Frans Lebu Raya: Pensiunan ASN harus punya Usaha

“Status Pensiun, bisa menjadi momok bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN). Ada perasaan kehilangan pekerjaan yang menjadi rutinitas harian. Bukan hanya merasa berkurangnya pendapatan, tetapi juga kehilangan banyak hal. Ini yang dikhawatirkan. Pensiunan, jangan siang malam tunggu panggilan (Simatupang) tetapi perlu didorong, dipersiapkan untuk memiliki pekerjaan lain misalnya bertani, berternak atau usaha lainnya. Untuk itu Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) menjadi penting sebagai wadah berkumpulnya komunitas pensiunan,” demikian disampaikan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan Pemerintah Provinsi NTT dalam Program Kursus Pembekalan Purnabakti dan Layanan Perbankan kepada ASN Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, di ruang rapat Gubernur, Kamis 24 Oktober 2016.
Lebih lanjut, Lebu Raya menambahkan bahwa persiapan ASN memasuki masa pensiunan dengan usaha yang lain, membutuhkan waktu yang tidak singkat, bisa memakan waktu antara lima hingga enam tahun. “Jangan besok pensiun, baru libatkan pensiunan ikut pelatihan. Kalau bisa jauh-jauh hari bisa dipersiapkan. Paling tidak, persiapan itu dilakukan lima sampai enam tahun sebelumnya. Ada rentang waktu yang cukup, mulai dari persiapan sampai pada kesiapan untuk menjalankan usahanya,” ujar Frans Lebu Raya.
Memberikan kesempatan usaha bagi pensiunan, sebenarnya sangat membantu mereka bertahan dengan usia yang lama.
Dari sisi pendapatan, anak cucu bisa saja menjamin masa depannya tetapi bagaimana mengusahakan agar terus bekerja dan memiliki kesibukan. “Terimaksi untuk Bank BTPN yang bekerja sama untuk memberikan kesempatan kepada para pensiun untuk memanfaatkan masa pensiunya dengan bekerja/berwirausaha. Mari membangun suatu komitmen bagi para pensiunan,” ajak Lebu Raya.
Gubernur juga, meminta kepada Para Asisiten, Para Kepala Dinas, Para Kepala Biro, agar memberikan sosialisasi kepada masyarakat secara konprehensif.
Pada kesempatan yang sama Deputi Bank BTPN, Ongki wanadjati mengatakan, bahwa Bank BTPN berdiri sejak 58 tahun yang lalu. Bank ini didirikan oleh 6 orang Purnawirawan ABRI dan 1 orang pensiunan PNS. Menurutnya BTPN Fokus melayani para pensiunan dan pada 2008 menjadi bank publik yang kemudian melayani usaha mikro kecil dan menengah hingga di pedesaan. Saat ini Bank BTPN memiliki 3,5 juta nasabah, 2.600 kantor serta 27 ribu pegawai yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Bank ini menjadikan Purnawirawan adalah nasabah utama.
“Kami Ingin melayani dengan baik, dimata kami para purnawirawan adalah orang -orang yang telah berjasa dan berbakti kepada bangsa dan negara sehingga layak dan pantas diberikan pelayanan yang istimewa. BTPN bukan hanya sebagai lembaga perbankan tetapi memiliki program pemberdayaan yang salah satunya adalah bagaimana hidup sehat. Pelayanan kepada pensiunan membuka mata kami bahwa Kehidupan yang sehat selaras dan bahagia di masa purnabakri itu akan terjamin, dipersiapkan jauh hari sebelum memasuki masa purnabakti. Semoga dengan kerja sama ini Bank BTPN dapat berpartisipasi dan berperan serta secara langsung dalam mendukung pembangunan NTT. Kiranya, Kehadiran kami dapat bermanfaat bagi masyarakat NTT,” ujar Ongki.
Hadir dalam pertemuan itu, Deputi Presiden Direktur Bank BTPN, Ongki Wanadjati Dana bersama rombongan, Sekretaris Daerah Provinsi NTT Frans Salem, Para Assiten Provinsi NTT, Kepala Biro, Pimpinan SKPD dan para pegawai lingkup Pemerintah Provinsi NTT.
♦ humas setda ntt