Bupati Kupang letakan batu pertama pembangunan Gereja Samaria Noelbaki

Bupati Kupang Ayub Titu Eki Meletakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja Samaria Noelbaki
Bupati Kupang Ayub Titu Eki Meletakkan Batu Pertama Pembangunan Gereja Samaria Noelbaki

GEDUNG gereja merupakan tempat untuk kita bersekutu, memuji dan menyembah Tuhan secara korporat agar nama Tuhan dimuliakan. Peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja Jemaat Samaria merupakan momentum iman jemaat untuk mewujudkan berdirinya rumah ibadat yang permanen di jemaat ini. Demikian pernyataan Bupati Kupang Ayub Titu Eki saat memberikan sambutan pada Acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung gereja Jemaat Samaria Noelbaki, Minggu 25 Oktober 2015.
Turut hadir pada acara peletakan batu pertama tersebut Wakil ketua DPRD NTT Nelson Matara, Ketua Badan Kehormatan DPRD Kab. Kupang Soleman Dethan, Ketua Majelis Sinode Terpilih Periode 2015-2019 Pdt. Merry LL. Kolimon. Acara Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja Samaria tersebut ditandai dengan ibadah bersama yang dipimpin oleh Sekretaris Umum Sinode GMIT Pdt. Benyamin Naraulu.
Bupati Kupang Ayub Titu Eki menambahkan membangun rumah Tuhan bukan sekedar membangun secara fisik saja melainkan juga membangun secara rohani melalui iman Jemaat itu sendiri, lewat persekutuan yang intim dengan Tuhan baik itu melalui pembacaan firman setiap hari maupun ibadah/persekutuan bersama. Titu Eki menyatakan pembangunan gedung gereja yang megah perlu juga diimbangi dengan pembangunan iman yang kokoh sehingga persoalan dan permasalahan yang terjadi dalam menjalani kehidupan dapat dihadapi dengan baik.
“Dengan cara Tuhan gedung gereja ini pasti dapat berdiri dan diselesaikan, namun saya mengharapkan semangat kebersamaan jemaat harus terus dijaga terutama pembangunan iman yang kokoh perlu ditingkatkan mengingat kehidupan dan iman kita merupakan surat hidup terbuka dan menjadi kesaksian bagi banyak orang,” ungkap Bupati Kupang Periode 2009-2019 tesebut.
Dirinya mencontohkan ada jemaat yang berhasil membangun gedung-gedung gereja yang megah namun dalam perjalanannya justru jemaatnya terpecah-pecah karena konflik yang terjadi ditengah-tengah jemaat.
Anggota DPRD Kabupaten Kupang Soleman Dethan yang juga adalah tokoh masyarakat Kupang Tengah mengatakan bahwa kebersamaan yang telah dibangun oleh jemaat Samaria menjadi kekuatan bersama dalam membangun gedung gereja ini. Dikatakan, kebersamaan yang telah terbangun selama ini tidak boleh rusak jika menemui persoalan atau perbedaan dalam penyelesaian pembangunan gedung gereja ini.
“Bangun komunikasi yang baik diantara jemaat dan panitia, jika menemui kendala silahkan duduk bersama dan tenangkan diri sejenak sehingga tujuan akhir pembangunan rumah Tuhan ini dapat terwujud dengan baik,” ungkap Anggota DPRD Kabupaten Kupang Periode 2014-2019 tersebut. Dirinya mengharapkan pembangunan gedung yang megah ini harus diiringi juga dengan pertumbuhan rohani/iman jemaat Samaria sehingga gedung yang megah beriringan dengan kehidupan jemaat yang lebih baik.
Ketua Panitia Pembangunan Pdt. Eemeritus Biaf dalam laporannya mengatakan gedung Gereja Samaria Tarus akan dibangun dalam 5 tahap dengan jangka waktu 10 tahun yaitu tahap persiapan lokasi, pemasangan tembok, pasangan tiang  dan cor lantai 2, pemasangan atap, tembok, kusen, listrik dan tahap terakhir pembangunan menara, pemasangan keramik dan palfon dengan anggaran sebesar Rp. 3. 870.000. Biaf menambahkan bahwa gedung Gereja ini dibangun 2 lantai dengan luas bangunan 480 m2 meliputi Gedung 34×12 m dan balkon ukuran 12×6 meter. ♦ humas kab kupang