Kerap berlayarke Rote, Tol Laut Pulang Tanpa Muatan

Kepala Pelabuhan Ba’a, Welhelmus Dami di depan Kapal Tol Laut, KM. Caraka Jaya Niaga III – 22,  yang menyinggahi Pelabuhan Ba’a pada Selasa 20 September 2016

KAPAL Tol Laut yang merupakan salah satu program unggulan Persiden Joko Widodo untuk meretas ketertinggalan pembangunan wilayah perbatasan masih menemui banyak kendala di rute tol laut yang disinggahi. Yang mana, hampir sebagian besar pelabuhan yang disinggahi minim muatan  bahkan ada pelabuhan yang sama sekali kosong. Salah satunya pada rute pelayaran Pelabuhan Ba’a.
Hal ini dikemukan oleh Mualim I, Kapal Tol Laut KM Caraka Jaya Niaga III – 22, Hendra Agustinus yang ditemui wartawan di kapalnya pada selasa 20 september 2016. Hendra mengemukakan, kapal tol laut menyinggahi Pelabuhan Ba’a dan membawa muatan sebanyak 7 kontainer untuk Rote Ndao. Setelah melakukan bongkar muatan, rencananya pelayaran kapal tol laut akan dilanjutkan ke Pelabuhan Sabu dan selanjutnya terus ke Waingapu dan kembali ke Surabaya.
Ia memastikan, keberangkatan dari Rote untuk persinggahan kali ini juga akan pulang kosong tanpa muatan. Hal ini dikarenakan belum ada kontak dari pengusaha setempat akan mengirimkan barang dengan jasa tol laut. “ Saya pastikan kali ini juga akan pulang kosong tanpa muatan dari Rote Ndao “ ujar Hendra Agustinus.
Ia mengatakan, sejak Januari sampai dengan September 2016, KM. Caraka telah melakukan sebanyak 7 kali trip pelayaran pulang dan pergi. Rute yang dilewati yakni dari Surabaya – Larantuka – Lewoleba – Rote Ndao – Sabu dan Waingapu. Dari 5 rute tol laut yang dilewati tersebut, hanya Lewoleba dan Sabu Raijua yang terisi dengan muatan berupa hasil komoditas dan hasil industri setempat, sedangkan untuk  Rote Ndao, Larantuka maupun Waingapu selalu kapal tol laut pulang dengan muatan kosong. Ia menyampaikan, dari 7 trip atau sebanyak 14 kali kunjungan persinggahan, sama sekali tidak ada muatan  balik dari Pelabuhan Ba’a. Hal ini yang membuat pihaknya terpaksa 3 kali tidak menyinggahi Pelabuhan Ba’a.
Ia meoncontohkan, untuk Pelabuhan yang sudah bagus pengiriman barang yakni Pelabuhan Sabu Raijua yang mana kapal tol laut tidak pernah pulang tanpa muatan dari Sabu. Selalu ada kiriman dari Sabu berupa garam yang sudah dalam kemasan. Hal ini menandakan, kehadiran Tol Laut sudah memberi dampak terhadap warga warga dan pengusaha setempat.
Lanjutnya, jika pulang tanpa muatan, sesungguhnya yang mengalami kerugian adalah penduduk setempat, yang mana tidak memanfaatkan peluang program pemerintah pusat tersebut secara baik padahal tentu rute yang disinggahi memiliki berbagai hasil alam dan komoditas. Menurutnya, pengusaha setempat sudah semestinya membangun kerjasama dengan pengusaha di Pulau Jawa sehingga hasil bumi bisa diangkut melalui kapal tol laut ini.
Kepala Kantor Unit Pelayanan Pelabuhan (UPP) Ba’a, Welhelmus  Dami yang ditemui EXPO NTT pada Selasa 20 September 2016  pagi, mengatakan terkait tol laut, sejumlah kendala saat ini diantaranya, kapal tol laut kerap pulang dari pulau Rote minim muatan, padahal Rote sendiri memiliki hasil bumi seperti rumput laut, garam, bawang merah, semangka dan kopra. Terkait hal itu, Dami mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan segara menindaklanjutinya dengan melakukan koordinasi bersama pihak swasta dan pemerintah setempat untuk menyuplai hasil bumi dari Rote kepada kapal tol laut. “planning ke depan, kami akan cari jalan keluar, pihak swasta dan pemerintah harus duduk bersama agar bisa  memaksimalkan program tol laut,” katanya.
Menurutnya, perlu kerja sama semua pihak stakeholder guna memaksimalkan suplai hasil bumi dari Rote Ndao dan kerja sama antara pengguna jasa hasil bumi untuk memberdayakan angkutan tol Laut. Ia mengharapkan, pemkab perlu mengindentifikasi permasalahan terkait tidak adanya muatan dari Kab. Rote Ndao sehingga ke depan, tidak terulang lagi Kapal Tol Laut pulang kosong dari Pelabuhan Ba’a.
Kadis Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kab. Rote Ndao, Eduard Ndolu yang dikonfirmasi EXPO NTT melalui Humas Rote Ndao, belum bisa memberikan keterangan. Dirinya menyampaikan, kalau sedang sibuk mengikuti rapat bersama di ruangan wakil bupati Rote Ndao. ♦ ido