikmati Se’i Babi yang otentik seperti di daerah asalnya Kupang, tidak perlu jauh-jauh sampai ke sana,” katanya kepada detikcom.

Selain di Yogyakarta, East Pork juga bisa kamu temui di Kota Semarang. Tepatnya di Jalan Kemuning, Brumbungan, Semarang Tengah.

Diakui Wenni, usahanya bermula pada Oktober 2019 silam. Saat itu, ia hanya berjualan dari rumah, dengan memanfaatkan layanan online, seperti GoFood dan GrabFood.

“Setelah memiliki customer setia, saya pun memberanikan diri membuka outlet pertama tepat setahun setelah East Pork didirikan yakni 15 Oktober 2020,” tuturnya.

Menurut Wenni dalam sebulan setidaknya ada 20 ribu porsi se’i babi yang terjual. Dari situ ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 300 juta. Kendati demikian, adanya pandemi COVID-19 sempat menghambat usaha kulinernya. Mengingat kebanyakan pembeli East Pork datang dari kalangan mahasiswa.

“Karena usaha kita berdomisili di Jogja, dan Jogja itu dominasi diisi oleh mahasiswa. (Pandemi) jelas sangat berdampak. Kurang lebih ada penurunan sekitar 40 %,” jelasnya.

Karena itu, dia menggencarkan promosi dan penjualan produk lewat platform digital. Selain itu, dia juga memberikan diskon untuk pemesanan yang dilakukan via layanan online. “Kita lakukan ini juga untuk mengurangi penyebaran virus,” tuturnya.

Tidak hanya itu saja, Wenni aktif meningkatkan ilmu seputar bisnis kuliner.

Salah satunya dengan berpartisipasi dalam webinar ‘Kembangkan Bisnis Kulinermu’ yang digelar detikcom bersama Kraft Heinz Food Service.

“(Acaranya) sangat baik, menambah wawasan tentang bisnis kuliner,” tandasnya. ♦ detik.com