KALI WATUNESO di Kecamatan Lio Timur, arah timur Kabupaten Ende sekarang kering. Kali yang cukup besar kering akibat kemarau panjang yang sudah berlangsung selama 8 bulan. Namun akan menjadi ancaman bagi masyarakat yang mendiami pinggir kiri dan kanan kali jika tidak segera diantisipasi dengan normalisasi kali tersebut.
Hal ini tidak saja diakui dan disampaikan oleh masyarakat Kecamatan Watuneso ketika EXPO NTT dalam perjalanan dari Maumere menuju Kota Ende pada hari Senin tanggal 2 Nopember 2015. “Pak, melalui wakil kami di DPRD Ende, sejak tahun 2014 lalu sudah kami usulkan untuk dilakukan normalisasi, tetapi pemerintah tidak menanggapi. Karena itu kami minta bantuan anda untuk membantu kami supaya segera mendapat perhatian,” kata Fransiskus.
Pernyataan senada juga diutarakan oleh Nikolaus. Warga Kelurahan Watuneso ini mengatakan bahwa pemerintah mungkin menunggu ada warga yang menjadi korban bila terjadi bencana baru mereka menanggapi. Sebab bukan saja pada tahun 2014, tetapi dalam berbagai pertemuan di tahun 2015 ini sudah diusulkan, tetapi sampai dengan sekarang ini belum juga ditanggapi.
Pernyataan warga ini juga dibenarkan oleh Drs. A. Vincentius Tani- salah seorang Anggota DPRD Ende dari Kecamatan Lio Timur ketika dikonfirmasi EXPO NTT di Kantor DPRD Ende pada hari Selasa tanggal 2 Nopember 2015. “Jika ada pengakuan dari masyarakat di Watuneso seperti itu, memang benar dan sudah diusulkan selama dua tahun anggaran tetapi sampai dengan sekarang ini tidak ditanggapi,”ujarnya.
Menurut Vincentius Tani, jika Kali Watuneso tersebut tidak segera di normalisasi, maka dampaknya terhadap areal persawahan, kampung Lelu, Ae teke dan jembatan Watuneso. Karena itu, sebagai wakil dari masyarakat di Kecamatan Lio Timur, saya mendesa pemerintah segera menangani jika tidak ingin ada warga masyarakat yang nantinya menjadi korban akibat banjir nanti.
Bantuan tidak lengkap
Vicentius Tani lebih jauh mengatakan bukan saja permintaan masyarakat supaya segera dilakukan normalisasi atas Kali Watuneso tersebut, tetapi masyarakat juga mempertanyakan bantuan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ende berupa dua buah motor kentintin untuk dua kelompok masyarakat.
Tetapi sayangnya, tambah Vincentius Tani bantuan yang diberikan itu tidak lengkap. Karena yang dibantu hanya dua buah motor ketintin itu saja, sementara alat penangkap seperti pukat tidak ada. “Yang diberi hanya mata kail sebanyak 20 dan snar beberapa pice. Berapa banyak ikan yang didapat kalau alat untuk mengangkapnya hanya itu,”tanya Vicentius Tani.
Karena itu, lanjut Vincentius Tani, jika pemerintah masih punya hati untuk masyarakat nelayan di Kecamatan Watuneso, selain bantuan yang lain, mereka minta supaya tambah 2 buah motor ketintin dan kelengkapan lainnya dan jangan seperti yang sudah terjadi. Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ende, Kornelis Wara, S.Sos belum berhasil dikonfirmasi. ♦ rik