EXPONTT.COM – Lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 dengan nama Raden Adjeng Kartini.
Mewarisi darah biru ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat seorang Bupati Jepara saat itu.
Ibunya bernama Ngasirah seorang selir yang berasal dari rakyat jelata. Menurut aturan feodal Jawa, Kartini wajib memanggil ibunya “Yu” atau“Mbakyu” yang memiliki arti kakak perempuan. Sedangkan, ibunya memanggil Kartini “Ndoro” panggilan untuk bangsawan Jawa. Jika ibunya lewat di depan Kartini, ia harus berjalan membungkuk.
Jika Kartini duduk di kursi, ibunya harus duduk di lantai. Kartini cuma boleh memanggil ibu kepada ibu tirinya, Raden Ayu Moeryam yang merupakan keturunan raja Madura.
Namun, Kartini benci dengan tata cara hidup feodal Jawa. Ia pun lebih suka dipanggil “Kartini” ketimbang “Raden Adjeng Kartini”.
Menurutnya, tidak ada yang lebih gila dan bodoh dari pada melihat orang yang membanggakan asal dan keturunannya.
Kartini pun membebaskan dirinya dari adat. Ia melarang adiknya berjalan jongkok, menyembah, menunduk, dan bersuara pelan saat berbicara dengannya.
Baca juga: Hari Ini Dalam Sejarah, Kapal Titanic Tenggelam di Samudra Atlantik