Ende  

Mubasir 24 Lapak ikan dan 12 kios di Pasar Potulando

Mubasir bangunan lapak ikan dan dibangun tanpa menghitung dampaknya

BINGUNG. Pemerintah Kabupaten Ende dalam tahun anggaran 2014 lalu mendapat bantuan dari Kementrian Republik Indonesia melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan Tahun 2014. Dari bantuan dana tersebut telah dibangun Pasar Ikan berupa 24 Lapak dan Kios sebanyak 12 kios di Pasar Potulando yang lebih dikenal dengan sebutan Pasar Senggol, tapi sayangnya bangunan yang cukup megah tersebut sampai dengan sekarang ini belum dimanfaatkan atau ditempati.
Menjadi pertanyaan, apakah karena rekanan yang dipercayakan untuk mengerjakan paket proyek tersebut belum selesai dikerjakan ataukah yang dikerjakan tidak sesuai dengan bestek sehingga dibioarkan begitu saja. Apalagi seperti disaksikan EXPO NTT, di bangunan Pasar Ikan, memang dalam besteknya tidak ada plafon atau harus ada plafon.
Jika harus ada plafon, maka perusahaan tersebut harus mengerjakan, tetapi jika tidak, memang keadaan seperti sekarang ini. Itu artinya, tampaknya kurang bagus jika tidak plafon, karena setiap lapak ada gantungan kabel listrik tanpa balon listrik. Bisa saja belum di pasang karena aliran listriknya belum ada dan belum dimanfaatkan.
Lebih aneh lagi, pada bangunan kios, tiang penyanggah bangunan itu terpasang di dalam got. Mungkin dalam gambarnya seperti itu, sayangnya konsultan yang merencanakan kurang professional karena seperti disaksikandengan tiang berada dalam got itu menyebabkan banyak sampah yang tertahan di tiang-tiang tersebut sehingga menjadi kotor. Boleh dilukiskan kurang profesional dalam merancang bangunan tersebut.

Tahun ini dimanfaatkan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Ende, Nyo Kosmas, SH ketika dikonfirmasi EXPO NTT di ruang kerjanya pekan lalu mengakui bahwa banyak yang mempertanyakan mengapa banguan pasar ikan dan kios di Pasar Senggol itu belum dimanfaatkan. Namun ditegaskan bahwa bukannya tidak mau dimanfaatkan atas kedua bangunan tersebut, tetapi masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat yang akan memanfaatkan.
Sebab, jika tidak disosialisasikan secara baik dan benar, akan berakibat fatal lantaran bisa saja terjadi “perang” diantara masyarakat yang memanfaatkan. “Kita mempercayakan kepada Lurah Potulando untuk mensosialisasikan itu dan sekarang ini sudah saatnya untuk memanfaatkan 24 lapak ikan dan 12 kios tersebut, “ujar Nyo Kosmas.
Ketika ditanya sampai kapan, Nyo Kosmas berjanji diupayakan dan tahun ini sudah harus dimanfaatkan. Berdasarkan pantauan EXPO NTT, khususnya di bangunan lapak, sekarang ini, lebih pada siang hari dimanfaatkan untuk bersenang-senang dengan domino. Apakah tempat tersebut dijadikan sebagai arena “berjudi” atau bersenang-senang, semuanya ini kembali kepada mereka-mereka yang memanfaatkan tempat tersebut dan menikmati permainan domino itu. ♦ rik