Pastor ‘Herder’ Dalam Pelukan Pastor Peter Payong

Pastor 'Herder' Dalam Pelukan Pastor Peter Payong

Di tengah hujatan, terutama kaum wanita, tiba-tiba saja salah satu facebooker memposting foto Herman Jumat Masan alias Herder, pembunuh kekasih dan dua anak hasil hubungan intim mereka, di wall facebook Nagekeo Bersatu.
Berita ini menjadi berita yang paling banyak dibaca oleh anggota forum Nagekeo Bersatu, dengan jumlah komentar mencapai 449 hingga Kamis (14 Februari 2013), untuk kurun waktu seminggu sejak berita ini diposting pemerhati sosial dan budaya Flores, Alfonsa Horeng.
Banyak kaum wanita, yang selama ini hanya aktif mencari info di Nagekeo Bersatu, ramai berkomentar dan menghujat pria tidak bertanggung jawab ‘Herder”.
Beberapa pastor yang mengaku teman dekat Herder mengatakan Herder juga datang menemui beberapa teman pastor dan mengungkapkan penyesalan mendalam atas peristiwa pembunuhan yang dia lakukan pada kekasihnya Merry Grace alias Yosephine Keredok Payong yang juga mantan suster.
Pada foto tampak ‘Herder’ dalam pelukan Pater Peter Payong SVD yang adalah paman Merry Grace. “Dua hari yang lalu, saya dan satu teman imam mendapat pelukan dan penyesalan yang sama dari Herman,” tulis salah seorang facebooker hari ini.
Herder membunuh Merry Grace pada 2002 saat Merry sedang menghamili anak kedua hasil hubungan special mereka. Anak pertama telah dibunuh pada 1999. Pembunuhan terjadi ketika Herder masih berstatus imam projo, pembina Tahun Orientasi Rohani frater-frater di Lela, Maumere. Sementara Merry Grace telah keluar biara SSpS pada tahun 1996. Herder baru keluar dari Imam Projo tahun 2006.
Kematian Merry Grace baru terungkap pada Januari 2013 setelah seorang wanita berinitial Sfi, yang mengaku kecewa karena cintanya dikianati, melaporkan kepada pihak kepolisian aksi pembunuhan sadis yang dilakukan kekasihnya bernama Herman Jumat Masan alias Herder.
Herder akhirnya mengaku telah membunuh Merry Grace, anak pertama hasil hubungan sex mereka, dan anak kedua yang masih dikandung wanita malang Merry Grace.
Herder, sarjana filsafat teologi itu berkenalan dengan Merry Grace sekitar tahun 1997. Keduanya kemudian bekerja di Desa Lela, Sikka, NTT. Mereka mengabdi di bidang kemanusiaan.
Sfi tahu mengenai pembunuhan dan tempat penguburannya karena Herder berulang kali membawanya berdoa di tempat tersebut. Sesuai kesaksian Sfi, saat berdoa di taman bunga itu Herder menyampaikan permohonan maaf berulang kali kepada Merry dan bayinya.
“Kami sudah tetapkan Herman Jumat Masan alias Herder sebagai tersangka. Alat bukti sudah kuat. Dia sudah mengakui perbuatannya,” kata Kasat Reskrim Polres Sika AKP Achmad. ♦ web