EXPONTT.COM – Tim kuasa hukum keluarga Almarhum Roy Herman Bolle Amalo (Roy Bolle), Paul Bethan meminta kuasa hukum Marten Konay Fransisco Bessi mengecek rekaman persidangan untuk mengetahui fakta persidangan.
Hal tersebut disampaikan Paul menanggapi pernyataan Fransisco Bessi yang menyebut dirinya menghayal dalam memaparkan fakta persidangan.
“Silakan dikroscek rekaman video persidangan melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Kupang, tidak perlu kebakaran jenggot atau menjadi baper berlebihan,” tegas kuasa hukum Almarhum Roy Bolle, Paul Bethan, Minggu, 17 Maret 2024.
Baca juga: Fransisco Bessi Sebut Paul Bethan Menghayal, “Bicara Itu Pakai Data”
Paul menyebut dugaan yang menyatakan adanya peran Fransisco Bessi dalam kasus meninggalnya Roy Bolle adalah hal yang wajar dan bukanlah hasil hayalan tim kuasa hukum namun berdasarkan fakta persidangan yang sudah berjalan, dimana para terdakwa dalam persidangan menyatakan ada komunikasi dengan Sisco Bessi sebelum kejadian, diantaranya, Sisco Bessi berkomunikasi dengan Marten Konay, Sisko menyuruh Marten Konay memberi nomornya ke Stevy Konay agar bisa berkomunikasi.
Kemudian Sisco juga beberapa kali berkomunikasi dengan para terdakwa sebelum kejadian pembunuhan berdasarkan keterangan para terdakwa dalam persidangan tanggal 4 maret 2024.
Serta Keterangan terdakwa Maryanto Labura (orang yang membonceng Matheos Alang yang merupakan pelaku penusukan Roy Bolle) mengaku berkomunikasi dengan Sisco Bessi sebelum ke lokasi kejadian depan Unkris dan mengaku disuruh Sisco Bessi untuk ke lokasi kejadian.
Dirinya menyebut, dugaan adanya keterlibatan Sisco Besse ini bukan baru diungkapkan oleh tim kuasa hukum keluarga korban.
“Dari awal sampai sekarang kami konsisten bahwa kuat dugaan kami, Sisco pasti berkomunikasi dengan kliennya terkait permasalahan ini. Karena jelas dalam video sebelum perdebatan saya dan terdakwa Stevy Konay, ada pernyataan dari saksi Dedy Magang dan Weni Pandu yang menyebut bahwa pengacara Marten Konay dan Ferdinand Konay akan datang ke lokasi depan Unkris,” jelas Paul.
Dari pernyataan Dedy Magang dan Weni Pandu itulah, lanjut Paul, dirinya menduga Sisco Bessi mengetahui bahwa ada pergerakan massa.
“Wajar jika kami patut menduga Sisco tahu bahwa ada pergerakan massa karena kedatangan Deddy Magang dan Weni Pandu bersamaan dengan gerombolan yang melakukan pengejaran terhadap kami yang berujung pada pembunuhan tragis terhadap Roy Bolle” ucap Paul.
Sebelumnya dalam konferensi pers pada Jumat 15 Maret 2024, Sisco menyatakan tidak tahu kejadian pada 15 September 2023, dirinya mengaku sedang ada rapat di sebuah hotel di Kota Kupang saat kala itu. Ia juga mengaku ditelpon sebanyak dua kali oleh Marten Konay namun tidak dijawabnya. Ia juga tidak mengetahui adanya pergerakan massa di lokasi kejadian. “Orang-orang itu saya tidak tahu dari mana, karena saya ada urusan lain,” jelas Sisco.
Bantahan Sisco Bessi tersebut menurut Paul Bethan berbanding terbalik dengan keterangan para terdakwa di persidangan yang mengaku adanya komunikasi antara Sisco dan Marten Konay serta antara Sisco dengan beberapa terdakwa lainnya. Termasuk dalam keterangan Maryanto Labura yang mengaku ke lokasi karena Sisco yang menyuruh dan karena Sisco sebagai pengacara yang menyuruh makanya dia merasa aman saja ke lokasi.