Lahan Pertanian Tertimbun Longsor, Warga Desa Tunbaun Kabupaten Kupang Terancam Kelaparan

Longsor di Desa Tunbaun, Kabupaten Kupang

EXPONTT.COM – 301 warga RT 30 RW 14 Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur terancam mengalami kelaparan tahun ini.

Hal ini disebabkan lahan pertanian yang ditanami jagung, ubi, kelapa dan pisang ikut tertimbun tanah longsor yang menerjang wilayahnya pasca dihantam siklon seroja.

Tidak hanya lahan pertanian, hujan dan angin kencang yang terjadi sejak Minggu 4 April 2021 lalu mengakibatkan longsor menghancurkan rumah warga.

Camat Amarasi Barat, Kornelis Nenoharan menyebut, ada 13 rumah yang rusak akibat longsor dan tidak bisa dihuni lagi. Akibatnya saat ini seluruh warga diungsikan sementara ke Gereja Siloam Batuna Tunbaun.

Baca juga:  The Palace Jeweler Resmi Hadir di Lippo Plaza Kupang, Tempatnya Perhiasan Standar Internasional

“Sudah lima hari ini warga tidur di gereja. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian juga belum dipastikan, karena masih sementara didata dan terus bertambah. Bantuan juga sudah dari beberapa orang, seperti ketua DPRD NTT dan perorangan dari Jakarta maupun Kalimantan,” ujar Kornelis, Senin 12 April 2021.

Baca juga: SMPK Frateran Ndao Laksanakan US atau USP Bagi Peserta Didik Kelas IX Akhir April 2021

Kornelis juga telah membahas rencana relokasi bersama warga yang terdampak. Menurutnya, tempat relokasi telah disediakan.

“Untuk relokasi kami sudah omong bersama tadi malam dan sudah disepakati keluarga antar keluarga, sehingga tempat relokasi sudah ada tinggal tiga kepala keluarga yang belum dapat lokasi, namun akan diusahakan,” jelas Kornelis.

Baca juga:  Sambut PON 2028 NTT-NTB, Stadion Bertaraf Nasional Akan Dibangun di Penkase Oeleta

Sementara Nita Tameno, warga yang terdampak longsor tersebut menceritakan, sejak Minggu 4 April 2021 malam, hujan disertai angin melanda.

Mereka mulai panik karena terpaan angin makin kencang, sehingga memilih untuk menyelamatkan diri bersama anak-anaknya.

“Mulai jam 10 malam, adik panggil kami dan beritahukan bahwa jalan depan mulai retak-retak sehingga kami harus keluar dari rumah, cari tempat yang lebih aman,” terangnya, Selasa 12 April 2021.

Baca juga: Pasca Badai Seroja, Pulau Baru Muncul di Rote, Warga: Namanya Pulau Paskah

Menurut Nita, saat keluar dari rumah angin semakin kencang. Dia mengambil selembar spanduk lalu melindungi anak-anaknya dari derasnya hujan, sambil berlari mencari selamat di gereja.

Baca juga:  Ikhsan Darwis Soroti Persoalan Sampah dan Banjir di Kelurahan Oesapa

Yang bisa diselamatkan hanya satu buah kasur, serta beberapa potong pakaian anak mereka namun harus dicari dibawa lumpur. Sementara barang-barang lain seperti peralatan dapur, hancur tertimbun longsor.

“Saya tidak bawa apa-apa, hanya pakaian di badan karena rumah kami terbelah jadi dua. Longsor juga timbun rumah kami sebagian, sehingga paginya angin reda baru saya kembali untuk cari pakaian anak-anak di kamar depan, tapi puji Tuhan kami semua selamat,” jelasnya.